Wednesday 28 July 2010

Tanpa Denting

Dian beranjak, mengantar gelap penuh seluruh
pekak tanpa rasa
rindu menggerimis...
aku kuyup
rinduku sepi, tanpa denting....

Tuesday 27 July 2010

Fakta Unik di Balik Tewasnya JF Kennedy dan Lincoln

JF. Kennedy
Beberapa waktu lalu saat membaca sejumlah buku, saya menemukan beberapa informasi yang menurut saya sangat menarik. Ini tentang kesamaan yang dramatis dari konstruksi hidup dua Presiden Amerika, beda lokasi, beda generasi, tapi satu cerita. Adalah Abraham Lincoln dan John Fitzgerald Kennedy. Yang pertama terpilih Presiden AS pada tahun 1860 dan yang kedua terpilih pada abad berikutnya tahun 1960. Sama-sama terpilih sebagai Presiden AS setelah bergulat di kongres selama 14 tahun. Lincoln memulainya pada tahun 1846 dan Kennedy pada abad berikutnya, tahun 1946.
Fakta selanjutnya, bahwa kedua Presiden tersebut juga tewas dengan cara yang sama. Yapz, terbunuh. Keduanya terbunuh pada hari Jumat, tepat di samping istri masing-masing. Terbunuh dengan cara yang sama pula, tewas dengan sebutir timah panas yang ditembakkan dari arah belakang. Sungguh mengenaskan. Lincoln terbunuh di Ford's Theater sedang Kennedy ketika mengendarai mobil Lincoln dengan kap terbuka buatan Ford Motor Company. Lincoln tertembak di teater dan pembunuhnya bersembunyi di gudang. Kennedy tertembak dari sebuah gudang dan pembunuhnya bersembunyi di teater. Belakangan diketahui pembunuh keduanya juga berasal dari wilayah yang sama, wilayah selatan yang dikenal memiliki pandangan ekstrim. Pembunuh Lincoln bernama John Wilkes Booth dilahirkan pada tahun 1839, sedangkan Lee Harvey Oswald, si Pembunuh Kennedy dilahirkan pada tahun 1939, seratus tahun kemudian. Hidup keduanya pun berakhir sama, terbunuh sebelum sempat diadili.
Sepanjang sejarah pemerintahan kedua Presiden beda masa tersebut, dikenal sangat peduli pada hak-hak sipil, terutama untuk orang negro. Sejarah juga mencatat bahwa selama mendiami gedung putih, keduanya juga sama – sama kehilangan seorang anak laki-laki. Fakta lain menyebutkan, seminggu sebelum Lincoln tertembak, dia berada di Monroe, Maryland. Bagaimana dengan Kennedy? Seminggu sebelum tewas tertembak, dia bersama Marilyn Monroe. Lalu sehari sebelum kejadian nahas tersebut, kedua sekretaris masing-masing telah menyarankan kepada Presidennya masing-masing agar tidak menghadiri acara namun keduanya menolak. Dan jadilah acara tersebut sebagai tempat keduanya meregang nyawa. Hampir terlupa, nama depan sekretaris pribadi Lincoln adalah John, sedangkan nama belakang sekretaris pribadi Kennedy adalah Lincoln. Sungguh mencenangkan!
Tidak berakhir sampai disini, kekosongan jabatan Presiden secara langsung mengukuhkan Wakil Presiden terpilih untuk mengisi posisi tersebut. Dan lagi-lagi, keduanya digantikan oleh wakil presiden yang bernama Johnson sama –sama anggota partai demokrat dari selatan dan mantan senator. Pengganti Lincoln bernama Andrew Johnson yang lahir pada tahun 1808 sedangkan pengganti Kennedy bernama Lyndon Johnson yang lahir tahun 1908, tepat seratus tahun kemudian.
Wow, saya benar-benar dibuat terbengong-bengong saat pertama kali mengetahui fakta-fakta ini. Anda?? Bingung??? Kagum??? Ckckck, sungguh Maha Besar Sang Pencipta dengan semua rahasia di balik setiap perkaranya. Subhanallah…

Friday 23 July 2010

Saya Tidak Gila!

