Tuesday 15 November 2016

Leaves The Mark!


"Be the kind of person who leaves a mark, not a scar".
#pathdaily Asriani Amir

Pernah saya berfikir, kita tidak akan benar-benar bisa berkawan dengan orang lain tanpa meet them fisically. Idealnya berkawan harusnya 2 orang atau lebih itu pernah terlibat satu kegiatan, minimal pernah bertemu, bertukar pikiran, "klik", lalu akrab. Nyatanya tidak. Makin kesini, media sosial sudah terlalu massif dan memiliki caranya sendiri dalam bergaul. Tidak perlu bercerita tentang raksasa facebook yang entah sudah mempertemukan dan menyatukan seberapa banyak pribadi, bukan hanya dalam komunitas, bahkan sebagai pasangan. Luar biasa. Bagi saya, orang-orang yang memilih jalan itu, penerimaannya sungguh luar biasa. Saya mungkin bisa sedikit menerima orang-orang baru tanpa pertemuan tapi tidak sejauh itu.

Lain facebook, lain pula blog. Mengenal blog sejak 2010, saya merasa nyaman "nyinyir" atau buang sampah disini. Blog bukan lagi sekedar meng-upgrade media menulis ke sarana yang lebih mudah diakses tapi juga solusi untuk kepala yang seringkali sibuk sendiri, sulit berdamai dengan sekitar. Siapa nyana nge-blog ternyata morphinis, terlebih ketika ada follower tetap yang menunggu bahan postingan untuk didiskusikan. Malah beberapa kali ada-ada saja pesan yang bertamu entah di messanger, wa atau bbm, sekedar menyapa "Kapan nulis lagi, mba". Lucu, iya. Tapi ternyata pesan-pesan seperti itu bisa menjadi mood booster tersendiri, terutama saat-saat deadline dan ketidaknyamanan terasa mengepung dari segala penjuru. #eh

Saya harusnya bersyukur, ngeblog ternyata memberikan kesempatan bertemu kawan-kawan baik. Beberapa menjadi kawan diskusi, beberapa menjadi kawan berbagi inpoh buku-buku yang menarik dan anti mainstream, maklum di sekitar saya, lumayan jarang kawan yang doyan buku. Yang paling menyenangkan diantara segalanya, saya bertemu kawan yang juga mencintai dan kagum pada Soe Hok Gie - sosok aktifis angkatan 66 yang luar biasa perjalanan hidupnya. Dari tukar-menukar inpoh akhirnya koleksi buku-buku Soe Hok gie yang luar biasa sulit ditemukan, akhirnya mulai terkumpul satu per satu.
Majalah Tempo edisi Oktober 2016
Pinjam dan numpang baca punya kawan yang satu dan akhirnya kebagian dari kawan lainnya.


Dan ketika majalah tempo mengeluarkan edisi khusus tentang surat-surat Gie yang tersembunyi, sebaris direct messange bertamu di timeline dan dengan sigap saya menghubungi kawan yang juga fans fanatik Gie supaya ngecek toko buku. Lumayan masih sempat dapat satu yang terakhir, walhasil saya numpang baca dari beliau. Alhamdulillahnya, beberapa hari kemudian saya dapat DM lagi, ternyata si kawan yang ngabarin masih bisa nemu 2 (dua) majalah, iyaah..alhamdulillah kebagian. 
Tidak Ada New York Hari Ini ~ Aan Mansyur
Masih ingat film sekuel "Ada Apa dengan Cinta"? Viewer film itu pasti tahu salah satu puisi Rangga untuk Cinta ini, "Tidak Ada New York Hari Ini" karangan Aan Mansyur. Iya, saya menyukai tulisan-tulisan beliau. Saya lupa kapan tepatnya saya mulai suka dengan tulisan-tulisannya, termasuk Mbah Pramoedya Ananta Toer, Agus Noor, dll. Untuk kumpulan puisi Aan mansyur juga begitu, kebagian DM inpoh Pre Order dan tak lama ada lagi mas-mas JNE yang membawakan buku ini.
23 Episentrum ~ Adenita
Beberapa waktu lalu, saya terlibat diskusi dengan teman path. Tidak jauh-jauh bahasannya tentang buku Adenita, penulis buku 9 Matahari. Saya jarang jatuh cinta pada buku-buku pop, bahkan "Perahu Kertas"-nya Mba Dewi Lestari tak cukup menarik di kepala ini. Beda jauh dengan seri supernova-nya yang membuat saya menunggu 12 tahun untuk akhirnya menamatkan keenam serinya. Buku "9 Matahari" menurut saya memiliki diksi yang luar biasa, even terselip dalam kisah pop-nya. Saya betah. Betapa menyenangkannya ketika merindukan tulisan salah seorang penulis kesukaan dan tetiba seorang kawan menawarkan bukunya untukmu, terlebih buku itu sudah jarang beredar. Alhamdulillah (lagi).

