Sunday 29 May 2011

Antara Kebenaran dan Kesepakatan

Beberapa waktu lalu seorang teman mengajak berdiskusi. Sebenarnya bukan hal besar tapi bagi saya, sungguh menyenangkan telah diajak berbagi sedikit ruang tukar pikiran. Bahasannya kurang lebih tentang :
“Adakah sesuatu di dunia ini yang benar-benar BENAR pun sesuatu yang benar-benar SALAH?” dan “Apakah ada solusi saat memandang masalah dari satu sudut pandang, karena semua merasa benar dari sudut pandang masing-masing. 

Diskusi itu berjalan tengah malam, memang ruang pikir akan sangat bersih di jam-jam itu. Menurut saya, di luar Dia yang Maha Agung rasa-rasanya tidak ada. Mungkin saya terlalu liberal, karena dalam anggapan saya, benar atau salah di bumi tidak lebih dari kesepakatan. Yang super body akan mendominasi pendapat minoritas. Misalkan sejarah. Dalam “Sejarah Dunia dalam 10 ½ bab” karangan Julian Barnes disebutkan kalau sejarah selalu ditulis oleh pemenang. Ketika berseteru, yg kalah dimusnahkan dan pemenang menulis buku-buku sejarah yang meng-agungkan alasan sendiri dan menghinakan yang kalah. Napoleon juga membenarkan, “apakah sejarah itu, kecuali tabel yg disepakati”. Dan rasa-rasanya memang begitu.

Apa ada solusi?
Menurut saya ada. Ketika kerangka pembicaraan dihadapkan pada persfektif tertentu. Maksud saya, saat berpendapat dipatok batasannya, maka kita akan membicarai 1 sudut pandang. Terlepas dari benar atau salah. Misal masalah sejarah tadi. Saat sejarah dibicarakan oleh mereka si pemenang, maka sudut pandangnya jadi satu. Bagaimana menciptakan hegemoni peristiwa, supaya di masa depan orang percaya bahwa inilah yang terjadi saat itu. 

Tidak perlu jauh, misal Sukarno. Sejarah yang ditulis versi Sukarno sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan persfektif mahasiswa 66 yang notabene berhasil menumbangkan orde lama (lihat pandangan-pandangan Soe hok gie : kali ini pendapat saya tidak ada hubungannya dengan kekaguman saya pada Soe). Toh, pas baca sejarah dari sudut pandang mahasiswa 66, semua kebenaran versi Soekarno runtuh. Saya bahkan terbengong-bengong saat mengetahui dualisme itu.

Sahabat saya menanggapi dan mengatakan bahwa saat semua pihak sepakat "itu yang terbaik", maka itulah yang terbaik, karena kebenaran tergantung kesepakatan, hanya saja muncul persoalan, sudut pandang mana yang harus disepakati dan apakah memang bisa disepakati? 

Saya sedikit berseberangan dengannya dalam bahasan yang ini. Masalah terbaik dan kebenaran adalah dua hal yang berseberangan. Dalam keyakinan saya, kebenaran tidak lebih dari produk kesepakatan. Jadi kesepakatan tidak selalu memiliki nilai kebenaran yang benar. Prosesnya, orang bersepakat untuk menyetujui "pembenaran" lalu terakui oleh publik dan berlaku di masyarakat. Sedang pembahasan apa bisa disepakati, itu masuk ranah relatif. Relatif pada bahasan atau persoalan apa yang sedang dibicarakan, lalu orang akan memilih dan menentukan sudut pandangnya. Timothy Judge dalam salah satu bukunya pernah menuliskan seperti ini, bahwa sudut pandang dipengaruhi oleh latar belakang pribadi atau person juga pengaruh luar atau produk lingkungan. 

Ia akhirnya membenarkan bahwa kesepakatan tidak selamanya benar tapi yang menjadi masalah menurutnya mengapa orang-orang justru menyepakati hal yang dianggap tidak benar. Toh, kesepakatan akan terbantahkan saat bukti baru yang dianggap sah mampu menggugurkan teori awal. 

Saya beranggapan saat kita mulai membahas pertanyaan tentang mengapa orang-orang menyepakati hal yang dianggap tidak benar berarti itu adalah kondisi saat kita sedang mencoba menghampiri subjektifitas pribadi (orang-orang yang sedang berpendapat). Artinya kita dan mereka berada pada garis sudut pandang yang berseberangan, belum padu dalam satu kesatuan. Tapi saya sepakat dengannya tentang kesepakatan akan terbantahkan saat bukti baru yang dianggap sah mampu menggugurkan teori awal. Ini membuktikan kalau kesepakatan juga memiliki umur, kesepakatan lama akan menemui ajalnya ketika teori baru dianggap sah dan lebih masuk akal. 