Pagi tadi tidak sengaja saya melihat TV, “Apa Kabar Indonesia Pagi”-TVOne. Hm, makin banyak saja orang dipasung di negeri ini, katanya mereka gila. Sungguh terlalu, ckckkck. Entah alasan pembenar atau memang hanya itu satu-satunya penyelesaian . Hm, entahlah. Bukan itu yang ingin saya bicarakan. Saya tertarik pada defenisi gila.
Sebenarnya gila itu apa? Saya lalu mendatangi mbah google, dan mengobrak- abrik brankas file-nya. Masuk kamar om Wiki, saya menemukan defenisi gila sebagai “Gila (Inggris: insanity atau madness), adalah istilah umum tentang gangguan jiwa yang parah. Secara historis, konsep ini telah digunakan dalam berbagai cara. Di lingkungan dunia medis lebih sering digunakan istilah gangguan jiwa”. Hampir sama dengan kata Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang ini, bahwa gila adalah sakit ingatan (kurang beres ingatannya); sakit jiwa (sarafnya terganggu atau pikirannya tidak normal), tidak biasa, terlanda perasaan sangat suka (gemar, asik, cinta, kasih sayang).
Masuk ruang psikiatri, saya menemukan hal yang lain. Bunyinya begini “Menurut Psikiatri, sebenarnya istilah gila itu tidak ada. Kata gila itu hanya pemberian nama oleh masyarakat. Padahal gila itu sendiri adalah suatu tahapan atau tingkatan stress yang sudah akut. Atau seseorang yang sudah mengalami depresi berat, sehingga ia tidak lagi bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang berupa khayalan atau impian”. Nah loh, berarti semua berpotensi gila dungz. Secara, setiap manusia punya bakat stres masing-masing. Dah dibagi-bagi sama Pencipta waktu ditiupkan roh di alam rahim. Tantangannya sekarang bagaimana mengolah potensi or bakat itu agar tidak akut alias parah.
Ternyata banyak juga yang membahas “gila”, bukan Cuma di rumah mbah google, bahkan Seorang Psikiater yang pernah mengalami kegilaan menuliskan pengalaman hidupnya itu dalam buku Memoar Seorang Psikiater - Aku Sadar Diriku Gila. Adalah Dr. Kay Redfield Jamison, seorang profesor ahli psikiatri di Fakultas Kedokteran John Hopkins University pernah mengalami sendiri kegilaan yang dalam dunia psikiatri disebut sebagai penyakit manis-depresi. Nah loh, orang gila jadi professor? Kalau professor jadi gila mah sering dengar tapi justru orang gila jadi professor, ckckckckkk. Sebenarnya bukan begitu tapi selama menempuh kariernya dalam dunia kedokteran akademis ia pernah mengalami depresi parah yang juga diderita banyak pasiennya. Hebat kan?! Yang tertarik boleh cari bukunya.
Back to focus, secara umum pandangan tentang gila disebutkan sebagai "Melakukan sesuatu di luar kewajaran, di luar apa yang menjadi kebiasaan, norma, atau aturan orang kebanyakan". Muncul masalah, tidak semua aturan, norma dan kebiasaan yang dianggap benar oleh orang kebanyakan atau istilahnya “yang mayoritas itu yang benar”. Makanya saya tertarik menulis ini.
Di luar sana orang-orang terlalu pandai mengklasifikasikan kondisi mental dengan mengatakan gila,. Sama dengan saya ketika kecil dulu. Tapi makin kesini, saya sadar bahwa ruang nalar saya waktu itu masih terlalu hijau. Saya menemukan, sebuah kondisi kegilaan diklasifikasikan sebagai gila sebenarnya terjadi karena pikiran kita tidak mampu menjangkau pikiran orang lain yang dianggap gila, pikiran (orang gila) terhadap sesuatu yang berbeda dengan kebanyakan. Kondisi berbeda dengan kebanyakan ini memunculkan dua hal. Pertama, karena merasa benar alias normal alias termasuk orang kebanyakan dan menganggap orang gila karena hal sepele tidak tahu. Kondisi kedua, karena merasa benar dan tidak mau dikatakan bodoh, dengan kecerdasan di bawah, ia kemudian men-judge orang lain gila.
Apa sebenarnya gila? Saya akan membicarai gila sebagai sebuah sistem nilai dari sudut pandang pribadi, lebih berat pada bahasan konsep kedua. Menurut saya, gila jenis ini bukan keadaan tidak waras yang dialami seseorang. Justru seseorang itu (sebut saja si A) berada di taraf kesadaran paling tinggi yang dimilikinya. Ia mampu mengkaji hal kecil menjadi hal yang teramat bermakna. Lalu saat si A mulai berfikir, mengesampingkan semua indera yang dimiliki, benar-benar mencurahkan segenap kemampuannya untuk berfikir hingga batas terjauh yang dimiliki. Orang lain malah beranggapan bahwa A sudah gila. Padahal A hanya sedang bermain dengan kepuasan yang ia dapatkan dari pengkajian dan penghubungan hal yang satu dengan yang lain.
