Tuesday, 5 June 2012

Dewi Lestari, Partikel (Supernova Series)

Supernova, Partikel by Dewi "Dee" Lestari

Judul : Partikel (Supernova Series)
Penulis : Dewi "Dee" lestari
Penerbit : Bentang
Tebal : 500 Halaman
(Cetakan pertama : April 2012)

Zarah Amala sangat dekat dengan ayahnya -Firas, seorang dosen kenamaan bidang mikologi salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Bandung-, dibesarkan tanpa pendidikan formal, semua pengetahuan praktis diperolehnya dari ayah seorang. Semua bidang pengetahuan dikuasainya dengan baik, kecuali pendidikan agama. Belajar dan dekat dengan alam membuatnya tumbuh sebagai gadis yang pemberani, logikanya matang. Hingga suatu hari sang ayah menghilang tanpa jejak bersama obsesi ilmiahnya pada jamur. Satu demi satu persoalan datang, hubungannya dengan ibunya merenggang, dimusuhi kakek dan neneknya karena pendidikan agama yang minim. Jiwanya berontak, dan mulailah ia berkenalan dengan pencarian.. keyakinannya, ayahnya, semuanya..

Bagaimana perasaanmu ketika menunggu sesuatu dengan penuh harap,
lalu setelah sekian waktu berlalu iapun hadir dan benar-benar ada?
Yang menunggu lahirnya "Partikel" dari seorang Dee selama 8 tahun pasti tahu rasa itu. Bayangkan 8 tahun dibiarkan dengan rasa penasaran lalu tiba-tiba kabar gembira itu datang. 
Halloowww.. Partikel is now here! 
Saya salah satu yang je-jingkrak-an setelah tahu kabar itu. Yap, saya pelahap tulisan-tulisan Dee terutama Supernova Series. Bahkan melahap "Perahu Kertas" -novel pop Dee- padahal biasanya saya tidak menyentuh buku-buku genre pop.

Yah, saya pecinta tulisan Dee. Bukan tanpa alasan, saya tipe pembaca yang suka melahap bacaan yang bisa menghibur dan memberikan sederet informasi di saat bersamaan. Tentu saja, dengan gaya penuturan yang ditolerir indera saya. Dan tulisan Dewi “Dee” Lestari punya itu, terlebih pada Heksalogi Supernova. seolah-olah kita dibawa pelesir dalam keresahan-keresahan, logika, pola pikir dan imajinasi seorang Dee, sesekali dicecar dengan sedemikian banyak keingintahuan, kritik sosial, teori-teori ilmiah dll. Bukan Dee namanya, tanpa ada selipan refrain ilmiah. Bagi saya, itu magnet yang sangat besar untuk dibiarkan begitu saja. Mari penasaran.

Mengapa Supernova membuat sangat penasaran (bagi saya)?
Plot besar dibalik kisah Supernova, pastinya. Bagaimana semua kombinasi teori konspirasi new age, teosofisme, kedatangan UFO, teori fisika kuantum, biologi, filsafat, psikologi, mitologi aztec, perjalanan spiritual, dan entah apa lagi bisa padu demi mempertemukan semua elemen supernova : jaringan, akar, petir, partikel, dan gelombang dalam sebuah ending yang entah bagaimana. Membaca Supernova, seakan digiring pada ekspektasi besar tentang ending kisah karya Dee. Penasaran.

Saya suka pada buku-buku yang mengangkat tema tak biasa, isu sosial, filsafat dan psikologi adalah sebagian di antaranya. Dan lagi-lagi, Dee memberikan itu semua. Sebut saja, isu gay di Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh (sekitar awal 2000an, isu tentang gay memang mulai mencuat. Duh, serasa tua. Padahal ntu kan jaman saya SMA), lalu tema pencarian yang begitu kental di Akar, sebuah perjalanan spiritual, kisah Elektra (Petir) dengan seabrek pertarungan batin yang membuatnya menjelma dari “itik buruk rupa” menjadi “angsa nan rupawan”, lebih ke psikologi menurut saya, tanpa melupakan sedemikian tema lain yang padu dengan tema utamanya.