Quantum Ikhlas ~ Erbe Sentanu
Beda lagi dengan kisah buku "Quantum Ikhlas"-nya Erbe Sentanu. Akhir-akhir ini saya lelah, sedang mumet tingkat dewa, suntuk stadium 4 dan apalah kalimat yang tepat menggambarkan kondisi kepala dan perasaan yang butuh divaksinasi. Tetiba ada saja kawan blog yang bertamu di whatsapp, awalnya sekedar diskusi lebih penting mana positive thinking atau positive feeling. Bagi saya yang tipikalnya percaya pada kekuatan pikiran, tentu saja memilih yang pertama, positive thinking. Tapi ternyata buku ini berpendapat berbeda, thats why i'm little bit anxious to know more 'bout those book. Dan lagi-lagi alhamdulillah, saya dapat traktir (lagi).

Kawan-kawan ini, ada yang dari komunitas, ada yang saya kenal dari kawan,  ada juga yang murni pembaca random yang tersesat di blog ini dan menetap, ada yang baru bertemu sekali, ada yang belum pernah bertemu. Mereka terpisah jarak ratusan bahkan ribuan kilo dari tempat saya, beda pulau malah, tapi mereka ada dan mau berbagi. Luar biasa. Saya merasa beruntung dan bersyukur, dipertemukan dengan orang-orang yang baik. Mungkin Tuhan ingin saya belajar melalui mereka. Belajar meninggalkan jejak yang baik kepada orang lain, bahkan bagi mereka yang di luar orbit keseharian kita. Yap, be the kind of people who leaves the mark, not a scar. Entah seberapa sering kita melewatkan orang baik dan gagal belajar dari mereka. Kalau kata Winnie The Pooh, "Sometimes the smallest things take up the most room in your heart". Iya, semoga "the most room" itu adalah hikmah.

#hanamasa
foto cre : instagram @asrianiamir17

Saturday 5 November 2016

#novemberous



Oke, saya ketularan. Pesona pesan pendek yang bertamu di beranda fb, cukup sulit dibiarkan. Baiklah, setelah sekian waktu tertawan hiatus, mari mencoba mengakrab-i fiksi kembali, tepatnya nyinyiran-nyinyiran tak berkelamin ini. 


#novemberous1
 ---melepaskan---

Katamu pertemuan itu menyenangkan
Sebab ia selalu melibatkan rasa, bisikmu
Tentang riak-riak rindu yang menemukan muaranya
Tentang kisah-kisah yang saling menggenggam

Tidak kali ini
Kepalang lupa bahwa matahari dan makassar adalah sejoli yang menggenapkan. Serasi, intim.
Membuat amnesia pada manisnya sepoci teh yang selalu engkau hangatkan di pagi hari
Digetirkan garam
Tetiba beku
Lalu hujan, basah di pohon, jalanan… di mataku
Disini.. benang merah sedang melonggar
Satu per satu