Dari sudut pandangnya, dunia tetap sama tetapi hanya mencari esensi kehidupan yang sebenarnya dalam kemampuan nalarnya, mencoba menelanjangi nurani dan memperkosa logika dalam rasionya. Tidak ada yang salah.
Si A hanya terlepas dari dunia nyata (dunia kita) sejenak dan bermain utuh dalam utophianya (alam sadarnya, sengaja terasing dari dunia nyata), menyelam dalam alam fikirnya, bercengkrama dengan partikel-partikel keterasingan yang dicoba tuk dijawab. Dan secara bersamaan dunia mevonis “inilah orang gila itu” yang bicara sembrawut, berkomentar amburadul padahal dunia hanya tak mampu mnegikuti alur pikiran yang dibuat “orang gila” tersebut. Adalah sia-sia dalam anggapan dunia jika mengikuti cara dan pola pikirnya.
Seperti ketika sedang menulis, anggap saja saya dan mungkin beberapa dari anda yang juga mengalami hal tersebut, yang dianggap gila saat sedang dalam konsentrasi taraf tinggi (menurut saya). Terserah, ingin mendefenisikan tulisan ini sebagai opini atau pembelaan diri. Tapi saya merasa, ketika memutuskan untuk mulai menulis dan koherensi ide dan kecepatan jemari sudah padu, maka secara cepat dunia luar akan mengabur. Dunia ide menjadi satu-satunya hal yang menarik, dan memang ada kepuasan terbesar saat benang kusut terurai sempurna. Apa saat kita merasakan kepuasan terbesar, orang lain akan selalu bisa memahami perasaan itu? Tidak, hanya segelintir orang yang mengerti dan memahami, sisanya hanya memaklumi. Dan muncullah celah vonis bahwa “DIA GILA!!”
Biasanya akan muncul celetukan seperti ini “Biarkan saja, orang gila sedang berfilsafat!”. Whats?? Filsafat??!! Sepertinya harus diluruskan. Setahu saya tidak semua berfikir adalah filsafat. Kategori filsafat berada di berfikir tingkat tinggi, yang biasanya dilakukan oleh orang-orang yang bijaksana. Saya?? Sama sekali tidak sedang berfikir tingkat tinggi, juga bukan alias tidak sama dengan orang yang bijaksana. Bermain dengan dunia ide hanya bagian berfikir taraf bawah yang mencoba menelaah, mendatangi palung pikiran paling dalam semampu dangkalnya akal yang dimiliki.
Celah vonis “DIA GILA!!” hampir akan selalu muncul karena kepuasan itu parsial. Hanya dirasai oleh mereka yang mampu memahaminya. Sedang bagi sisanya, fase itu sulit dijangkau. Keterbatasan nalar menuntut mereka untuk mengatakan bahwa mereka normal dan si pemikirlah yang gila. Menurut saya, seharusnya yang gila adalah mereka yang sedang berfikir tapi tidak dapat keluar dari lingkaran pikirannya. Ia terpasung dan stagnan di tempat yang itu - itu juga. Berpikir, ter-isolir dari dunia nyata dan asyik bercengkrama dengan ide pribadi lalu tidak menemukan jalan pulang, menemukan pangkal tetapi tidak bisa mencapai ujungnya. Sederhananya, ia terkurung. Berada dalam sebuah ruangan lalu terkunci. Untuk keluar ia butuh kunci. Kesimpulannya untuk berjaga-jaga agar tidak sampai terkurung setiap dari kita harus memiliki kunci sendiri. Jadi ia bisa keluar kapanpun ia mau. Dan saya punya kunci itu, jadi bisa dikatakan dengan jelas bahwa “Saya Tidak Gila”.
Kondisi terparah adalah ketika seseorang terkurung, ada kunci tetapi dia berada pada ruang dengan pintu yang memang hanya bisa terbuka dari luar maka tamat sudah. Ini kegilaan berkepanjangan. Kecuali ada orang lain yang tahu letak ruangan itu dan memiliki kunci serep untuk membukanya. Dan saya yakin, bukan termasuk golongan ini. Apa setelah membaca ini anda masih jenis manusia peng-vonis “DIA GILA!!”? Hm, jika iya berarti anda sudah gila. Albert Einstein mengatakannya dengan jelas bahwa “gila adalah melakukan hal yang sama tetapi mengharapkan hasil yang berbeda”. Karenanya mulailah melihat sesuatu dari sudut pandang yang lain, kawan. So, termasuk dimanakah anda??^^