Lalu di partikel, tema go green sangat terasa. Bahasan fungi (jamur) sangat detail, dikombinasi dengan enteogen, praktek shamanisme, kontroversi seputar taman eden plus diperkompleks dengan informasi-informasi photografi (salah satu bakat zahra -tokoh utama Partikel-). Semuanya diramu dengan sangat elegan dalam tema pencarian (dalam arti luas, pencarian jati diri, kebenaran/ perihal ketuhanan) atau perjalanan spiritual, seperti supernova-supernova terdahulu. Jadi jangan khawatir, bahasa Supernova tidak seribet Dunia Sophie karya Jostein Gaarder (yang mendapat pujian dari pembaca dunia karena berhasil merangkum filsafat selama dua setengah milenium ke dalam kisah seorang Sophie), tapi tidak kalah informatif dari itu, lebih ringan dengan penyampaian yang lebih sederhana. Seolah-olah kita diajak untuk berkenalan dengan sesuatu yang "besar" tanpa harus berdandan ini itu agar terlihat pantas. Cukup hadir apa adanya, dan sesuatu yang besar itu akan mendekati kita dengan pesonanya yang “wah” tanpa harus takut pengetahuan kita tidak cukup siap untuk menerimanya. Saya ribet menemukan kata yang tepat untuk membahasakan pandangan saya. :)

Dan entah kenapa, tiba-tiba saya merasa, "Infinitum"-nya Ahyar Anwar, sedikit banyak lahir sebagai dampak positif (kena influence) dari karya-karya Dee. Yah, pencarian, perulangan, ad infinitum, sangat Dee. Perbedaannya hanya satu, gaya bertutur dan itu membedakan animo membaca saya secara menyeluruh. Ahyar Anwar lebih cenderung menuliskan novelnya dalam bahasa sastra yang benar-benar gemulai, runtut, berkepanjangan sampai membuat saya enek. Bukan nge-bully, cuma perasaan pribadi saya saja.

Partikel dan Supernova
Hm, bila disandingkan dengan pendahulunya (menurut saya), Supernova "Partikel" mengambil masing-masing sedikit dari pendahulunya. Terkesan dibangun dari kombinasi ketiganya, sebut saja unsur biologi dari "Ksatria, putri dan Bintang Jatuh", perjalanan atau travelling ala Bodhi "Liong" di Akar dan bahasa ringan cenderung nge-pop yang melahirkan "Partikel" sebagai kombinasi ketiganya. Tentu saja, dengan bahasa dan ide yang lebih segar.

Menunggu sekian tahun untuk Partikel, membuat saya harus membaca ulang Supernova dari awal. Semacam ada perasaan takut melewatkan sesuatu bisa kisah sebelumnya terlupakan. Dan seperti candu, saya dibuat maraton membacanya, sampai susah tidur saking penasaran dengan endingnya. Walhasil, esoknya di kantor, hanya bisa menguap menahan kantuk, sembari bergerilya melawan oleng-oleng gara-gara kurang tidur. Dan saya menyesal. Setelah menamatkan Partikel dalam sekali lahap, bukannya puas, saya justru dibuat makin penasaran dengan buku berikutnya. Ah, semoga mbak Dee menyegerakan kisah si Alfa dalam Supernova "Gelombang" dan kisah keseluruhan elemen dalam supernova "Inteligensi Embun Pagi". Amin. :)

Dan, well (pendapat saya pribadi), mbak Dee sepertinya memang harus segera meluncurkan sekuel supernova Gelombang dan Inteligensi Embun Pagi. Kalau tidak, ide besarnya tentang supernova bisa terbaca dan bukan jadi kejutan lagi. Atau kalau tidak, bahasan jenis konspirasi new age, mitologi aztek, dll sudah terlanjur basi dengan menjamurnya refrain ilmiah tentang itu di toko-toko buku. Terlebih lagi, kata kunci -tujuh gardu di bumi, tiga teman paling utama (tentu saja Diva, Bodhi, dan Elektra), matahari kelima (dalam mitologi aztec merujuk ke bumi, dunia), di poros keempat- dari Surat S kepada Partikel secara tidak langsung memberitahukan jenis bacaan Dee. Ada kemungkinan informasi dari refrain tulisan Dee muncul di Supernova berikutnya, dan saat itu terjadi tentu bukan kejutan lagi, hanya akan jadi “de javu” atau “ooo…” yang panjang. Sedikit banyak pasti mengurangi kadar penasaran pada cerita.

