Tuesday 26 July 2011

Apa Engkau Percaya pada Kekuatan Pikiran?

Entah sudah berapa lama tidak menjenguk Multiply saya, hingga akhirnya rekor hiatus di MP pun pecah. :D Sebenarnya tidak ada yang special. Layaknya rumah yang lama tak dijenguk, halaman dan sekitarnya penuh rumput dan belukar. Syukurnya, saya masih yakin, belum ada "penghuni lain" yang buka lapak disana. Hehehhe.. Sedikit basa basi mengecek inbox, halaman pertama.. yah... seperti biasa.. penuh iklan. Menyorot halaman kedua... masih sama. Lalu halaman ketiga.. masih.. sembari terselip note-note singkat alias update status kawan MPers. Ah, kepalang tanggung. Kata ayah saya, "kalau main air, jangan cuma basah, mandi sekalian", saya pun lanjut halaman empat. Masih sama, note-note bertebaran dengan bebasnya. Dan... Akhirnya... Mata saya tertarik dengan sebuah note singkat :
"Jika ada yg bilang hidup ini simple.. tolong tunjukkan kepada saya bagian mana simplenya hidup?"


Wow, bagi saya pertanyaan ini benar-benar menarik. Tanpa ba..bi..bu.. saya langsung menuliskan komen singkat di note kawan itu. Niatnya ingin diskusi.
Saya ngacung ah, :D
Hidup itu sederhana, tentukan pilihan dan jangan pernh mnyesal.
Tentu saja hukum timbal balik masih berlaku, yang tidak bisa melakukan syarat "tentukan pilihan dan jangan pernah menyesal", pasti akan merasa hidup itu sulit.

Sayangnya, komen saya tidak terlalu digubris. Tapi wajar sih, itu kan baru komen peluncur, hehhe.. Tidak ada celah menarik sedikitpun untuk ditanggapi ulang. Ya.. tak masalah, untuk sementara saya jadi silent reader saja. 

Dalam pikiran saya, hidup itu memang sederhana. Karena apa? Saya termasuk orang yang percaya pada kekuatan pikiran. Maksud saya, itu tergantung mindset. Saya sepakat bahwa hidup akan simple ketika kita menganggapnya simple, begitu juga sebaliknya, mumet saat dipandang mumet, jadi nikmati saja. Sederhananya itu tergantung sudut pandang.
Ada sebuah komentar yang membuat saya makin tertarik, seperti ini:
"Kadang pengetahuan yang benar tentang apa yang harus dan tak harus mudah tereduksi oleh ketakutan yang begitu besar atas kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, serta adanya kejadian-kejadian yang tidak bisa kita hindari (tak terduga) yang berdampak pada kegagalan untuk mencapai tujuan. Hidup dalam kebingungan untuk memilih mana yang harus dipilih adalah suatu penderitaan. Dalam setiap pilihan pasti terdapat dua ini: Benar dan Salah (mustahil benar semua) sedangkan menyesal adalah hasil dari apa yang kita pilih. Lantas bagaimana kita bisa memastikan bahwa pilihan kita adalah yang paling benar? jika jawban kita adalah keyakinan, apakah bisa keyakinan bisa menjamin pilihan kita benar atau tidak?"
Yah, benar. Realitas memang seperti demikian bahwa apa yang harus dan tak harus mudah tereduksi oleh ketakutan pun sejumlah kekhawatiran yang begitu besar atas kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Tapi kita tidak boleh lupa, manusia memang tempatnya salah dan khilaf, kesalahan dalam memilih hanyalah satu dari sederet kekurangan dan ketidaksempurnaan manusia. Sang Maha tidak menciptakan manusia untuk serupa dengannya bukan? Ada kekurangan agar sesama manusia bisa saling melengkapi.

