Saturday 26 November 2011

Mari Memanipulasi Hati!

Beberapa waktu lalu saya BW-an ke blog kawan dan bertemu sebuah artikel singkat "Tak Berjudul, Cuma Tanya "di rumah Sam Chua. Jujur saja, postingan singkat-nya membuat saya sedikit kepikiran. Berikut contekannya :
mereka yang selalu merasakan kehadiran-Nya dalam tiap hembusan nafasnya
mereka yang selalu tegar akan setiap keputusan hidupnya
mereka yang selalu mawas akan setiap tindakannya
mereka yang selalu tersenyum dalam setiap pahitnya kehidupan
mereka yang selalu berhati-hati dalam setiap langkahnya
mereka yang tak pernah menampakkan rasa adanya penderitaan
mereka yang tidak pernah memperlihatkan keluhan dalam rautnya
mereka yang tak melupaan perih dalam gelegar tawanya
Apakah itu sebentuk defenisi kebahagian bagi mereka?
sesekali ingin memusingkan hidupnya hanya untuk sekedar bertanya, "Bagaimana caranya?"


Refleks saya komen seperti ini:
Benar-benar dualisme rasa, entah karena sengaja berpura-pura atau terpaksa berpura-pura, tapi untuk kasus di atas saya angkat topi. Betapa hebatnya bisa menyembunyikan masalah dalam "bahagia". Em.. apa itu pantas disebut hebat apa tidak yah? Bukankah sejatinya esensi kebahagiaan adalah rasa, ketika hanya ada nikmat dan bukan berpura-pura merasakan nikmat. Tapi juga tidak menutup kemungkinan, ada orang di luar sana yang bisa bahagia saat berpura-pura. Lalu apa sebenarnya bahagia??

Yah, hampir pasti setiap dari kita pernah mengenal -bahkan mungkin dirinya sendiri- adalah spesies ini. Yang menyimpan ribuan kisah yang sengaja dikemuflase sedemikian cantik dibalik topeng "saya baik-baik saja". Hebat, itu kata yang paling cepat dipilih otak saya untuk mewakili mereka. Toh, dunia kerja kita sedang krisis dan butuh suplay manusia spesies ini, mereka yang benar-benar profesional. Tapi tetap saja, ada yang menggelitik saya.
Ada sedikit penasaran dengan bagaimana perasaan mereka? Bahagiakah? Bukankah ruang dan dimensi boleh berganti, topeng berganti tapi hati itu kan masih hati sama, masih hati dengan masalah dan beban yang sama sebelumnya. Apa harus merasa bangga karena menipu dunia atau harus mengurut dada, merasa bejat telah memperdaya hati? ah, entahlah. Saya selalu meyakini bahwa esensi kebahagiaan itu adalah rasa, ketika benar-benar hanya "nikmat" dan bukan sedang berpura-pura merasakan nikmat. Itu berlaku kapanpun, untuk alasan profesional sekalipun. Atau mungkin kita memang harus "bejat" untuk jadi profesional. Sun Tzu saja dalam 36 strategi perangnya menyertakan ini sebagai salah satu strategi untuk menang.
"Perdaya langit untuk melintasi samudera", bergerak dalam kegelapan atau bersembunyi justru membuat "langit" curiga. Akan lebih aman bila menyembunyikan maksud dalam topeng beraktivitas biasa sehari-hari.

Hebat..., kita sudah belajar memanipulasi sejak jaman dulu ternyata. :) Tapi tetap saja, saya salut dengan orang-orang spesies ini. Postingan Sam kemarin mau tidak mau mengingatkan saya pada Lady Mi Shil, wanita cerdas, tangguh dan anggun jaman kerajaan Shilla (sejarah joseon/ korea).
~Iya, yang di Queen Seon Doek itu loh ^^~ 
Saya benar-benar salut dengan wanita satu ini. Sifat fokus, cerdas, tegas, idealis, dan tidak pernah ragu dari seorang Mi shil benar-benar tiket mantab membawanya menjadi wanita yang berpengaruh di jamannya. Ia bahkan bersedia membuang putranya demi ambisinya (wih, ketegasan yang mengerikan). Sekalipun memiliki kesalahan mengenai tujuan hidupnya, tapi sejarah mencatat dia benar-benar wanita yang sangat berkarakter. Bahkan dirinyalah yang sebenarnya (disadari atau tidak) banyak membantu Deok Man menjadi seorang pemimpin tangguh sebagai ratu pertama yang memerintah Silla.

