Sunday 29 August 2010

Ramadhan kita

Hampir selalu kita terlupa…
“Jangan bangga dengan pakaian yang bagus, karena pakaian terakhir kita adalah kain KAFAN”
“Jangan bangga dengan tempat tidur yang empuk, karena tempat tidur kita yang terakhir adalah TANAH”
“Jangan bangga denga title, karena title kita yang terakhir adalah ALMARHUM”

Bersyukurlah masih bertemu Ramadhan, dan pergunakan waktu ini sebaik-baiknya. 


Dalam riwayat Al Bukhary dan Muslim dari Abu Hurairah Radhyallahu Anhu, Nabi SAW bersabda, “Puasa adalah tameng, dan bila pada hari puasa dari salah seorang diantara kalian maka janganlah ia berbuat yang sia-sia dan janganlah ia banyak mendebat. Kalau seseorang mencaci maki atau memusuhinya, hendaknya ia berkata “Saya sedang berpuasa”.

“Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat berikutnya dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya, jika dijauhi dosa-dosa besar”. (HR. Muslim)

“Barang siapa menghidupkan Ramadhan dengan shalat malam karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari Muslim)

“Sesungguhnya seseorang jika shalat (Tarwih) bersama imam sampai selesai maka terhitung baginya Qiyam (Shalat Tarwih) satu malam penuh”. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi)

“Berbukalah dengan kurma, karena dia berkah. Kalau tidak ada maka berbukalah dengan air, karena ia mensucikan”. (HR. Al-Tirmidzi)

“Puasa dan Al-Qu’an akan member syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak, puasa berkata “Rabb, Aku menahannya dari makanan dan minuman pada siang hari. Dan Al-Qur’an berkata, aku menahannya dari tidur pada malam hari, maka izinkanlah kami jadi syafaat untuknya”. (HR. Ahmad)

“Barang siapa memberi makan (berbuka) orang yang berpuasa maka baginya sama pahala (orang yang berpuasa) tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa”. (HR. Al-Tirmidzi)

“Sebaik-baiknya sedekah adalah sedekah padaBulan Ramadhan”. (HR. Tirmidzi)

Dua kegembiraan bagi orang-orang yang berpuasa..
1. Kegembiraan ketika berbuka puasa..
2. Kegembiraan ketika bertemu dengan Allah di akhirat kelak
Sungguh begitu besar nikmat yang diberikan Allah, bagi orang-orang yang berpuasa.

Share dari seorang sahabat Asrul Syam


Thursday 26 August 2010

Blank!!! Blaaank..... blaankkkk!!!

Aku BLANK!!!! Sedang iri tingkat tinggi. Kenapa orang- orang itu begitu mudah membahasakan pikirannya, sedang aku tidak?? Mereka adalah penulis –penulis hebat di dimensiku. Setidaknya mereka tidak pernah didekap serotonin. Mereka makhluk-makhluk pool adrenalin ide yang siap meletup kapanpun jendral memberi komando. Sedang aku?? Ide-ku seolah-olah hanya bisa menangkap kupu-kupu tua sekarat. Mereka yang muda dan penuh warna, lalu mereka yang tua, sarat makna. Aku di tengah-tengah stag! Sedang Badak (Inayah Mangkulla) dan Siput Haqrah Dewi Safytra (mereka menyebut dirinya begitu) benar- benar alien ide. Berjalan di blognya membuat kepala serasa menciut. Check sendiri kalau kau tidak percaya. Selamat Datang Di Markas, Malaikat Berpeci Hitam, atau Gadis Surat. Mereka hebat bukan?? Aku sungguh tidak terima kemiskinanku!! Ide yang tidak pernah surplus, kadang malah tercecer entah dimana. Hwaaaa…, aku iri!!! 

Ada lagi, seorang Penulis muda berbakat Pringadi Abdi Surya misalnya(silahkan cek catatannya). Seakan-akan tidak pernah kehabisan amunisi ide, atau Dalasari Pera, pun yang umurnya lebih senior M. Aan Mansyur, tulisannya selalu mantaf, ringan tapi dalam. Dia adalah taman yang indah sekaligus jurang yang curam di waktu yang bersamaan. Sungguh mencenangkan.
Hwaaaaaaaaaaaa,,,, aku hanya bisa iri dan tidak mencoba merangkak mengikutinya. 
Benar- benar memalukan. Mengaku mencintai sastra tetapi membelakanginya, selalu berhasil diperbudak waktu. Menganggap dunia berkonspirasi besar menaklukkan ide potensial yang kupunya. Hanya sedikit, dan itupun habis dirampok waktu. Aizzz…, aku terkagum-kagum pada mereka lalu Cuma bisa ternganga. Tidak maju, tidak mundur. HUfth!!! Kapan bisa merampok amunisi ide itu? Aku juga ingin melemparkan Molotov ide agar dunia mengenangku!! Tapi apa??!! Blank…blank…blank… tteee..rooo… retttt…

Tuesday 24 August 2010

Fly Me to the Moon - Jang Geun Suk ft. Park Shin Hye


Lagu yang mantaff,, suka saya...