#novemberous2
---pagi---

I.
Kepada fulan yang berkawan gamang
pagi telah jadi hiruk-pikuk stasiun kereta
tempat menggadai kenangan semalam
entah dibawa pergi kereta yang ini atau yang nanti
kadang disinggahi kenangan kemarin
entah oleh kereta yang ini atau yang nanti
pagi adalah tempat kenangan mengantri
dibawa pergi atau kembali

II.
Kepada kawan yang gulana menunggui rembulan
Pagi telah jadi persimpangan
Akankah terus meniti jalanan yang ini
Atau ujung yang itu

Pagi adalah tempat mimpi berseteru
Menunggu membunuh atau terbunuh

III.
Pagi adalah persinggahan
Bagi pemenang untuk pergi atau menetap

#novemberous3
---perjalanan---

Kau sibuk berkeliling
Mencari  di depan dan belakang
Ke kiri lalu ke kanan
Tapi lupa mencari di atas

#novemberous4
---cinta pertama---

Sebut ini sebuah balada. Boleh juga engkau anggap dongeng hanamasa. Jangan tanya apa atau bagaimana. Aku tahu kau juga tahu rasanya. Hanya dia yang tak suntuk membuat selalu sibuk mengutuk kantuk. Mendatangi begitu saja, ia scene-scene tak beralur tapi teratur. Dunia hening, tapi ia tidak. Selalu semarak. Seolah ia hidup damai disana.

Kadang ia datang dalam lamat-lamat suara aan mansyur.
“engkau tahu? Kepalaku: kantor paling sibuk di dunia. Anehnya, hanya seorang bekerja tiada lelah disana.
….
Ya, percayalah! Kepalaku: kantor paling sibuk di dunia. Anehnya, hanya seorang bekerja tiada lelah di sana : engkau saja!”

Kadang diinterupsi suara soft rocknya Danny O’Donoghue
Cause one day you wake up and find that you’re missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be thinking maybe you’ll come back here to the place that we’d meet.
And you’ll see me waiting for you on the corner of the street.
So I’m not moving, I’m not moving
Policeman says, “Son, you can’t stay here.
I said, “there’s someone I’m waiting for if it’s a day, a month, a year.
Gotta stand my ground even if it rains or snows.
If she changes her mind this first place she will go”.

Kamu serandom itu.
(penggalan puisi Aan Mansyur dan lagu The Man I Cant be Move ~ The Script)


#novemberous5
---stalking---

Obsesif kompulsif ternyata turunan dari rasa suka. Engkau berkali-kali tertawan penasaran dan betah menunggui ciap-ciap ringtone dari selular.
Massif. Bertamu dan mengetuk setiap pintu sosmed, sedang kau tahu dia tak ada disana.

Oh..hati..


#novemberous
#30harimenulis
#novembermenulis

cre: foto nyaplok dari mbah google.

Sunday 11 September 2016

Yes, I did. From Zero to Hero..

Selalu ada yang namanya "pertama kali". Tentu saja bagi mereka yang mau belajar. Momen-momen seperti itu biasanya selalu membekas dengan rapi, entah karena kesan yang dibawa adalah sesuatu yang mencengangkan, menggemaskan, lucu atau bahkan malu-maluin. Masih sama dengan alasan hiatus saya yang kemarin-kemarin, beberapa bulan ini pun karena sibuk. Bagian menyenangkannya, alhamdulillah.. saya sibuk mencoba menjadi bagian "mereka yang mau belajar". Tsaaah..