Go Hyeon Jeong as Lady Mi Shil dalam The Great Queen Seon Seok

Lalu apa kesimpulannya?
Tidak ada.
Sebab peranti lunak bernama hati yang ditanam Tuhan dalam dada manusia selalu punya otoritas super duper kuat atas dirinya sendiri, tidak bisa dipelajari, dijabarkan pun diuraikan dalam persamaan sesederhana apapun.

 Lalu apa gunanya postingan ini? 
Heheheh.. hanya mengingatkan akan sangat sulit membicarakan "bahagia" atau apapun itu, karena kita selalu dihadapkan pada sudut pandang yang berbeda. 
Tapi ini juga berarti, kesulitan apapun di luar sana akan bisa diatasi dengan mengubah sudut pandang. Tergantung lebih kuat mana logika atau hati anda.
So, hati-hati dengan sudut pandang anda. Setelah yakin dengan pilihan, bersiaplah "memanipulasi hati", dan pastikan anda berani menahan konsekuensi apapun. 
Semua perubahan berangkat dari sebuah pilihan, yang dimulai dengan sebuah keputusan. :)

Hm, mungkin saya harus mengakui satu hal, seperti kata Dhenok Habibie:
Kebahagian tidak harus diukur dengan wajah sumringah, tawa lebar dan sebagainya.

Just enjoy your live, dude!! :D

Tuesday 22 November 2011

Congrats for Garuda Muda^^

Dahsyat!! 

Mungkin itu satu-satunya kata yang bisa mewakili perjuangan garuda muda malam ini. Pertandingan final sepakbola SEA Games XXVI kli ini benar-benar mencengangkan. Gelora Bung Karno pastinya panas. Bagaimana tidak, gol tunggal Indonesia datang pada menit kedua babak pertama dari Gunawan Dwi Cahyo. Bak peluncur, lapangan memanas. Malaysia bermain garang, dan akhirnya menit ke-33 Asraruddin menyamakan skor 1-1 hingga babak pertama berakhir. Wih, saya belum pernah nonton bola mpe jantungan begini, dag dig dug dueerr pelototi layar tipi, bahkan sempat kabur ke kamar saking dag dig dungnya (sesi lebay, tapi beneran loh).
Masuk babak kedua, hampir full serangan Malaysia atas Indo. Pertahanan Indonesia sepertinya melemah, apalagi lapangan tengah, jarang penjagaan. Beberapa kali serangan Malaysia membahayakan gawang garuda, syukurnya si jangkung Kurnia Meiga bermain bagus dan selalu berhasil memblok serangan lawan. 2 X 45 menit ternyata tidak cukup, perpanjangan waktu 2 X 30 menit dan skor masih sama 1 - 1.

Picture source here

Memasuki perpanjangan waktu, kedua kubu berjalan imbang, serangan-serangan hampir sama besar. Si Badrul kapten Malaysia benar-benar total. Syukurnya faktor kelelahan berpengaruh besar pada akurasi, begitu juga Indonesia. Beberapa bola menjebol gawang tapi dinyatakan offside. Sebenarnya garuda muda punya beberapa kans, beberapa yang saya ingat, 2 sundulan kepala Egi, begitu juga pace Titus Bonai di menit-menit terakhir babak kedua. Si Ferdinand juga (tapi dianggap offside). Tapi yah..., kiper Malaysia si Khairul Fahmi tidak bisa dianggap remeh. Kalau saya tidak salah ingat (lagi), empat kali serangan garuda muda berhasil di blok si mata jeli ini. Blok-nya makin mantap di babak perpanjangan waktu dan makin terlihat jelas ketika pertandingan final harus berakhir dengan adu pinalti. Akurasi tebakan luncuran bola Fahmi benar-benar mantap. 