Thursday 22 July 2010

Curhat Ala Orang Stress

Pusing garap laporan pertanggungjawaban kantor, tiba-tiba datang saja ide ini. Yah, adaptasi dari game ringan sejumlah PC lah. Dan meluncurlah jari-jari ini, beselancar dengan puasnya di tuts keyboard dan monitor yang sedang janjian dengan akun Facebook-nya Asriani Amir. Tidak butuh banyak waktu dan bergantilah status fb yg lama dengan status baru sbb: ‎

“4 org mo k pulo (anggp sy, tia, anif sma yu), unt nyampe sebrang Tia Hayar buth 1 mnt, sy 2 mnt, Nur Anifah 5, Elye Syamsiani 10 mnt(maklum jompo). hihi. aturnx, hnya bleh 2 org nyebrang sma2, cuaca gelap, hax ada 1 senter, so 2 org pegi, 1nya msti blek lgi. misal tia ma anif dlu yg nybrang, waktux jd 5 mnt (ambl yg tr...lma). brpa waktu plg singkt qt bs nyebrang smua. ^^”

Bingung juga saya kenapa tiba2 pas, lalu,,,, komen demi komen meluncur…………..

Elye Syamsiani
kurang asem kow'e blangi qt bgto...
ehm.. mancing ngana'e..
okay..!
Erixon Parluhutan
Kalo dah mlm tu enakan tidur drpd ngitung2 ga karuan.. Otak dah cape ni.. Hehe
Asriani Amir
k ely, ayuh lah,, hehhehe
kk asuh, dak pke hitung2ji k, d liat2 sj. ^^
Erixon Parluhutan
Sama aj.. Tetap bkin pening.. Hehe
Kalo ga mw rep0t, minta jwbanx ma org yg bkin s0al.. Praktis n ga pake lama. :p
Asriani Amir
aih,, aiah,,, cuba2 dlo dungz k.
Andi Kumala Dewi Salahuddin
Hahahahaha..... Lucunya....!!!! =)
Hmmmm...., coba2 menjawab yaa... (5+1) + (2+1) + 10 = 19 menit
Bagaimana kak Aci, betul ji...?? Hehehehe.... ^_^
Asriani Amir
masih ada yg lbih singkat mala, smangat2 cari yg paling cepat, heheh
Andi Kumala Dewi Salahuddin
Hmmm.... bagaimana yaa...??? :-?
Bagaimana kalo utk Kak Ely ndak usah menyebrang krn kata'y ombak lg kencang, jadwal fery sdg ndak jelas... So, hemat waktu 10 menit menjadi 9 menit saja... Hehehehe.... ;))

* Piss Kak Ely... ^_^
Erixon Parluhutan
Kalo perahux pke mesin pasti 5 menit dah nyampe.. Lagian, ade kayak ga da krjaan aj, maen2 k pulau pas cuaca gelap.. Bkanx bw bekal, malah bw senter, cuma 1 pula.. Aneh2 aj.
Xixixi (ga bs jwb mkx pr0tes)
Nur Anifah
haha.... Ada gamesnya dulu ini sring d maenin d barak... Tinggali mi sj k'ely... Lama skali... Wkwk...
Asriani Amir
hahahhahahahahahhahahahahahahahhhhh, k elyyy bukan sy yg bilang. mala nagh. hihihi
kk asuh' : bah, cobalah dlo,,
Asriani Amir
nipeh: iya ada mmg, tp berhub sy lg dak ada kerjaan, ojeknya kyknya seru. xixixixixixiii, manami yg mpunya pulo. oh, ada yg hlg ceritanya itu, qt mo k pulo slamatkan dg adit dari kelaparan. wakakakkakakkk
Erixon Parluhutan
Ketahuan deh kalo d kelas cm tdur2an.. Hehe
Jwbnx 24 menit y..?
Asriani Amir