Bagaimana tidak mencengangkan selama beberapa bulan kemarin, kepala yang ini sibuk mengerjakan Proyek Perubahan sebagai kewajiban diklat pim. Kepala ini dipaksa latah meng-akrab-i bahasa pemrograman yang sama sekali bukan jalur saya. Cerita sedikit, berangkat dari masalah klasik di kantor, saya berencana menggunakan aplikasi sederhana yang mampu membantu meningkatkan efektifitas pelayanan administrasi untuk warga yang membutuhkan. Awalnya rencana pengerjaan aplikasi akan di - handle kawan yang basically lulusan komputer. Rencana dan gambaran aplikasi sudah matang, sudah dikomunikasikan dengan beliau dan disanggupi. Dengan nyamannya saya mengikuti rangkaian diklat, mulai "on campus", "benchmarking", juga pengajuan dan seminar/ pameran Rencana Aksi Proyek Perubahan (RAPP). Singkatnya penguji mengamini, dalam 2 (dua) bulan, tepatnya dalam 8 (delapan) minggu berikutnya, reformer - (saya) harus siap ujian presentasi hasil implementasi proyek perubahan.

Peserta DIKLATPIM IV Angk. 250 Kab. Enrekang
Dapat kawan baru memang selalu menyenangkan, artinya engkau punya kesempatan berkawan dengan kepala mereka yang keren-keren.
Minggu pertama dan kedua off campus, saya masih masa bodoh, prefer ke urusan kantor dibanding urusan diklat. Beberapa waktu terakhir, sejak harga bawang merah melesat naik, kasus sengketa lahan juga makin subur. Pada minggu ketiga barulah sempat bertemu dengan beliau dan membahas pengerjaan aplikasi. Disitu baru ketahuan, konsep yang saya maksud berbeda dengan yang dia maksud. Mulai kelimpungan, google pun jadi tim rescue paling utama. Surfing kiri-kanan akhirnya dapat juga metode yang paling bagus, pakai visual basic atau pakai vba macro di excel. Sayangnya kawan saya juga kurang familiar dengan cara itu, plus saya tidak kenal orang lain yang bisa direpoti tentang aplikasi. Dulu saya pernah dengar dari kawan kalau visual basic itu terlalu kompleks, VBA Macro mungkin sedikit lebih sederhana, pikir saya. Nyatanya script-scriptnya tetap sukses membuat puyeng. Satu-satunya pengalaman saya dengan script hanya saat utak-atik html blog. Itupun jarang, paling cepat kalau attach template langsung dari contekan mbah google. Sedikit putus asa, tombol iseng mulai ter-enter, download tutorial-tutorial via youtube. Pas coba-coba ternyata saya cukup bisa membuat userformnya, masalah terbesar saat harus mulai masuk script, mengintegrasi userform dengan data-data pada macros. Ampuuunn.. Deadline waktupun menekan, targetnya dalam 3 minggu aplikasi ini harus selesai, 2 minggu sisanya harus cukup untuk implementasi, monitoring dan evaluasi aplikasi, termasuk membuat laporan hasil implementasi proyek perubahan yang akan diseminarkan. Tempo hari itu bulan ramadhan, praktis tarwih saya hanya di rumah, sama sekali tidak mengunjungi mesjid. Hiks ..

Tuhan memang tidak pernah membiarkan hambanya sendirian.^^ Gegara kelimpungan ternyata "bakat kumpeni" saya yang muncul, mulai menjajah kawan-kawan statistik jaman masih kuliah di Unhas, menghubungi anak-anak teknik kenalan saya, termasuk anonim-anonim maya di kontak saya, juga pemilik akun-akun tutorial yang saya download. Angin segar pertama berhembus ketika salah seorang kawan blog, ikut penasaran dengan VBA Macro dan mau mencoba mempelajarinya. Awalnya, saya biarkan si kawan blog bekerja sendiri, sembari berharap saya bisa terima beres. Hahahaah.. betapa jahatnya saya. Tapi ternyata semangat dan rasa keingintahuannya membuat saya juga terpecut, perlahan-lahan keinginan untuk belajar teraktivasi. Jadilah malam-malam selanjutnya dihabiskan dengan begadang, sampai-sampai ibu menyebut saya kalong spesies terbaru. Ramadhan kemarin, ponakan saya stay di rumah, lumrahnya anak kecil, begitu duduk depan kompi, malah dia yang paling ngebet memainkan tuts-tuts keyboard.