Khairul Fahmi, Kiper Malaysia, Si Mata Jeli. 
Tendangan pertama Tibo, sukses membobol blok fahmi, diikuti Jesuli Mahali, skor 1-1. Eksekusi selanjutnya, Indonesia Gunawan Dwi Cahyo, mengenai tiang gawang, gagal. Fandi Malaysia mengeksekusi tendangan kedua, gagal diblok Meiga, Malaysia memimpin 2-1. Eksekusi selanjutnya, kapten tim garuda, Egi, sukses. Ahmad fakri berhasil diblok Meiga, kedudukan imbang 2-2. (Eh, nomor punggung Gunawan Dwi Cahyo/ Indonesia dan Saarani Ahmad fakri/ Malaysia sama-sama 13 dan sama-sama gagal. #penting dak sih?!! :D).
Tendangan ke-4, Abd. Rahman dari Makassar berhasil membobol gawang, 3-2. Fadli malaysia tidak kalah baiknya, skor seimbang 3-3. Kesempatan terakhir Indonesia, eksekusi oleh Ferdinand Sinaga, sayangnya gagal, bola terlalu lemah, kemungkinan besar kelelahan. Fahmi dengan sangat jeli bisa membaca arah tendangan Ferdinand Sinaga lalu Malaysia mengambil alih kemenangan dengan eksekusi cantik dari tendangan pamungkas sang kapten, Bakhtiar Baddrol. Blok Meiga tidak cukup kuat menahan luncuran bola keras sang kapten, 4-3, Malaysia menang atas Indonesia. (Hm..., sepertinya saya ada bakat jadi komentator bola dah. Wkwkkwkwkkk..)

Well, thats the game.
Toh, SEA Games untuk mempererat persahabatan antar negara, bukan?
Dan sekalipun harus puas dengan medali perak tapi usaha Indonesia benar-benar mengesankan. Tibo, Diego, Egi, Ferdinand dkk bermain dengan sangat baik.
Apresiasi tertinggi untuk kerja kerasnya. Apalagi buat pace "Titus Bonai", satu ini. 
Berkali-kali jatuh bangun dan meringis kesakitan gara-gara dilanggar kubu Malaysia.
(Saya suka kebiasaannya mengedor-ngedor gawang lawan sebelum tendangan sudut ato tendangan bebas diluncurkan, lucu dia). 


Yah.., saya hanya bisa ini. 
Apresiasi dan memelihara rasa bangga, tidak bisa menjanjikan 200 juta untuk para pemenang seperti Pak Kumis. 
Well, Congrats Indonesia... cabang lain masih menunggu emas. :)

Saturday 19 November 2011

Korean Drama : Flower Boy Ramyun Shop

Freshing timeee...!!
(Baca : Ide sedang mentok dan tidak tahu mesti menulis apa. hahahha)


Sejak 31 oktober lalu, drama ini tayang di seoul sana. Dan yaps, ratingnya hebooh.. Sepertinya bakal booming seperti Secret Garden-nya Hyun Bin dan Ha Ji Won. Hm, seperti apa sih? Lets check it out!

Judul : Flower Boy Ramyun Shop
Genre : Komedi Romantis
Naskah : Yoon Nan Joong
Episodes : 16
Produksi : tvN
Rilis : 31Oktober s/d 20 Desember 2011
Jam Tayang : Senin + Selasa, 23:00 (Waktu Korea,)
Cast:
Jung Il Woo as Cha Chi Soo
Lee Ki Woo as Choi Kang Hyeok
Lee Chung Ah as Yang Eun Bi

Other Cast :
Kim Shin Ah as Kang Dong Joo
Park Min Woo as Kim Ba Wool
Jo Yoon Woo as Woo Hyun Woo
Ho Soo as Yoon So Yi
Joo Hyun as Cha Ok Gyun
Jeong In Gi as Yang Chul Dong
Seo Bum Suk a Coach Seo