whahahhah,, koq lma skali k'? nnt kena badai baru. cikikikikkk,, (untung so purna, d kampus ngakak, besok d cari d pengkadern, kena usil, good bye dah, ^^)
Andi Kumala Dewi Salahuddin
Iiih gang.... Kak Ely ji yg bilang begitu di pesan dinding'y...!!! Saya cmn coba ji jawab pertanyaan ta' & mencocokkan dgn 'statmentnya' Kak Ely...!!! Hehehehehe.... =P

* Coba ki' lihat wall'y Kak Ely... ;))
Erixon Parluhutan
Biarin aj kna badai.. Dah tw cuaca buruk, msh aj maen2 k pulo.. Biar tw rasa!! Hehe
Kalo gtu 18 menit d0nk..
Btw, k2 ga usil kan wkt pngkaderan?? :p
Asriani Amir
mala: kodong, manare mi itu org pulo, gappai na kena tojengmi badai. ckckckkckk, berdoaka dlu sy. ^^
k asuh: hm, so nyanda tau qt spa yg usil, so sama smua.
Erixon Parluhutan
Nyanda kote'.. Kiapa s0 ng0ni blg pakita samua sama?? Tegaaa.. :D
Ya maap kalo gtu.. :p
Halah, wkt tdur k2 jd brkurang gr2 nyari jwbn yg albert einstein pun ga bs jawab.. Hehe
Mt tdur y ade kader. Mdh2n jwbnx nnti kluar d mimpi. :)
Andi Kumala Dewi Salahuddin
‎>> Kak Aci : Jadi bagaimana jawaban'y yg benar...??? Tanpa mengorbankan Kak Ely...?!! Hehehehe.... ^_^
>> Kak Ely sayang : Jangan marah yaa.... Tia pasti takkan tega meninggalkanmu seorang diri meski harus bolak-balik ke pulau demi menerangi jalanmu dgn senter'y...!!!
Asriani Amir
aizzz, masa' menyerah??
Tia Hayar
cilong; sya cuma btuh 12 mnit ut menyebrangkan kalian smua.........hebat ka to........... kwkwkwkwk.....
k'ely: sya orgx nda tegaan.....makanya sya usahan scepat mngkin pergerakanx supaya nda trlalu lama ki d sebrang..............
Elye Syamsiani
haahhahaaa.. Mkash2, tp Nda perlu rpot2 nyebrngkan sya. Sya dah tdur nyenyak drmah smlam.. Wkwkwk
Tia Hayar
na memang smalam sya sudh ksi menyebrang ki, pas lg nyenyak tdur.......hahahahaha
Elye Syamsiani
‎@ Acilong :17 menit aja ya ci... sesuai dengan angktan qta TUJUHBELAS.

@ tia : GUBRAAKKKKK !!!

@ mala : ehem.. ...

@ anif : tegaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !!!
Asriani Amir
wakakakkakakkk, smuanya akhirnya dtg. Z mo tanya dlu satu2 anif, whats ur answr? Tia, why 12? K ely, r u sure?? Mala, sbar yah, konfrensi persnya hbs ini.
Tia Hayar
cilong: sya pke rumus einsthiya............kwkwkwk........
Elye Syamsiani
sangat syuuurrmaka ini..
Andi Supriadi Sstp
jokkami seng xixixixii
Asriani Amir
tia=+ k ely> hallaaaaaa bagayanya brapa jwbnnya bede. masa, dak bsa. heheheheh
dg adi> hahahahha,, iyo bah. jokka batul ini. btw, ada sumbangan jwban dak?? ^^
Elye Syamsiani
beh.. sdah djwbmi. sambarang lg caritamu.
blang saja klo btulmi jwbnx siapa.. klo msh slah ksh kluwr jwbnnya..
klo blum puas.. bw itu prtanyaan di mukanya hitler sana.
Nur Anifah
wooyyy... Ibarat nasi padang, basi mi aci... Jwb mi cpat.....