Perihal sah dan masuk akal itu kembali lagi, relatif pada orang-orang yang mengukurnya, dan pada bagian ini tolak ukur adalah acuan yang paling jelas yang akan menyetir kesepakatan akhir dari semua pembicaraan kebenaran itu. Tapi ketika orang-orang membicarakan asal muasal lahirnya kesepakatan itu, berarti bahasan diskusi juga berpindah, bukan lagi masalah sudut pandang tetapi pengujian kesepakatan dari subjektifitas pribadi. 

Hm, bicara tentang berpendapat memang tidak akan menemukan ujungnya. Mungkin ini alasan pemerintah tetap memberlakukan pasal 28 UUD 45 sekalipun telah diamandemen berkali-kali. Satu-satunya saran saya, 
Biarkan otak menstimuli setiap bahasan kesepakatan dengan aturan mainnya masing-masing, jangan mencampurkan nurani dan pengetahuan sebagai barometer karena hasilnya akan berbeda nantinya. Tergantung sasaran akhirnya apa, mencari kebijakan atau kebijaksanaan.

How about you?

Wednesday 25 May 2011

A Crazy Little Thing Called Love (Thai Movie)

Malam ini iseng googling, cek sini cek sana.. eh.. malah dapat film ini. Genrenya komedi romantis gitu, cocoklah buat bikin ngakak bin lucu-lucuan. Awalnya saya pikir film korea, ternyata eh ternyata Thailand punya. Pelototi ini, sukses bikin mindset saya tentang film thailand yang cenderung horor jadi hancur berkeping-keping (*lebhaaaayyyy.com).
Katanya film ini sudah diputar di bioskop-bioskop Indonesia beberapa waktu lalu (Februari kalau tidak salah), tapi saya koq baru tahu yah. Hehehehhe.. Maklum, jarang nangkring depan bioskop.
Hmm..dari judulnya bisa ditebak, it's everything about first love, bases on true story pula.
Hahaaaayyy... mari mengelabui usia dulu. Saya bahkan tertarik mem-postingnya disini gara-gara pemeran cowoknya fresh look gitu. Makanya langsung maraton mencari link nontonnya. Wakkakakakkk.. Mendadak genit dan merasa ABG. Hihih...
Yang belum nonton alias baru tahu juga...Nyok..., intip disini sajalah....^^


Judul           : Crazy Little Thing Called Love (First Love)
Genre         : Comedy Romantic
Sutradara    : Putthiphong Promsakha
Pemain        : Mario Maurer, Pimchanok Luevisetpaibool

Berhubung saya malas menuliskan sinopsisnya, langsung nonton sajalah. Kebetulan saya menemukan yang Eng Sub. Let's Check It Out, dear.. ^^










Cre: Highwayturtle

Have a fun watching.. :D

Sunday 22 May 2011

Meminjam Terang

Alkisah..., malam setelah Izrail mendatanginya.


"Gelap sekali... Apa ada orang disini??!!"
"Jangan banyak bacot!! Pelihara langkahmu! Aku di kiri, kaplinganmu di kanan!!"
"Tapi... disini sungguh gelap...", ratapnya.
"Salahmu tidak membawa cahaya dari dunia!"

Lalu senyap...
Hanya suara seret kaki meraba-raba (pe)-pinggir tanah yang basah.
Aku sibuk memutar otak. Bagaimana meminjam sehari untuk membawa terang kemari??

Thursday 19 May 2011

Mumet, Bloofers, Matematika dan beberapa PR saya.