Angin segar kedua berhembus ketika teman kecil saya ternyata kenal baik dengan salah seorang kawan di dinas yang memang direkomendasikan pembimbing saya. Tepat ketika waktu deadline mulai mengganggu di depan mata. Memang benar, bicara aplikasi memang paling mumpuni kalau carinya "fresh graduate", yang ingatannya belum keriting dengan rutinitas. Dan alhamdulillah, bermodal muka badak, setelah sekali bertemu, belajar otodidak dan dipandu oleh kawan baru tadi, saya tercerahkan. Pada latihan ke-8, akhirnya aplikasi ini selesai. Luar biasaaa!! Bagi saya ini benar-benar momen "wow", from zero to hero, excited luar biasa. Beban berminggu-minggu berasa luruh tanpa sisa tepat di detik "no debug detected" setelah running aplikasi. Alhamdulillah.. Kesyukuran saya benar-benar luar biasa. Bahkan saat menulis cerita ini, perasaan hangat ketika beban luruh terasa segar kembali.

Tuhan Maha baik, saya kembali diingatkan bahwa, "setiap keterbatasan bisa dilawan dengan sebuah tekad". Apapun itu, harus mau dulu baru bisa. Semacam formula untuk mengaktifasi tombol enter. Sesuatu akan benar-benar manis saat kita mengusahakan yang terbaik, kerja keras tidak pernah membohongi hasil. Terima kasih banyak kepada Arya Poetra dan Budi Kalla, maafkan bakat kumpeni saya. Mugi-mugi rejeki kalian berdua lancar jaya.

Silahkan klik nama-nama tersebut diatas untuk bertemu orang-orang baik itu. :)
#hanamasa
#bumiaccilong


Monday 7 March 2016

Curhat Picisan "O"

"Terbentur..terbentur... terbentur... Terbentuk!!
~Tan Malaka~
Konon kabarnya sejak negara api menyerang, kamar mandi adalah tempat paling hits untuk bertapa. Kalau katanya, "AB" menemukan ketenangan dengan berlama-lama memandangi air mengalir, maka makhluk berspesies "O" akan melakukan sebaliknya. Secara simultan, kepalanya akan diinvasi badai serupa kabut pikiran yang berdatangan tanpa permisi. Jangan anggap berlebihan bila kamar mandi adalah panggung teaterikal yang penuh drama picisan bagi "O". Serupa tombol enter, di detik air mulai mengguyur kepala, detik itu pula proyektor film di kepala mulai aktif. Sangat disayangkan tidak ada tombol filter tentang apa yang akan diputar kembali, memanggil kenangan begitu saja, datang, hadir, ada, menjadikannya segar bak kemarin sore lalu pergi begitu saja. Orang-orang menyebutnya obsesif kompulsif. Jangan mengira ini sama dengan jatuh cinta berkali-kali pada cerita yang diberikan hidup. Satu waktu ia datang membebaskan tapi di waktu lain ia menjebak, menghimpit hingga sesak nafas. 

Kali ini, tempat paling hits untuk bertapa menyuguhkan drama picisan tentang si fulan. Lelaki paruh baya yang tempo hari meledak-ledak di kantor gegara salah mengira saya mempersulit urusannya. Terbentur administrasi, saya mencoret sedikit berkasnya, tepatnya memperbaiki  tanggal agar tidak berseberangan dengan tupoksi saya. Mencoba memberi pemahaman tapi si fulan tetap memaksa berkasnya di-acc saja, menuntut agar saya segera membubuhkan tanda tangan. Dagangannya, dirinya kenal dekat dengan "01", bantuan sudah pasti akan ia terima, dengan atau tanpa melewati prosedur. Duhai negeri para bapak-bapak yang terhormat, di tanganmu mental bangsa sedang dipertaruhkan.