Asriani Amir
astajim, k ely nelpon sumpah2in laporan bop-q dak bakal acc klo dak q jawab. ckckkckckckkk, iyah ine ple jwabannya.

dalam misi penyelamatan dg adit d pulo yg pertama nyebrang tuw armadanya kabayan, tia sma sya (2 menit), tia plg jemput armada castela(1 menit), tia turun armada castela berangkat, anif + nenek jompo (10 menit), sampe diseberang ... castela turun, z plag jemput tia, kasian banyak drakula d seberang (2 menit), setelah itu bersama2 lah kami armada kabayan dengan penuh pengorbanan, cinta dan damai kembali k pulo (2 menit).
akumulasi waktu= 2+1+10+2+2=17 (angkatan 17 gitu loh)
wakakakkakakakakakakkakakkkkk, adami yg marah d bikin ta' gantung seharian.
jreng,,,,jreng,,,jreng,,,, hihi

Elye Syamsiani
susahnya lg mw ksh bnar jwban. dasarrr !!! dia ngata2i dlo.. bru bkin dongkol.. bru nda mw ksh bnar jwban.. dia jlaskn pi sndri bru puas.. dasarrrr !!!

Laen x klo setrezzz ngurusin Laporan jngan bkin mcem bgini dodollll.. Laen x...

smangadh yaa buat laporannya.. dsumpahin tu laporan cpat klar en boz ngasih jempol.. ok sizta...
Asriani Amir
hahahhahahahhhh,,, sip,,,sip,,,, tapi mantap ceritanya toh. HeHEEeee,, jd mo tulis d blogq. wakakakkakakkkakakkakakakk. mau aahhh,,
Elye Syamsiani
calleda'mu.. jabemu.. ero'2 mu... preeett !!
Andi Supriadi Sstp
kalo bisa yg balik 1 it nantix cr senter dl buat yg lainx biar bs nyebrg cpt smuax or carik aa' ojek buat ngejmput mreka hehehe
Asriani Amir
k' ely> wakakkakakakakkakakakkkkkkkk,,,
dg> qt mo sj jd pang-ojek-nya boz, skalian ojek sentermi. cikikikikikikkkk

*^^*
Akhirrnya cerita berakhir, upaya penyelamatan telah dilaksanakan, dan stressku sedikit hilang. Hufhtttt,,, dah agak ringan, laporan lanjut,,,,, angka-angka itu sudah berlompat-lompat ria menungguku. Ckckkckckckckk,,
Ini Memang Curhat Ala Orang Stress.

aci_cz

Friday 16 July 2010

Absurditas

Hidup terus berjalan, dan aku mulai bosan. Seperti garis lurus, berpangkal pada sebuah titik dan berakhir pada titik yang lain. Pangkalnya ada kelahiran dan ujungnya adalah kematian. Terlepas itu kematian secara harfiah atau justru kematian jiwa, sesuatu yang kita sebut soul! Tapi aku mulai bosan. Semuanya terlalu monoton. Sangat absonan jika kita hanya menganggap hal itu sebagai ketentuan yang memang harus dijalani.
Kita memilih hidup, menjalani hidup dan berkolaborasi dengannya, entah dengan lebih banyak tawa atau lebih banyak air mata. Di usiaku sekarang, aku beranggapan hidup hanya sekedar jerat yang terkemuflase oleh hiruk-pikuk keduniawian. Aku merasa belum melakukan banyak hal, dan aku tidak mau itu. Kelak, aku ingin dikenang dengan pemikiran dan terobosan yang telah kulakukan. Tetapi dengan begini, hidup hanya sekedar jajaran rutinitas yang perlahan mengusik hingga sangat memuakkan. Semua yang terjadi hanya keseharian yang itu-itu saja. Statis dan monoton. Menyebalkan!!! Aku benar-benar mati, bermain, menikmati hidup dan tidak pernah sadar telah dipermainkan oleh hidup.
Tantangan, aku ingin hidup dengan tantangan dan menaklukkannya, seperti layaknya Sisifus. Mungkin terdengar aneh, tapi bukankah menyenangkan ketika adrenalin terpacu dan semua kepogahan materil itu bertekuk lutut di bawah kakimu. Kupikir kaupun akan menikmati nuansa semacam itu. Semacam euforia yang mengekor di setiap langkahmu. Ada rasa yang begitu besar menyuruhku menemukan itu. Sesuatu yang baru, sesuatu yang bisa memeras otakku, menguras keringatku. Sesuatu yang tidak ku tahu pasti tapi aku begitu menginginkannya. Teramat sangat hingga menjejaliku dengan sesuatu yang terasa begitu menekan. Sesuatu yang berbeda. Ini absurd!! Aku merasa, aku sedang ditunggu untuk sebuah perjalanan, ya.... perjalanan. Sesuatu yang tidak bisa kulukiskan tapi begitu menginginkannya. Mungkin, perjalanan itu, perjalanan menemukan diriku yang sebenarnya. Aku sungguh tidak tahu apa yang kucari tapi desakan itu sangat kuat. Sesuatu yang bisa melawan semua kebencian, kesesakan dan pikiran-pikiran brutalku. Sungguh entah rasa apa yang begitu sesak di dadaku saat ini. Mataku masih terlalu kabur, juga hatiku masih terlalu labil kurasa.
Hm, mungkin bias dibilang, aku mencari matahari, hangat yang menuntunku pada cahaya. Sesuatu yang tidak absurd, tidak absonan, sesuatu yang nyata dan sangat meyakinkan. Aku begitu ingin tahu banyak hal, tahu banyak tentang absurditas prilaku, sesuatu yang begitu... ya... semacamnya. Rasa-rasanya setiap mili darahku penuh adrenalin yang meletup-letup.

