Sunday 24 January 2016

Demi Masa

Yang paling dekat adalah kematian. Yang paling jauh adalah masa lalu. 
Yang paling besar adalah hawa nafsu. Yang paling berat adalah memegang amanah. 
Yang paling ringan adalah meninggalkan sholat. 
Dan yang paling tajam adalah lisan manusia.
 -Imam Al Ghazali-"


Assalamu alaikum... 2016. #telatkebangetan

Apa kabar tahun barunya? Kemarin habis berapa kembang apinya? Seberapa berasap langitmu? Maaf, sarkastik. :)

Benar kata Edgar Quinet, "Waktu adalah hakim paling adil dan paling keras". Sebab esensinya selalu (pasti) "bergerak maju" tanpa tedeng aling-aling. Benar bahwa ia adalah manivest yang kasat mata tapi pasti, sekalipun parameternya tidak. Terasa lama atau singkat tergantung kondisi, lambat bagi mereka yang menunggu, singkat bagi mereka yang sedang dipenuhi rasa takut, selalu lama bagi yang berduka, dan selalu singkat bagi mereka yang sedang berbahagia.

Jeda kali ini sepertinya membuat saya sedikit melankoli, terlebih beberapa waktu belakangan saya sering sekali bertemu dengan (sebut saja) si fulanah. Seorang perempuan muda, sulung dari tiga bersaudara yang hidup yatim piatu bersama kedua adik laki-lakinya. Pada november kemarin, ayahnya berpulang ke rahmatullah, menyusul ibundanya yang telah lebih dahulu di panggil Sang Pencipta pada bulan februari tahun sebelumnya. Di setiap kali bertemu, kepala ini tidak pernah mau kompromi dengan ingatan yang (lagi-lagi) mengalir begitu saja. Duh, baper. Bukan tanpa alasan, saya kenal betul kedua orang tuanya. Apalagi sang ibu, beliau sosok sederhana yang ramah dan sangat bermasyarakat. Setiap kali ada hajatan, entah besar-besaran atau kecil-kecilan, beliau selalu menjadi orang pertama yang menyumbangkan tenaga, berada di dapur. Arghhh.. semoga beliau senantiasa diberi kelapangan di alam sana.

Yang luar biasa dari perempuan muda ini, di dua kali badai dalam hidupnya ia selalu terlihat tegar. Pikiran pertama saya, kedua orangtuanya pastilah juga hebat dalam mendidik mereka. Kenapa? Seperti tulisan saya di postingan sebelumnya:
Saat seorang anak lahir, dia benar-benar kanvas yang putih bersih. Siapa yang akan mewarnainya tentu saja orang-orang terdekatnya (orang tua). Yang diwariskan ayah dan ibu kepada anak, hanyalah kemiripan-kemiripan lahiriah, jasad. Roh yang ditiupkan adalah esensi lain yang tidak ada sangkut-paut apapun dengan esensi jasad. Roh ini tidak bisa memilih dia akan ditiupkan ke jasad yang mana, seorang anak tidak pernah bisa memilih siapa orang tuanya. Lalu si anak bertumbuh dan mulai faham tentang dunia, mulai mengerti keinginan-keinginan, tahu membedakan yang baik dan buruk. Bukankah proses ini memberikan peluang bagi seorang anak untuk menata denah-denah abstrak di kepalanya.
Singkatnya, tumbuh kembang seorang anak, akan jadi pribadi seperti apa dia kelak, sangat tergantung pada peran orang tua. Sayangnya tidak serta-merta semua orang tua bisa menjalani peran sebagai orang tua yang ideal. Harus ada keinginan-keinginan untuk bisa, keinginan untuk tahu dan mencari tahu bagaimana flatform ideal yang sebenarnya. Terlebih di jaman teknologi smartphone sangat mudah diperoleh seperti saat ini, dimana informasi dan pengaruh mengepung dari segala penjuru. Waspada sebelum terlambat, sebab prilaku dan mental generasi kita taruhannya.

Maka saya sangat mengapresiasi ketika salah seorang kawan di grup WhatsApp berbagi kekhawatiran yang sama. Positifnya, ia berbagi buku-buku parenting sebagai solusinya. Salah satu yang recomended adalah buku Kiki Barkiah "5 Guru Kecilku". Katanya memang bukan buku-buku teori parenting tapi lebih ke bagaimana mengaplikasikan teori-teori parenting dengan penuh kesabaran dan keyakinan. Buku ini tergolong ringan karena mengangkat kisah-kisah seputar pengasuhan anak, termasuk solusi dari permasalahan umum dalam pengasuhan anak. Disisipi dengan hikmah dan teladan yang tentunya bisa jadi angin segar bagi orang tua seputar pengasuhan anak usia dini dan remaja. Saya dan beberapa kawan grup yang masih single juga tertarik memilikinya. Bukan apanya, bukankah harus mau tahu dulu baru bisa kan? Syukur bisa tahu apalagi bisa jadi orangtua ideal nantinya. Ekekeke..

5 Guru Kecilku oleh Kiki Barkiah
Kebetulan kawan saya ini sudah jadi reseller untuk buku-buku khusus parenting cetakan Pro U Medai dan Zaman, termasuk bacaan anak-anak dari Perisai Quran Qids. Bila tertarik dan ingin info lebih lengkap silahkan di kolom komentar atau langsung menghubungi beliau di Nomor Whatsapp : 0852 5544 2010. Berita baiknya untuk pemesanan wilayah Makassar bisa diantarkan. Beberapa buku dan judul buku parenting lainnya :




Thats all..
Have a nice weekend dear you..