Detik itu, punggung saya menegak, ada panas yang merambat perlahan dari tulang belakang menuju ubun-ubun. Dua entitas bersitegang, emosi dan kebijaksanaan bertarung untuk saling memadamkan. Satu sisi berusaha dingin, kepala mengingatkan kalau si fulan adalah anak salah satu tokoh masyarakat yang sangat saya hormati, dia hanya salah memahami. Sisi lain berontak, tidak kompromi dengan mereka yang sok superior. Untuk beberapa saat saya biarkan si fulan dengan drama telepon kiri kanannya. Lama, ia mulai melunak, mungkin di ujung sana ada orang besar yang akhirnya bisa memberi pemahaman padanya. Mungkin harga diri si fulan tercoreng, anak kemarin sore tidak langsung meluluskan urusan yang biasanya lancar bak jalan tol, padahal jimat "orang-nya 01" sangat mumpuni. 

Saban hari, ada juga si fulanah. PNS, berpendidikan, khatam asam garam profesi abdi masyarakat. Mencak-mencak gegara keluarganya tidak diluluskan dalam pengusulan baru penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS). Bagaimana tidak, secara finansial dia berkecukupan, rumah besar dan megah sudah jadi bukti yang tidak terbantahkan. Ada lebih banyak kepala-kepala keluarga lain yang lebih berhak disantuni negara dari pada beliau. Lucunya, laporan dari kawan kantor, si fulanah merapal protes kesana-kemari, tidak di depan saya, tidak terima dengan keputusan kami yang terlalu kaku, katanya. 

Saya belajar satu hal, berada di lini terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat selalu butuh sesi mengatur "emosi", tentang kebijakan dan kebijaksanaan yang selalu berdampingan. Tentang pekerjaan, saya realistis. Tidak semua orang punya pandangan yang sama atau cara berfikir yang sama. Dua orang mungkin memiliki selera yang sama pada makanan, tapi tidak untuk cara menikmatinya. Ada yang makan sambil bercerita ada juga yang makan dalam khusuk tanpa kata-kata. Saya bersyukur, diberi kesempatan mencicipi makanan yang berbeda, pedas, asam, asin, dengannya saya belajar kapan waktu yang tepat untuk minum air, kapan saatnya mengunyah perlahan dan kapan menelan dengan cepat. Semoga amanah. :)



#hanamasa
Kamar mandi membawa "O" yang ini kemana-mana..

Sunday 24 January 2016

Demi Masa

Yang paling dekat adalah kematian. Yang paling jauh adalah masa lalu. 
Yang paling besar adalah hawa nafsu. Yang paling berat adalah memegang amanah. 
Yang paling ringan adalah meninggalkan sholat. 
Dan yang paling tajam adalah lisan manusia.
 -Imam Al Ghazali-"


Assalamu alaikum... 2016. #telatkebangetan

Apa kabar tahun barunya? Kemarin habis berapa kembang apinya? Seberapa berasap langitmu? Maaf, sarkastik. :)

Benar kata Edgar Quinet, "Waktu adalah hakim paling adil dan paling keras". Sebab esensinya selalu (pasti) "bergerak maju" tanpa tedeng aling-aling. Benar bahwa ia adalah manivest yang kasat mata tapi pasti, sekalipun parameternya tidak. Terasa lama atau singkat tergantung kondisi, lambat bagi mereka yang menunggu, singkat bagi mereka yang sedang dipenuhi rasa takut, selalu lama bagi yang berduka, dan selalu singkat bagi mereka yang sedang berbahagia.

Jeda kali ini sepertinya membuat saya sedikit melankoli, terlebih beberapa waktu belakangan saya sering sekali bertemu dengan (sebut saja) si fulanah. Seorang perempuan muda, sulung dari tiga bersaudara yang hidup yatim piatu bersama kedua adik laki-lakinya. Pada november kemarin, ayahnya berpulang ke rahmatullah, menyusul ibundanya yang telah lebih dahulu di panggil Sang Pencipta pada bulan februari tahun sebelumnya. Di setiap kali bertemu, kepala ini tidak pernah mau kompromi dengan ingatan yang (lagi-lagi) mengalir begitu saja. Duh, baper. Bukan tanpa alasan, saya kenal betul kedua orang tuanya. Apalagi sang ibu, beliau sosok sederhana yang ramah dan sangat bermasyarakat. Setiap kali ada hajatan, entah besar-besaran atau kecil-kecilan, beliau selalu menjadi orang pertama yang menyumbangkan tenaga, berada di dapur. Arghhh.. semoga beliau senantiasa diberi kelapangan di alam sana.