Sajak Mati

sajak mati
diaminkan kamboja-kamboja makam
cekam..dingin.. dan.. diam.
pergi bersama gerimis senja dalam bungkam,,,,

Pemimpin Harapan

Fase kehidupan selalu berubah atau berganti. Bermetamorfosa hingga mencapai fase paling sempurnanya. Setiap dari kita selalu mencoba untuk mencapai fase kepuasan tertentu. Walau tanpa sadar, dalam perjalanan itu kita menjatuhkan berbagai atau sedemikian banyaknya rival. Awalnya, setiap dari kita memiliki keinginan, harapan untuk percapaian keinginan terbaik. Karena kesamaan tujuan yang hanya bisa meloloskan satu, setiap dari kita menjadi rival bagi orang lain. Yang menang, dialah yang berkuasa.
Sama ketika seseorang menginginkan suatu jabatan. Egoisme personalnya menjadi motivator terbesar untuk mencapai hal itu. Pemimpin!!! Bukan kata yang langka, dan justru sangat sering terperangkap tanpa sengaja dalam rongga pendengaran kita. Tetapi awamnya ia di telinga, tidak semudah ketika kita mencarinya dalam kotak bernama semesta. Sangat sulit untuk menemukan pemimpin yang kita mau. Anggapan kita, mereka adalah person yang selalu identik dengan perintah dan kewibawaan. Mereka yang menduduki jabatan tersebut selalu dituntut untuk menjadi orang paling bijaksana. 
Kenyataannya, hal itu menjadi poin penting yang tidak boleh terlupa, dan perlahan berubah dan menguatkan posisi sebagai syarat mutlak pengakuan menjadi seorang pemimpin. Individu dengan kapabilitas yang jauh dari title bijaksana, tidak akan mencuat dan dan mendapat legalitas publik.
Seorang pemimpin selalu dituntut untuk bijaksana, meski secara personal sangat jauh dari bijaksana. Sebenarnya tanpa sadar kita telah menjalankan praktek pembohongan komprehensif yang berkepanjangan. Selalu saja menjalankan kedok kewibawaan yang terlihat penuh kebijaksanaan, padahal sebenarnya person tersebut sedang merekonstruksi frame demokrasi parsial dengan blue print yang terukir indah di jidatnya.
Apalah arti seorang pemimpin, ketika idealisme dinilai dengan pemalsuan kedok kebijaksanaan yang terselubung. Idealisme yang dibuat-buat. Pola pencekokan kemurnian nurani. Yang diharap oleh masyarakat adalah pemimpin dengan fleksibilitas nurani dan kepatuhan pada norma. Tidak melulu stagnan pada kekakuan norma dengan mengenyampingkan nurani. Manusia menuntut kepuasan, bukan hanya secara jasmani tetapi juga nurani. Berfikir dan memutuskan pendapat atau ketentuan tidak hanya melibatkan akal dan rasio secara utuh tetapi point pentingnya, yang sangat berpengaruh adalah ketika faktor kemanusiaan menjadi hal prioritas yang ingin dicapai.