Fly me to the moon,
Let me play among the stars.
Let me see what spring is like on Jupiter and Mars.
In other words, hold my hand!
In other words, baby, kiss me.

Fill my heart with song,
And let me sing forever more.
You are all I long for, all I worship and adore.
In other words, please be true!
In other words, I love you!

fieeww,, mantabz rek!

Aku Terima Kerinduanmu

Aku terima kerinduanmu,
yang diam-diam selalu kau titipkan pada sabit
karenanya malam-malam panjangku jadi berwarna.
biru.... seindah aurora.
Aku datang menjemput hangatmu dalam senyap
hanya aku, sabit, dan titipanmu..

Ku terima kerinduanmu.
untuk setiap cerita yang kau hembuskan ketika bayu membelaiku
menghangat dalam dekapmu lalu terbang dalam birunya mimpi.
hanya aku, bulan sabit, mimpi dan titipanmu.
aku menikmatinya.
hangat yg terselip dalam raga sabit
tak pernah tertarik melirik pegasus
rindumu... indahku..

Sungguh, ku nikmati titipanmu..
Yang menemaniku menjemput pagi
demikian seterusnya hingga aku bisa selalu tersenyum
karena indah yang kau rangkai dalam rindumu
semua tentang kisah yang kau lukis diantara bintang,
akupun merindu..
maka sampaikan pada sabit dan bintangmu
aku tak ingin jika rindu ini hanya titipan
aku ingin keberadaan..
saat aku bisa menggenggam tanganmu,
memeluk dan menikmati indahnya bersamamu.
berpadu dalam senandung malam
bukan sekedar rindu yang menggerimis…

Makassar-Enrekang : 13 Agustus 2010 (22.00-24.00)

Me VS Anak - anak Matahari

Tuesday 3 August 2010

Saya Mencintai Dia.

Malam ini, lagi-lagi hujan. Seperti malam-malam kemarin, benar-benar tidak rela berbagi ruang untuk bulan tuk tersenyum. Apa hujan sedang marah pada bintang ya? Kesannya seperti sedang balas dendam. Ahahahahaayy, sok romantis saya. Winamp saya masih saja memutar lagu D’allays – superglad sedari tadi. Hm, ganti deh. Dan….Rinai hujan basahi aku,,,, (Utophia mode on)… hohoho,, pas buangedtzz.. Jadi ingat dulu…


Hujan…

Memang selalu dekat dengan romantisme. Jejaknya hampir selalu menyisakan semburat merah jambu di hati para belia.


“Pagi ini hujan deras… coba lihat ke jendela dan hitung tiap titik hujan itu. Kenapa? Katamu banyak? Iya, memang banyak…dan percayalah…sebanyak itu rinduku untukmu ….”.

Kau sering mendengarnya bukan? Atau seperti ini,

“Di setiap tetes hujan, ada malaikat yang membawa kasih dan cinta setiap insan. Kuharap, titipan hatiku telah sampai padamu”.

Hujan…, lagi-lagi cerita tentang kasih, damai yang terselubung manis di hati-hati para manusia. Tak jarang sebuah kisah hidup dimulai dari episode “hujan”. Entah itu berbagi tempat berteduh, berbagi perapian, pun sekedar bersilangan jalan di bawah rintik hujan. Banyak yang mencintai hujan dan kisah kasih di dalamnya, seperti utophia,,

“Rinai hujan basahi akuu…., temani sepi yang mengendap….

…aku selalu bahagia, saat hujan turun, karena hujan pernah menahanmu disini, untukku….”.

Lagi-lagi hujan kan. Aura hujan benar-benar dekat dengan aura romantisme. Hujan, air, bias, pelangi…. 1 hal yang selalu ingin saya tambahkan di belakang pelangi adalah senyum matahari. Bukan melulu hujan. Pelangi itu indah tetapi tidak akan ada pelangi jika matahari tidak tersenyum. Tanpa matahari, titik-titik air itu tidak akan terbiaskan dan putih tetap monokrom yang nyata, tidak berwajah poli ketika ia menjelma matahari.

Coba pikir, siapa yang paling berjasa untuk setiap cerita semburat merah jambu itu? Hujan atau matahari? Kalau tanya saya, maka jawabannya pasti matahari. Coba pikir lagi. Matahari itu tetap disana, tidak bergeser tapi memberikan ruang gerak untuk hujan agar menumpahkan rintiknya, bersama kisah-kisahnya tentunya. Tapi hampir selalu terlupa, kalo itu juga prakarsa matahari. Jika tidak ada yang bersinar, bagaimana air menguap dan membentuk awan-awan hujan. Lalu ia akan mengintip malu-malu dari balik horizon, menerangi titik-titik air itu, hingga terbias, membentuk untaian warna-warni, polikrom yang indah. Sesuatu yang kau sebut pelangi. Jadi, berterima kasihlah pada matahari. Yang selalu menyisipkan pesan kasih pada semesta di setiap partikel cahayanya. Sabarlah, mungkin kisahmu sedang dirakit dalam sekian nano atom partikel cahayanya.

Hoho, hujan selalu mampu membangkitkan hangat semu yang meng-nyata. Saya benar-benar mencintai hujan dan kisahnya.