Yang luar biasa dari perempuan muda ini, di dua kali badai dalam hidupnya ia selalu terlihat tegar. Pikiran pertama saya, kedua orangtuanya pastilah juga hebat dalam mendidik mereka. Kenapa? Seperti tulisan saya di postingan sebelumnya:
Saat seorang anak lahir, dia benar-benar kanvas yang putih bersih. Siapa yang akan mewarnainya tentu saja orang-orang terdekatnya (orang tua). Yang diwariskan ayah dan ibu kepada anak, hanyalah kemiripan-kemiripan lahiriah, jasad. Roh yang ditiupkan adalah esensi lain yang tidak ada sangkut-paut apapun dengan esensi jasad. Roh ini tidak bisa memilih dia akan ditiupkan ke jasad yang mana, seorang anak tidak pernah bisa memilih siapa orang tuanya. Lalu si anak bertumbuh dan mulai faham tentang dunia, mulai mengerti keinginan-keinginan, tahu membedakan yang baik dan buruk. Bukankah proses ini memberikan peluang bagi seorang anak untuk menata denah-denah abstrak di kepalanya.
Singkatnya, tumbuh kembang seorang anak, akan jadi pribadi seperti apa dia kelak, sangat tergantung pada peran orang tua. Sayangnya tidak serta-merta semua orang tua bisa menjalani peran sebagai orang tua yang ideal. Harus ada keinginan-keinginan untuk bisa, keinginan untuk tahu dan mencari tahu bagaimana flatform ideal yang sebenarnya. Terlebih di jaman teknologi smartphone sangat mudah diperoleh seperti saat ini, dimana informasi dan pengaruh mengepung dari segala penjuru. Waspada sebelum terlambat, sebab prilaku dan mental generasi kita taruhannya.

Maka saya sangat mengapresiasi ketika salah seorang kawan di grup WhatsApp berbagi kekhawatiran yang sama. Positifnya, ia berbagi buku-buku parenting sebagai solusinya. Salah satu yang recomended adalah buku Kiki Barkiah "5 Guru Kecilku". Katanya memang bukan buku-buku teori parenting tapi lebih ke bagaimana mengaplikasikan teori-teori parenting dengan penuh kesabaran dan keyakinan. Buku ini tergolong ringan karena mengangkat kisah-kisah seputar pengasuhan anak, termasuk solusi dari permasalahan umum dalam pengasuhan anak. Disisipi dengan hikmah dan teladan yang tentunya bisa jadi angin segar bagi orang tua seputar pengasuhan anak usia dini dan remaja. Saya dan beberapa kawan grup yang masih single juga tertarik memilikinya. Bukan apanya, bukankah harus mau tahu dulu baru bisa kan? Syukur bisa tahu apalagi bisa jadi orangtua ideal nantinya. Ekekeke..

5 Guru Kecilku oleh Kiki Barkiah
Kebetulan kawan saya ini sudah jadi reseller untuk buku-buku khusus parenting cetakan Pro U Medai dan Zaman, termasuk bacaan anak-anak dari Perisai Quran Qids. Bila tertarik dan ingin info lebih lengkap silahkan di kolom komentar atau langsung menghubungi beliau di Nomor Whatsapp : 0852 5544 2010. Berita baiknya untuk pemesanan wilayah Makassar bisa diantarkan. Beberapa buku dan judul buku parenting lainnya :




Thats all..
Have a nice weekend dear you..