Drama ini berkisah tentang Cha Chi Soo (Jung Il Woo), 19 tahun, putra tunggal Cha Ok Gyun (pemilik perusahaan makanan terbesar di Seoul). Cha chi Soo digambarkan sebagai pemuda tampan, tidak mengkhawatirkan apapun, hidup sesuai keinginannya, benar-benar menikmati masa mudanya. Setelah 3 tahun tinggal di Amerika, ia memutuskan kembali ke korea. Alasannya simple, begitu malas dengan bahasa Inggris. Hidupnya mulai berubah saat bertemu dan jatuh cinta pada Yang Eun Bi. Gadis 25 tahun yang ternyata adalah guru magang di SMU tempat Chi Soo bersekolah. Eun Bi sendiri dikisahkan sebagai gadis yang hampir tidak selalu beruntung dalam kisah cinta, sedikit naif tapi berpendirian kuat. Petemuan Eun Bi dan Chi Soo selalu dalam kebetulan yang tidak menguntungkan, plotnya ringan dan hampir full scene-scene lucu. (Saya baru liat mpe episode 6). Perjuangan Eun Bi mendapatkan pekerjaan tidak berjalan mulus, apalagi kalau bukan gara-gara Chi Soo, dan kian berat ketika ayahnya meninggal dan meninggalkan wasiat bahwa hak kepemilikan toko ramennya diberikan pada putra temannya, Choi Kang Hyeok. Ditambah dengan catatan tambahan, “Miliki putriku juga! Hiduplah dengan bahagia, saling memahami satu sama lain!”. Wasiat yang aneh. Hahahh... Ah, cek sendirilah kisahnya. Pokoknya lucu, di Seoul sana, ratingnya masih paling tinggi, tidak terkalahkan.


Hm, saya benar-benar suka drama korea jenis ini. Sama seperti Full House, Secret Garden, Baby Face pun Protect The Boss. Dan entah kenapa saya selalu senang dengan peran-peran gokil, mengundang tawa, polos. Alamaakk.. suka bener. Di drama ini saya paling suka si Ban Wool, lucu dia, sama seperti Kim Sing Ah pemeran sekretaris kim alias sekretaris joo woon di Secret Garden, Choi Daniel di Baby Face, Ji Seong di Protect The Boss atau Rupert Grint atau a.k.a Ronald Weasly di Harry Potter.

Saya baru sadar, sepertinya ketiganya punya kemiripan. Yah, mata ketiganya hilang pas senyum. :)
Ah, sering-sering dah. Bagi saya, peran-peran seperti itu sangat-sangat menghibur. Benar-benar menghidupkan alur cerita. HAhahahaa... lebay... Eh, sepertinya banyak drama korea yang saya tahu. Ya..ya..ya... saya dengan se-sadar-sadarnya mengakui itu. I'm korean holic. :) Terutama yang genrenya komedi romantis dan drama seaguk (drama kerajaan jaman joseon/ korea jaman dulu). Memang kadang ada beberapa kesukaan yang tak lekang oleh waktu (baca: ini pembenaran dari saya). Well yang suka drakor ini, selamat menunggu 20 Desember, saat drama ini end dan dvd bajakan bertebaran dimana-mana. :)

Oya, yang tidak sabar, silahkan nonton online with english sub, klik disini.

By the way. 
Dari smua ost drakor ini, saya paling demen sama "Happy", mungkin karena lagu yang ini remark a.k.a versi korea dari lagu Happy-nya Mocca. Tapi tetap saja lebih suka versi aslinya. Yang ini loh :


Versi koreanya :


Cre : KpopGGpower05

Yang suka lagunya, silahkan download versi MP3nya. 
Happy versi asli atau Happy - Mocca disini dan versi koreanya disini

Note:
Sempat-sempatnya menulis ini di antara deadline kantor yang bejibun. :D
Yap, we need freshing. Dan bukankah, manusia harus tetap merasa nyaman bahkan dalam keadaan sibuk bin terjepit sekalipun. Dengan begitu, akan selalu ada cadangan ide untuk hasil yang lebih baik bukan? Happy Weekend, saya masih kejar deadline. :)
(Oyew, foto-foto nyolong mbah google).

Update: 
Hm, setelah kelar nonton, ternyata kisahnya tidak se-spektakuler bayangan saya. Mungkin ada Jung Il Woo-nya sampe ratingnya sedemikian heboh.

