Sunday 11 September 2016

Yes, I did. From Zero to Hero..

Selalu ada yang namanya "pertama kali". Tentu saja bagi mereka yang mau belajar. Momen-momen seperti itu biasanya selalu membekas dengan rapi, entah karena kesan yang dibawa adalah sesuatu yang mencengangkan, menggemaskan, lucu atau bahkan malu-maluin. Masih sama dengan alasan hiatus saya yang kemarin-kemarin, beberapa bulan ini pun karena sibuk. Bagian menyenangkannya, alhamdulillah.. saya sibuk mencoba menjadi bagian "mereka yang mau belajar". Tsaaah..

Bagaimana tidak mencengangkan selama beberapa bulan kemarin, kepala yang ini sibuk mengerjakan Proyek Perubahan sebagai kewajiban diklat pim. Kepala ini dipaksa latah meng-akrab-i bahasa pemrograman yang sama sekali bukan jalur saya. Cerita sedikit, berangkat dari masalah klasik di kantor, saya berencana menggunakan aplikasi sederhana yang mampu membantu meningkatkan efektifitas pelayanan administrasi untuk warga yang membutuhkan. Awalnya rencana pengerjaan aplikasi akan di - handle kawan yang basically lulusan komputer. Rencana dan gambaran aplikasi sudah matang, sudah dikomunikasikan dengan beliau dan disanggupi. Dengan nyamannya saya mengikuti rangkaian diklat, mulai "on campus", "benchmarking", juga pengajuan dan seminar/ pameran Rencana Aksi Proyek Perubahan (RAPP). Singkatnya penguji mengamini, dalam 2 (dua) bulan, tepatnya dalam 8 (delapan) minggu berikutnya, reformer - (saya) harus siap ujian presentasi hasil implementasi proyek perubahan.

Peserta DIKLATPIM IV Angk. 250 Kab. Enrekang
Dapat kawan baru memang selalu menyenangkan, artinya engkau punya kesempatan berkawan dengan kepala mereka yang keren-keren.
Minggu pertama dan kedua off campus, saya masih masa bodoh, prefer ke urusan kantor dibanding urusan diklat. Beberapa waktu terakhir, sejak harga bawang merah melesat naik, kasus sengketa lahan juga makin subur. Pada minggu ketiga barulah sempat bertemu dengan beliau dan membahas pengerjaan aplikasi. Disitu baru ketahuan, konsep yang saya maksud berbeda dengan yang dia maksud. Mulai kelimpungan, google pun jadi tim rescue paling utama. Surfing kiri-kanan akhirnya dapat juga metode yang paling bagus, pakai visual basic atau pakai vba macro di excel. Sayangnya kawan saya juga kurang familiar dengan cara itu, plus saya tidak kenal orang lain yang bisa direpoti tentang aplikasi. Dulu saya pernah dengar dari kawan kalau visual basic itu terlalu kompleks, VBA Macro mungkin sedikit lebih sederhana, pikir saya. Nyatanya script-scriptnya tetap sukses membuat puyeng. Satu-satunya pengalaman saya dengan script hanya saat utak-atik html blog. Itupun jarang, paling cepat kalau attach template langsung dari contekan mbah google. Sedikit putus asa, tombol iseng mulai ter-enter, download tutorial-tutorial via youtube. Pas coba-coba ternyata saya cukup bisa membuat userformnya, masalah terbesar saat harus mulai masuk script, mengintegrasi userform dengan data-data pada macros. Ampuuunn.. Deadline waktupun menekan, targetnya dalam 3 minggu aplikasi ini harus selesai, 2 minggu sisanya harus cukup untuk implementasi, monitoring dan evaluasi aplikasi, termasuk membuat laporan hasil implementasi proyek perubahan yang akan diseminarkan. Tempo hari itu bulan ramadhan, praktis tarwih saya hanya di rumah, sama sekali tidak mengunjungi mesjid. Hiks ..

Tuhan memang tidak pernah membiarkan hambanya sendirian.^^ Gegara kelimpungan ternyata "bakat kumpeni" saya yang muncul, mulai menjajah kawan-kawan statistik jaman masih kuliah di Unhas, menghubungi anak-anak teknik kenalan saya, termasuk anonim-anonim maya di kontak saya, juga pemilik akun-akun tutorial yang saya download. Angin segar pertama berhembus ketika salah seorang kawan blog, ikut penasaran dengan VBA Macro dan mau mencoba mempelajarinya. Awalnya, saya biarkan si kawan blog bekerja sendiri, sembari berharap saya bisa terima beres. Hahahaah.. betapa jahatnya saya. Tapi ternyata semangat dan rasa keingintahuannya membuat saya juga terpecut, perlahan-lahan keinginan untuk belajar teraktivasi. Jadilah malam-malam selanjutnya dihabiskan dengan begadang, sampai-sampai ibu menyebut saya kalong spesies terbaru. Ramadhan kemarin, ponakan saya stay di rumah, lumrahnya anak kecil, begitu duduk depan kompi, malah dia yang paling ngebet memainkan tuts-tuts keyboard.

Angin segar kedua berhembus ketika teman kecil saya ternyata kenal baik dengan salah seorang kawan di dinas yang memang direkomendasikan pembimbing saya. Tepat ketika waktu deadline mulai mengganggu di depan mata. Memang benar, bicara aplikasi memang paling mumpuni kalau carinya "fresh graduate", yang ingatannya belum keriting dengan rutinitas. Dan alhamdulillah, bermodal muka badak, setelah sekali bertemu, belajar otodidak dan dipandu oleh kawan baru tadi, saya tercerahkan. Pada latihan ke-8, akhirnya aplikasi ini selesai. Luar biasaaa!! Bagi saya ini benar-benar momen "wow", from zero to hero, excited luar biasa. Beban berminggu-minggu berasa luruh tanpa sisa tepat di detik "no debug detected" setelah running aplikasi. Alhamdulillah.. Kesyukuran saya benar-benar luar biasa. Bahkan saat menulis cerita ini, perasaan hangat ketika beban luruh terasa segar kembali.

Tuhan Maha baik, saya kembali diingatkan bahwa, "setiap keterbatasan bisa dilawan dengan sebuah tekad". Apapun itu, harus mau dulu baru bisa. Semacam formula untuk mengaktifasi tombol enter. Sesuatu akan benar-benar manis saat kita mengusahakan yang terbaik, kerja keras tidak pernah membohongi hasil. Terima kasih banyak kepada Arya Poetra dan Budi Kalla, maafkan bakat kumpeni saya. Mugi-mugi rejeki kalian berdua lancar jaya.

Silahkan klik nama-nama tersebut diatas untuk bertemu orang-orang baik itu. :)
#hanamasa
#bumiaccilong