Kita -manusia- terlahir tanpa dikaruniai kemampuan untuk menerawang ujung sebuah usaha, mengetahui pilihan mana yang paling tepat dan benar. Tapi sungguh arifnya Sang Pencipta, Ia menyertakan rasa dalam wujud psikis sebagai neraca baik dan buruk untuk setiap keputusan. Sekalipun dengan kualitas yang berbeda di setiap kepala dan memiliki ambang batas relatif bernama "subjektifitas", tapi setidaknya manusia berkesempatan untuk menakar pilihannya masing-masing. Dari sana lahir keputusan-keputusan untuk menetapkan pilihan. Lalu semuanya berawal disini, dari sebuah keputusan. Layaknya tubuh, keputusan adalah otak si pengendali motorik, masterplan penentu pencapaian. Perlu diingat, bahkan pilihan yang salah pada mulanya, bisa menjadi investasi yang potensial bila manusia bisa mengambil hikmah dan pengalaman. Hari ini boleh salah, tapi esok hari kesalahan itu menjadi pengingat untuk berhati-hati memilih keputusan. Jadi jangan pernah ragu-ragu. Biarkan hasil akhir tetap menjadi rahasia Sang Pencipta, cukup lakukan yang terbaik yang bisa dilakukan. Dengan begitu hidup serasa lebih terhormat bukan?

Well, saya percaya dengan kekuatan pikiran.
Karena sugesti hidup disana. Bahwa bila pemicunya adalah formula positif, maka yang akan lahir hanya energi positif.
Saat  dikuasai sejumlah ketakutan-ketakutan pun kekhawatiran, yakinlah yang akan lahir hanya energi negatif. Jadi pandai-pandailah cari pematik yg tepat. 

Sebuah kontemplasi...

Friday 15 July 2011

Mencumbui Hidup

Mungkin terlalu muluk bila beranggapan hidup itu kumpulan graffiti rasa. Tapi sepertinya memang demikian, datang silih berganti dengan takaran yang sering kali tidak tertebak. Kadang dipenuhi semangat yang meletup-letup, tawa yang tak terbendung, diselingi tangis berlabel haru atau sedih, ada cerita cinta, angan, sebakul obsesi, terselip sepiring pesimis, suka, duka, berbagi… Yah.. hidup benar-benar graffiti rasa yang begitu kompleks. Bahasannya selalu memunculkan sisi melankolis manusia.
Saya berpikir, hidup akan indah ketika engkau dengan ikhlas bermain dengannya. Mengenal sekeliling dan menggeser pemikiran tentang toleransi yang bagi sebagian kita, antara ada dan tiada. “Hidup itu layaknya sekolah kehidupan”. Setiap dari kita akan diuji apakah layak dengan tingkatan hidup selanjutnya, apakah layak mendapat impian, kebahagian dan lainnya. Begitu kata orang kebanyakan. Yang cukup hebat akan mencari dan menemukan cahayanya masing-masing. Sesuatu yang membuatmu lebih bergairah dan hidup bersama adrenalin yang meletup-letup. Dengannya seratoninmu tidak bakal jeblok, semangat akan mengekor di ujung kakimu setiap saat.
Source: google (maaf, gambar kelamaan ngetam di doc, jadinya dak hafal linknya dimana.)
Banyak yang saya tanya, kawan. Bahkan ketika mencemooh pertanyaan saya. Dan yah, banyak yang saya dapat, pun sekedar opini bebas, sebaris atau dua baris kalimat yang terselip di koran atau buku. Niatnya hanya agar bisa berbagi denganmu, pun dengan takaran alakadarnya. Dan kau tahu, formula ajaib yang saya temukan adalah “Hiduplah dengan ikhlas, yah.. ikhlas yang sejatinya tidak mengenal tapi”. Dan sempurna, saya seolah bereinkarnasi menjadi saya yang baru setelahnya (dengan nilai yang lebih positif tentunya). Bahwa hidup memposisikan manusia dengan kotak bersekat yang jelas. Mereka yang memandang bijak, atau yang menganggap hidup sebagai oposisi yang selalu menantang, pun mereka yang bingung antar keduanya. Mereka yang memandang bijak akan berkata “Hidup ikhlas itu formulanya hati”. Seperti kata adenita, 9 matahari, “Biarkan hati menjadi seluas lautan”. Analoginya “Ibarat setitik tinta yang diteteskan pada segelas air, dengan segera air akan menghitam. Berbeda ketika tetetsan tinta itu menjumpai lautan luas. Tinta itu tidak akan berarti apa-apa”. Seperti itu harusnya kita ketika hati mengenal ikhlas. Tidak jatuh terpuruk ketika berpapasan dengan ujian. Hebat bukan??
Pencarian ini makin jauh, dan saya sadar satu hal, bahwa ikhlas = menolkan pesimistis sekaligus meng-genjot cadangan semangat yang kau punya hingga level maksimumnya. Hm, saya tidak ingin berpanjang lebar lebih lama lagi, katamu nanti saya sok pintar. Memang tidak mudah tapi setidaknya kita bisa memulai dengan melakukan hal yang sederhana, “Hiduplah dengan menjadi pusaran energi positif bagi orang lain” (lagi-lagi seperti kata Adenita dan saya sepakat). Scan setiap virus yang berpotensi pikiran negatif, lalu kejar mataharimu. Karena ia hangat di setiap pagi dan setia menunggu, pun ketika malam menyembunyikannya darimu. Sepakat??!