Saturday 12 November 2011

Paulo Coelho, Eleven Minutes

Perhatian : 
Bagi siapapun diluar sana yang masih berfikir bahwa seks adalah hal tabu dan tidak patut diperbincangkan, maka berhentilah. Silahkan tinggalkan halaman ini, hanya akan buang-buang waktu berharga anda. (Semoga peringatan saya tidak terlalu berlebihan. :D)

Maaf, pict-nya take by ponsel, si empunya blog dak punya scaner. :)
Judul : Eleven Minutes
Penulis: Paulo Coelho
Penerbit: Gramedia
Tebal: 360 Hal (Cetakan Keempat)
Adalah seorang gadis muda dari sebuah desa terpencil Brasil bernama Maria. Tumbuh dengan mimpi yang sederhana , bertemu dengan pria idaman (kaya, tampan, cerdas), menikah (mengenakan gaun pengantin), memiliki dua orang anak (yang kelak setelah dewasa menjadi orang-orang terkenal), dan tinggal di rumah yang indah (dengan pemandangan ke laut). Tetapi nasib ternyata berkata lain. Merasakan kegagalan cinta dan kebencian karena patah hati di usai yang sangat belia membuatnya berjanji pada diri sendiri untuk tidak jatuh cinta lagi, telah mendarah daging dalam tubuh dara cantik nan menawan di usianya yang ke- 19 tahun. Ia bahkan tahu betul cara memperdaya lelaki tanpa membuat dirinya dimanfaatkan.
Hingga suatu hari, Maria bertemu seorang lelaki Swiss, tempat yang dalam bayangan para gadis Brasil sebagai tempat penuh kemegahan, seolah mimpi akan terwujud dengan begitu indah disana. Maria satu diantaranya, bermimpi tentang sebuah negeri yang membuatnya sukses. Siapa sangka nasib justru membawanya pada tempat asing dan menjadikannya seorang pekerja seks. Ia bisa saja meninggalkan pekerjaaan itu, tapi ternyata keinginan bertualang dalam dirinya begitu besar. Sebuah keinginan bertualang yang sangat berbeda dan heroik dengan orang kebanyakan, bagi Maria, ia adalah profesional. Dan tidak pernah ada yang bisa menebak kemana ujung sebuah jalan. Profesinya sebagai pekerja seks justru membawanya kepada cinta sejatinya... Ralf Hart..

Paulo Coelho benar-benar berbeda dalam buku ini. Bukan dalam penuturan, makna-makna dalam yang tersirat dalam keederhanaan bahasa yang sangat dominan -khas seorang paulo- yang berbeda adalah bahwa ide cerita yang dipilihnya, sesuatu yang tabu bagi kebanyakan, sebuah topik keras, sulit dan mengejutkan. Paulo sendiri secara jujur mengakui ada sedikit kecemasan dan kesulitan tentang topik dalam novel barunya ini. Bukan tanpa alasan, sebelumnya di tahun 1970-an, sebuah buku dengan topik yang sama, "The Seven Minutes" dicekal dan dilarang beredar di Swiss. Hal ini sedikit banyak menghambat kreativitasnya.

Yang patut diacungi jempol, dengan berani Paulo menggambarkan dua jenis prostitusi, prostitusi demi uang dan prostitusi sakral. Jangan terkejut bahwa Paulo mencoba membimbing kita pada sebuah kesimpulan bahwa seks atau bersebadan bukan sekedar pertemuan dua kelamin tapi lebih dari itu, ada esensi ketuhanan yang terselip disana. Paulo bahkan menyertakan referensi langsung tentang sadomasokisme. Beliau penulis briliant, bukan sekedar menulis kisah tanpa bobot. Saya bahkan baru tahu sejarah prostitusi setelah membaca buku ini. Yah, wajar baru tahu karena memang tidak pernah berusaha mencari tahu.

