Monday 22 July 2013

Manusia dan binatang. Percayalah, kita sama.

Ini bukan book review seperti kebiasaan saya kemarin-kemarin, hanya saja ada beberapa bagian dari buku ini yang menarik menurut saya. 

Life of Pi
Dari buku "Life of Pi"-nya Yann Martel
  • Inti dari seni dan ilmu perkebun-binatangan adalah membuat binatang-binatang terbiasa dengan kehadiran manusia. Tujuan utamanya adalah mengurangi jarak aman binatang. Jarak aman adalah jarak yang dikehendaki binatang yang bersangkutan antara dirinya dengan makhluk yang dia anggap musuhnya.
  • Masing-masing binatang punya jarak aman berbeda-beda dan mereka mengukurnya dengan cara yang berbeda-beda.
  • Sarana untuk mengurangi jarak aman binatang adalah pengetahuan kita tentang binatang yang bersangkutan, makanan dan tempat berteduh yang kita sediakan, dan perlindungan yang kita berikan.
  • Tapi akan selalu ada binatang-binatang yang berusaha melarikan diri dari kebun binatang.
  • Setiap binatang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus yang harus dipenuhi, seperti yang ada pada habitat alaminya.
  • Semua makhluk hidup memiliki kadar kegilaan yang menggerakkan mereka untuk bertingkah aneh dan kadang-kadang tak bisa dijelaskan dengan akal. Tapi kegilaan ini bisa jadi penyelamat, sebab dia juga bagian dari kemampuan beradaptasi. Tanpa unsur ini, tidak bakal ada spesies yang bisa bertahan hidup. 
~Dikutip random dari "Life of Pi",Yan Martel halaman 69-72~ 
Menyelesaikan bagian ini seperti seseorang menepuk punggung saya dengan halus sambil berkata, "Sungguh, betapa miripnya kita dengan binatang". Yah, saya mengaminkan.

Mari membuat asumsi : kebun binatang = dunia fana-nya manusia. Jarak aman sebagai zona nyaman yang kita sebut hak asasi. Batasan - batasan yang kita pagari dengan sesuatu yang disebut prinsip dan maklum. Siapapun yang melampaui batasan itu, sengaja atau tidak, pasti akan menimbulkan gesekan. Beberapa punya batasan "maklum" yang luar biasa, di atas rata-rata, beberapa dari kita berada pada per-maklum-an di level "rata-rata".

Sarana mengurangi jarak aman adalah seberapa dekat seseorang dengan individu bersangkutan. Pergaulan. Efek dominonya ke batasan per-maklum-an tadi. Kadang saat beberapa orang merasa sudah sangat dekat, pada beberapa titik mereka bisa me-maklum-i "kesalahan".

Tapi akan selalu ada manusia yang melarikan diri kenyataan. Keimanan kita tidak pernah stag pada level tertingginya, saat intensitas ujian datang bertubi-tubi, ada kalanya kita ingin melarikan diri. Bagian "Semua makhluk hidup memiliki kadar kegilaan yang menggerakkan mereka untuk bertingkah aneh dan kadang-kadang tak bisa dijelaskan dengan akal. Tapi kegilaan ini bisa jadi penyelamat, sebab dia juga bagian dari kemampuan beradaptasi. Tanpa unsur ini, tidak bakal ada spesies yang bisa bertahan hidup", kelihatannya ini sangat tepat, dalam artian konotasi maupun denotasi. Sepertinya tidak salah bila kita sampai pada konklusi :
Manusia dan binatang. Percayalah, kita sama. Bukan secara norma kesopanan tapi mekanisme pertahanan diri.

Tuesday 9 July 2013

Ya Marhaban..

Hola fellas!
Sepertinya akhir-akhir ini saya terlalu nyaman di rumah kedua dan hampir melupakan bumi yang ini. Mungkin karena tumblr lebih simpel dan bisa diakses dengan sangat nyaman dengan app mobile-nya, saya seperti terhipnotis. Semoga saja, setelah diakuisisi Yahoo, nasibnya tidak seperti koprol, jadi almarhum. Hah, malah kemana-mana.

Ini perayaan, 
Ramadhan is in the house. Maaf untuk semua khilaf, semoga suci menuju fitri.

Anggap saja ucapan penyambutan, saya kebagian link dari kawan. Dan i like this one, like it so much.
Percayalah, ini menenangkan. ^^

Lets sing:
Bil’hubbi talqa kal budoor 
 Daifal amani was suroor 
 Fi qal a’ta yaw al ujoor 
 Ya marhaban…ya marhaban… 


Cre : Islam Muslim, youtube