Mumet, Bloofers, Matematika dan beberapa PR saya. Hubungannya dimana??? :D

Kalau dipikir-pikir "Mumet, Boofers, Matematika dan beberapa PR saya", memang sama sekali tidak berhubungan. Tapi hari ini, detik ini, saya ingin mengawinkan mereka semua dan melahirkan perasaan hangat. :D
Yah, hari saya hari ini agak berbeda dengan kemarin-kemarin. Pulang kantor langsung duduk manis depan monitor, bahkan sampai lupa kalau belum mengisi kampung tengah(padahal biasanya paling rajin ngintip dapur dan kulkas.. :D). Dan tumben-tumbennya makhluk penghuni kampung tengah-ku sama sekali tidak ber-demonstrasi minta penurunan sembako. (Atau jangan-jangan sarafku yang mendadak loading dan tidak berfungsi mendengarkan orasi mereka?? Hm, bisa jadi).
Is there something wrong??
Yap, kepala saya memang sedang tidak sinkron dengan keadaan, atau bahasa lainnya sedang bentrok dengan keadaan. Ada beberapa situasi di kantor yang membuat saya muram akhir-akhir ini. Semacam kebijaksanaan yang salah arah, sedang saya tahu, lihat dan mencoba meluruskan tapi tetap saja keputusan atasan harus dilaksanakan. Hayyaaaa, saya sedang tidak ingin membahasnya. Terkadang..., memang ada hal-hal yang yang akan lebih baik bila tidak membahasnya. Anggap saja, rumus itu berlaku untuk saya hari ini. :D
Sedikit malas menggeser mouse, menyorot bar dan mengetik URL blog saya, mengecek beberapa komen sahabat dan membalasnya. Mendadak berniat BW, tapi se-mendadak keinginan itu, se-mendadak itu juga saya memusnahkan nyawa niat BW. Alasannya simple, siang hari, matahari sedang panas-panasnya dan jempol akan cepat dehidrasi di perjalanan. :D Ujung-ujungnya minggat ke Facebook. Saya jadi ingat sudah beberapa hari ini absen setor muka dan jempol disana (*gak penting amat). Sukses menjejak dan tidak sengaja melihat notif, lumayan bengkak dan hampir semuanya dari rumah ini, grup Bloof (Blog Of Friendship). Asli, grup FB saya ada banyak, tapi yang satu ini seperti gda matinya.
Saya jadi ingat, pernah iseng menghitung kecepatan notif grup. Pernah sekali OL (baca: ngeronda) 1,5 jam full di wall grup, sebelumnya sudah mengosongkan email saya. Dan wow.. 2967 notif masuk dalam waktu 1,5 jam itu. Kalau dihitung-hitung 2967/90 menit = 32,967, bulatkan saja jadi 33 notif per menit. Ckckckkck.. Yang paling kacau pas OL dan jurus 1000 jempol menghadang jalan. Pasti kelimpungan. :D (Saya selalu tersenyum bila mengingat bagian yang ini, plus istilah-istilah alien yang mendadak menjamur dengan cepat. Ah, sangat panjang bila harus merunutnya satu-satu, just check this grup, Bloofers) atau paling tidak, cek tulisan saya tentang bloof beberapa bulan lalu, ketika membernya masih puluhan. Betapa senangnya bisa bergabung disini. Rasa-rasanya seperti terkena semacam sindrom, sejenis euforia positif yang mencenangkan. :D
Satu hal yang tidak kalah pentingnya, Bloofers bukan sekedar grup anak-anak blogger di fesbuk, saya menemukan keharmonisan bernama keluarga disana. Berbagi cerita, pengetahuan, inspirasi, nasehat, motivasi.. semuanya. Hm, sepertinya mumetku berkurang banyak saat membahas ini. :D Oh, ya.. Saya kepengen promosi sedikit. Selain di Facebook, Bloofers juga punya akun di TWITTER (just klik), plus postingan-postingan ter-anyar di Update Bloofers. Dan the most-nya... tattaadaaaaa... Bloofers juga punya Website Pribadi. Saya baru tahu pas OL hari ini, buru-buru register dan alhamdulillah sudah beres di approve. :D (Kali ini, mumet saya sudah benar-benar hilang. Alhamdulillah.)
Oya, melengkapi kesesuaian postingan saya dengan judul, saya pengen nyetor PR. Kemarin dapat award dari Glen Trippolo dan L-chanKebetulan sama jadi digabungin aja. Ini ia.. mantaf, retro abstrak getow.

Trus dikasih badge juga sama Glen Tripollo dan mbak Liez. Ah, makin kreatif saja makhluk-makhluk ini.