Yang menarik dalam buku ini adalah karakter tokoh utamanya si Maria. Paulo begitu konsisten dengan penggambaran seorang Maria tentang keputusannya menutup diri dari godaan cinta dan hanya menyimpan hatinya untuk buku hariannya. Saya suka, karena sesungguhnya buku harian Maria adalah isi kepala Paulo, dimana makna dan hikmah terselip disana. Saya merasa sesi menulis buku harian adalah sesi terjujur seseorang -komunikasi interpersonal- saat hati dan logika berbicara dengan pemiliknya, saat karakter benar-benar berbicara. Ada beberapa curhatan Maria yang menurut saya menarik. Cekidooottt :
  • Aku bisa memilih menjadi korban dunia ini atau menjadi petualang yang mencari harta karun. Tinggal bagaimana aku menjalani hidupku. (saat Maria memutuskan untuk bekerja sebagai penari di sebuah kelap malam)
  • Hidup adalah permainan yang berdesing cepat memabukkan; hidup adalah petualangan terjun dengan parasut; berani mendaki ke puncak; punya keinginan untuk memaksimalkan diri, bisa merasa marah dan tidak puas saat kau gagal melakukannya. ...... tapi kalau aku percaya bahwa rel-rel itu adalah tadirku dan Tuhan sendiri yang menjaga mesinnya, maka mimpi buruk itu akan berubah menjadi esuatu yang mendebarkan. (Pandangan Maria tentang hidup saat melihat orang-orang begitu menikmati roller coster)
  • Cinta tak akan kita temukan pada sosok orang lain, melainkan di dalam diri kita sendiri; kita hanya perlu membangkitkan.
  • Mana sikap yang lebih berbahaya-menjauhi nafsu atau meleburkan diri ke dalamnya? (pertanyaan yang saya juga bingung menjawabnya)
  • Semua bahasa di dunia ini pasti punya ungkapan kurang lebih bunyinya begini: "Apa yang tak kau lihat tak akan kau sesali".
  • dsb..
Kalau diperhatikan, dari awal buku ini hampir selalu menghadirkan analogi-analogi insidental yang dipikirkan Maria tentang orang-orang dan kehidupan di sekelilingnya. Sejumlah analogi sederhana dan deskripsi yang benar-benar mengena, sangat cerdas. Di salah satu catatan hariannya, Maria bahkan menulis seperti ini:
N.B: Aku baru saja membaca kembali tulisanku malam ini. Ya ampun! Aku jadi terlalu cerdas sekarang

Hm, sepertinya saya tidak perlu membahas bagian ini dengan detail. Semoga ada yang penasaran dan mencari tahu bukunya. :) Bagaimanapun juga, saya salut Paulo menuliskan sesuatu yang mampu membuat terperangah para pecinta tulisan-tulisannya. Jujur, saya pribadi juga mengalami hal itu. Tidak menyangka, Paulo akan membeberkan hal "tabu bin kontroversial" dengan begitu lugas. Ini kali kedua saya tidak bisa menebak isi buku (dengan alasan berbeda) dari sampul atau cuplikan singkat yang biasanya tertera di sampul belakang. Yah, kemungkinan juga karena saya begitu terburu-buru mencomot buku ini di gramedia. Saya membelinya bebrapa waktu lalu dalam waktuyang sangat singkat, 10 menit (rekor tersingkat saya di gramed), sudah termasuk menitipkan barang, memilih buku dan mengantri 5 menit. (Eh, koq curhat?? :D)
Bagi kalian yang menyukai isu-isu sosial atau pelahap buku-buku yangs nyawa dengan "Jakarta Undercover karya Moammar Emka", ini genre yang tepat. Tapi tentu saja, gaya bertuturnya sungguh berbeda. Hm, saya benar-benar semakin tertarik membuat postingan tentang perempuan dan prostitusi setelah membaca buku ini. Kapan? Entahlah.. 