NB: Improvisasi dari buku "9 matahari", Adenita
(Beberapa kutipan disadur dari buku yang sama)

Thursday 14 July 2011

Kau tau kenapa aku belajar percaya?

Tadi pagi sudah kutangkap beribu-ribu meter kubik sinar matahari.
Kusimpan rapat dalam 10 ribu pundi-pundi emas.
Kata orang pintar, diamkan selama 7 purnama, lalu sinar dan panasnya akan sejati selama 7 turunan.
Kau tau kenapa aku belajar percaya?
Karena kau selalu lupa menyetor asupan hangat padaku.



Aci cz
NB:
Apa ini pantas disebut puisi?
Wakakakkakk.. sepertinya ini lebih tepat sebagai narasi tidak jelas, bukan prosa.
Halahh.., apelah.. tak ngerti pun.
Intinya masih sama, saya tidak pernah bisa memberikan jenis kelamin yang tepat pada tulisan saya.
Hanya bisa mentok di label ala aku puisi.
Harap maklum, ide insidental saya butuh rumah. :D
#curhat MODE hONg

Sunday 10 July 2011

Perubahan

Perubahan adalah hal yang sewajarnya. Saat sebuah konstitusi bukan lagi aturan yang ful dedikasi dan tak layak lagi untuk dikonsumsi, maka itu adalah waktu saat paradigma meminta wajah baru. Menuntut reinkarnasi yang lebih nyata.

“Konstitusi terkontaminasi, sebuah sumpah amerta tercekoki
rona baru kediktatoran tercipta
Konsekuensi menunggu... menunggu... dan terus menunggu
Hingga waktu mencapai klimaks dan momentum itu pecah
Bersiaplah untuk "sebuah" yang baru”

Choice Award

Dari Kriz

Pesan :
"Met siang kawan? Ada Award tu bwt sobat. Di ambil ya?"

Kata Kriz, "Dengan adanya Award ini akan menjadi semangat untuk menjalin persahabatan dan budaya ngeblog. oya...? Silahkan bagi2 Award ini ke teman2 lain nya ya? Dan jgn lupa Cantumkan link saya... hehehe.... (maksa.com) SALAM SUKSES BLOGGER". Saya jawab seperti ini :
"wow.. makasih yah..
awardnya sya bungkus dulu yah.. sambil bertapa memikirkan mo diamanahkan ke siapa. :D"
Setelah sekian lama, akhirnya saya mengerjakan tag award ini. Heheh.. maaf telat. Dan yang beruntung selanjutnya adalah :
  1. Elye Syamsiani
  2. Saya selalu setia menunggu ceritamu, semoga agen neptunus bersedia pindah zona ke dunia blog. Hahahhahahah..
  3. Mbak Muti
  4. Sobat dari Sudan nun jauh di negeri entah. :D Postingannya selalu bersahaja mbak yu. Saya suka. Hehehhe
  5. John Terro
  6. Blogmu keren abis, kawan. Bolehlah saya diajar utak-atik bikin template. :D
  7. Sandy Insomnia
  8. Saya lupa kapan dan bagaimana saya tiba-tiba berteman dengan makhluk ini. Tapi cerita-ceritanya benar-benar membuat saya sadar banyak tentang arti hidup. Puisi-puisi cintanya kadang buat saya melongo, bukan karena apa, tapi karena saya tidak mengerti dengan romantisme terselubung seorang sandy. Wakakkakakk
  9. Kg Sofyan
  10. Seperti url blognya, ini full diary seorang sofyan. Menariknya dimana? Ternyata keseharian yang biasa bisa menjadi luar biasa saat kita meluangkan sedikit waktu untuk membaca sekeliling kita. :D
#4th