Hanya saja yang pertama ada PRnya, disuruh tunjuk 5 sohib blogger yg lain. Hm.. dan setelah menimbang, mengingat, dan memperhatikan, akhirnya saya memutuskan, menetapkan bahwa, the award goes to:
1. Bonit Notz, saya selalu suka dengan cara bertutur puisinya, sepertinya saya boleh meng-anugrahinya gelar si alien kata.
2. Fadli Amir, saya melihat makhluk yang satu ini seperti bunga sastra yang sedang menapaki jalan menuju mekar. Ego-ego insidentalnya selalu menghasilkan tulisan anyar nan renyah, saya melihat bakat sastra sedang mengalir dengan pasti di darahnya. (Ini jenis komen peramal :D, tapi saya selalu iri dengan mereka yang bisa total di teater).
3. Rausmays, kenal tidak sengaja, bahkan lupa kapan tepatnya, tapi saya mencintai cerita heningnya. (Hm, saya kenal dia sudah berapa tahun yah??)
4. Bang Todi, makhluk yang satu ini tidak kalah bedanya dengan yang lain. Saya sangat tertarik dengan cerita-cerita keluarga kecil miliknya yang selalu mengalir begitu segar. (Sejujurnya saya iri. Wakakakakkakk)
5. Widyarin Kusumaningtyas, satu lagi. Kenal Widya memang baru-baru sekali, mungkin belum dua minggu, tapi saya sangat terinspirasi dengan tulisan-tulisannya, saya tahu dia suka banyak pada sastra. (*Yang ini komen sok tahu :D)
Sebenarnya ada banyak sobat blogger yang menginspirasi api sangat tidak mungkin menuliskannya dengan lengkap disini. Well, thanks buat yang dah ngasih saya award + badge, PR telah dilaksanakan dan semoga bagi yang dapat award dari saya silahkan dilanjutkan PR-nya. :D

Wow.. Subhanallah, mumet saya dah hilang. :D
Dasar orang mumet, isi postingannya ngawur kemana-mana. Dah tau curhatan dak penting, koq masih dishare juga yah?? Wakakkakakakkakakak

Saturday 14 May 2011

Purnama dan belatiku

malam menghitam..
senyap di sudut-sudut kota
dingin terperangkap bisu

telah kuasah belatiku untuk purnama esok hari
dalam terang engkau akan bertemu benar
lelaki penghamba pena menguap
di ujung belatiku

kuserahkan padamu seperangkat nurani kelamnya
juga (ce)-cacing penghuni lambung-lambung mereka

engkau akan tersenyum kawan
belatiku bertemu nyawa halalnya..
lalu bersama-sama kita akan berjalan..
menyatu dengan karnaval ibukota yang gempita..
membiarkan belati beristirahat,
sebelum purnama datang lagi
dan belatiku lapar merong-rong darah

lalu..
masih.. jelaga malam menghitam
senyap di sudut-sudut kota..
aku dan engkau tersenyum... lagi..
kita kembali dalam diam

NB : nyolong gambar dari mbah google

Wednesday 11 May 2011

Super Junior VS SHINee

Sayap ide sedang terbang menjauh dari saya. 
So, it's a freshing time. Let's dance.. ^^
Kira-kira begini nih klo Bonamana-nya SuJu di-mix dengan Lucifer-nya SHINee. Hah, betapa kurang kerjaannya.

Cre : donfaustino2010

Klo "Sorry-sorry"-nya Super Junior dengan "Ring Ding Dong"-nya SHINee? Here they are. :D



Cre : donfaustino2010
Menurutku kreatif, tapi video pertama lebih mecing kayaknya. Bukan cuma mixing lagunya yang pas, tapi penggabungan scene ke scene-nya mantab tenan. Wih,keren dah yang punya proyek. Ah, banyak bacot, yang penting ide mixing-nya sukses sikin saya senyam-senyum plus angguk-angguk ajib-ajib sendiri. :D

Oyew.., ditambah satu video plus-plus kayaknya makin mantaf negh. Hitung-hitung bonus bin arsip, besok-besok baru di view klo dah punya kacamata 3D.



Sudah tidak sabar pelototi Hangeng, Donghae, Eunhyuk, Siwon dkk pada loncat keluar dari monitorku. Wakakakkakakk

*serasa ABG, mendadak lupa umur.
Tak salah kata orang, kesukaan memang melenakan. :D

Monday 2 May 2011

"Terima kasih untuk dini hari"

Gambar ngedit dari rumah si mbah

menyasar setapak pagi ini
tak lengang..
setapakku basah jejak peluh

kiri..kanan...
hilir mudik jejari ekspresionis
pun punggung-punggung ber-derit 1 oktaf lebih tinggi dari daun jendelaku
juga titik-titik mimik beraroma beku..
diam disana... sebungkam bibir yang kuyakini masih disana

di ujung gang..
sebongkah punggung tertunduk,
sibuk melarutkan malam dalam segelas kopi
khusuk menyisip syukur..
"terima kasih untuk dini hari...
adamu, sesuap nasi untuk kami.."

jejari ekspresionis, punggung ber-derit 1 oktaf lebih tinggi dari daun jendelaku,
masih disana..
hanya saja, jejari dan punggung itu tersenyum
damai..
aku lega.., bapak baik-baik saja...


aci_cz
May Day,
mungkin postingan telat tapi tak pernah berkurang penghormatanku pada kalian,
jejari ekspresionis..