Lalu kenapa judulnya harus "Eleven Minutes"?
Hm, saya benar-benar tidak perlu menjawab itu. :)

Tuesday 8 November 2011

Don't Want An Ending by Sam Tsui

Masih musim Sam Tsui disini. :D 
Beneran suka ma lagu ini... don't want an ending.. :D


Cre : KurtHugoSchneider

Lirik :

I don't wanna fall out
But we're all out of time
(Is this over?)(Don't want an ending)
In one day
No way you'll be mine
(Is this over?)(Don't want an ending)

Mmm... (Don't want an ending)

My heart is running on empty
One more day and then we go
And, yeah, the time goes on now
Don't ask me how, I don't know

We'll be home tomorrow
'Bout a thousand miles too far away
Say you won't forget and I'll be okay

At least tonight
It's just you and me and honestly
That's everything I need

I don't wanna fall out
But we're all out of time
(Is this over?)(Don't want an ending)
In one day
No way you'll be mine
(Is this over?)(Don't want an ending)

Tonight's a countdown
'Til the day we're not around
(Is this over?)(Don't want an ending)
Then you're gone
And we're on with our lives
(Is this over?)
I don't want an ending

No... Don't want an ending...

The days turn to hours
And it's just a moment before they go
I'm scared to say goodbye
'Cuz what's after that?
I don't know

And as the years slip past us
If we lose track or lose the fight
I will search forever to find a back
To tonight, where it's just you and me
And honestly, that's everything I need

I don't wanna fall out
But we're all out of time
(Is this over?)(Don't want an ending)
In one day,
No way you'll be mine
(Is this over?)(Don't want an ending)

Tonight's a countdown
'Til the day we're not around
(Is this over?)(Don't want an ending)
Then you're gone
And we're on with our lives
(Is this over?)
I don't want an ending

We say "See you later"
(See you later)
But I know there's no way we're
(There's no way we're)
Around here again Yeah...
And every "Until next time"
(Until next time)
Feels like one bad punchline
And I don't want that again

I don't wanna fall out
But we're all out of time
(Is this over?)(Don't want an ending)
In one day,
No way you'll be mine
(Is this over?)
I don't want an ending

I don't wanna fall out
But we're all out of time
(Is this over?)(Don't want an ending)
In one day,
No way you'll be mine
(Is this over?)
I don't want an ending

Tonight's a countdown
'Til the day we're not around
(Is this over?)(Don't want an ending)
Then you're gone (You're gone)
And we're on with our lives
(Is this over?)
I don't want an ending

No... I'm all out of time
(Don't want an ending)
Don't want an ending
Mmm... Don't want an ending

Download versi Mp3-nya disini

If I Die Young by Sam Tsui (-The Band Perry-)

Sedang kasmaran dengan Sam Tsui. Hohohoho... demen saya sama suaranya. Pronunciation itu loh, asli, jelas sekali. Dibanding penyanyi aslinya, lebih suka yang ini.



Cre: KurtHugoSchneider

Lirik :

If I die young, bury me in satin
Lay me down on a bed of roses
Sink me in the river at dawn
Send me away with the words of a love song
Uh oh, uh oh
Lord make me a rainbow, I'll shine down on my mother
She'll know I'm safe with you when she stands under my colors
Oh, and life ain't always what you think it ought to be, no
Ain't even gray, but she buries her baby

The sharp knife of a short life
Well, I've had just enough time

If I die young, bury me in satin
Lay me down on a bed of roses
Sink me in the river at dawn
Send me away with the words of a love song

The sharp knife of a short life
Well, I've had just enough time
And I'll be wearing white when I come into your kingdom
I'm as green as the ring on my little cold finger
I've never known the loving of a man
But it sure felt nice when he was holding my hand
There's a boy here in town, says he'll love me forever
Who would have thought forever could be severed by
The sharp knife of a short life
Well, I've had just enough time

So put on your best, boys, and I'll wear my pearls
What I never did is done
A penny for my thoughts, oh no, I'll sell 'em for a dollar
They're worth so much more after I'm a goner
And maybe then you'll hear the words I been singing
Funny, when you're dead how people start listening

If I die young, bury me in satin
Lay me down on a bed of roses
Sink me in the river at dawn
Send me away with the words of a love song

Uh oh, uh oh

The ballad of a dove, (uh oh)
Go with peace and love
Gather up your tears, keep 'em in your pocket
Save them for a time when you're really gonna need them, oh

The sharp knife of a short life
Well, I've had just enough time
So put on your best, boysAnd I'll wear my pearls

Download mp3-nya disini.