Tuesday 5 July 2011

Blogger Award

Dari Nick Salsabiila

Pesan :
"Mbak achi sang pemangsa....q punya award buat mb achi...q gag tau ini akan berkenan di hati mbak atau enggak..yg pasti...ini aku pilih mbak aci..karena buatku..blog mbak aci so inspiring me...aku sukaaaa bgt sama templatenyaaa...q pngen diajarin bikin kayak gt jugaaa..hiks....mohon diterima ya mbak...^^ "
Kata Nick, Silahkan diwariskan pada blog-blog favorit masing-masing. Saya jawab seperti ini :
"jiaaaaahhhhhhhhhhh si pemangsa lagi????? hahahahahhahah...

maksih ya nick, sya smpan dulu awardnya, sambil bertapa, siapa kira2 si otak alien yg berhak menerimanya. hehehhe
tingkyu...tingkyu..."
Dan akhirnya setelah perenungan panjang nan melelahkan.., menimbang..., memperhatikan... (sesi lebhaaayyyy) saya akhirnya menetapkan... memutuskan bahwa this blogger award goes to...
  1. Aan Sopyan
  2. Saya benar-benar interest dengan postingan-postingannya yang penuh nyawa motivasi. Dan lagi, quote pribadi yang hadir hampir di setiap postingan benar-benar sangat menarik. (Kakek Ansopiy, sempat ente besar kepala, awardnya langsung saya cabut. Wakkakakakakkkk)
  3. Huda Tula
  4. Tidak sengaja tersesat dan saya langsung jatuh cinta dengan postingan-postingannya. Semacam perasaan melancong ke seluruh dunia, tapi hatimu selalu kembali ke rumah. :D Saya mau bilang, saya sangat tertarik dengan gaya bertutur yang sederhana tapi mengena. Hm, entah kenapa, saya merasa si huda itu orang hebat, i mean... secara intelektual. :D (Hud, pesan "dalam kurung" untuk si aan juga berlaku untukmu, jadi berhati-hatilah.. hehehehhe)

#3rd

Saturday 2 July 2011

Siapakah orang yang beruntung itu?

Setelah dipikir-pikir, hidup manusia itu hanya berkutat pada lahir, bertumbuh dan dewasa, menikah dan mati. Yang tidak beruntung paling tidak, tidak melalui fase menikah. Sekuel panjangnya adalah hitungan hari-hari yang sudah kita ketahui tapi tidak pernah tertebak. Yang beruntung, bisa melewati jalan itu seperti harapannya, sedang yang tekadnya sama dengan nol, hanya berkutat dan jalan tempat di posisi yang itu-itu saja. Siapa yang beruntung itu?? Saya berharap itu saya, kamu dan semua.
Tapi sayangnya di negara yang hijau ini, tidak begitu. Orang justru merasa beruntung ketika ia berhasil menindas orang lain. Beruntung karena bisa berfoya-foya dengan uang rakyat dan menutup mata pada tangan-tangan hitam, kotor, dan dekil yang selalu menengadah di lampu-lampu merah, di bawah jembatan pun terminal-terminal bis kota.
Orang-orang itu tidak sadar, bahwa sebenarnya kilau dunia yang membutakan justru menjadikan mereka dina di bawah kekuasaan nurani dan kemanusiaan. Ukuran keberuntungan bukan dari seberapa sejahtera engkau menjalani hidup tapi seberapa tabah engkau menjalani hidup dengan sejumlah aturan main yang begitu asing untukmu. Jika engkau kuat dan mampu bertahan, engkaulah orang beruntung itu.

aci_cz

NB : Repost dari catatan FB saya.