Yang sedikit mengganggu saya. 
#abaikan
Beberapa bagian yang membuat saya berhenti sejenak sebelum melanjutkan bacaan. Saat-saat subjektifitas dan interpretasi saya lebih berkuasa :
  • Pada bagian-bagian pencapaian Zahra, entah itu saat membagikan pengetahuan atau informasi yang wah dari pengalaman hidupnya, selanjutnya akan diikuti dengan beberapa penjelasan dimana dan bagaimana ia bisa tahu "sesuatu/ pengetahuan/ informasi" itu. Lalu disisiplah kisah bagaimana asal muasalnya. Untuk sejenak, saya tiba-tiba merasa (perasaan saya loh yah) seolah-olah sedang mencatat poin-poin penting seperti sedang kuliah. Disebutkan beberapa bagian penting lalu secara sistematis dijabarkan satu persatu dengan penjelasan yang lebih kompleks. Terkadang sistematis bisa mengurangi animo, terkesan berpola, cenderung kaku, untuk sejenak saya rindu randomisme saat tiba pada bagian-bagian itu.
  • Sampai Partikel dilahap habis, saya masih belum tahu siapa yang mengirim foto jepretan Zarah yang membuatnya jadi pemenang sebuah kompetisi yang kemudian menjadi awal perjalanan dan pencariannya. Entah karena lupa, kehilangan ide atau justru sengaja dibuat sebagai kejutan di supernova berikutnya. Atau bisa jadi, pengirim foto justru juru kunci semua kisah Supernova Dee yang akan menyatukan Diva si Jaringan, Bodhi si Akar, Elektra di Petir, Zarah si Partikel, dan Alfa si Gelombang. Yah, hanya Dee dan Tuhan yang tahu. Hahhahah... mari penasaran.
  • Bagian yang berkisah tentang hubungan asmara Zahra dan Strom, sepertinya terlalu sinetron. Sekalipun Dee sudah dengan gamblang menyebutkan dalam Partikel bahwa "We're built for drama". Tapi yah.. saya masih saja beranggapan itu berlebihan. Dan lagi "sex in the first date", its not eastern culture. Hei, ini ide Dee. Tulisan, tulisan dia. Suka-suka dia juga dongz mau membawa kisah zahra ke arah mana. Upss.
  • No "Diva" di Partikel, tapi setidaknya akar dan petir telah bertemu.

Last but not a least.
Seperti personal view saya biasanya, rasanya tidak lengkap tanpa menyertakan quote-quote dari buku. Ini buku Dewi "Dee" Lestari. Sudah harga mati, pembendaharaan katanya mantab, bahasa kritis dan kontemplasi bisa muncul di bagian mana saja. Untuk saya pribadi sangat terkesan dengan yang berikut :


  • “...manusia telahir ke dunia dibungkus rasa percaya. Tak ada yang lebih tahu kita ketimbang plasenta. Tak ada rumah yang lebih aman daripada rahim ibu. Namun, di detik pertama kita meluncur ke luar, perjudian hidup dimulai. Taruhanmu adalah rasa percaya yang kau lego satu per satu demi sesuatu bernama cinta.” (hal. 8)
  • “Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu.” (hal. 69)
  • “Akhirnya aku mengerti betapa rumitnya konstruksi batin manusia. Betapa sukarnya manusia meninggalkan bias, menarik batas antara masa lalu dan masa sekarang. Aku kini percaya, manusia dirancang untuk terluka.”
  • “Manusia berbagi 63% kesamaan gen dengan potozoa, 66% kesamaan gen dengan jagung, 75% dengan cacing. Dengan sesama kera-kera besar, perbedaan kita tidak lebih dari tiga persen. Kita berbagi 97% gen yang sama dengan orang utan. Namun, sisa tiga persen itu telah menjadikan pemusnah spesiesnya. Manusia menjadi predator nomor satu di planet ini karena segelintir saja gen berbeda.” (hal. 227)
  • “Menjadi kuat bukan berarti kamu tahu segalanya. Bukan berarti kamu tidak bisa hancur. Kekuatanmu ada pada kemampuanmu bangkit lagi ketika berkali-kali jatuh. Jangan pikirkan kamu akan sampai dimana dan kapan. Tidak ada yang tahu. Your strength is simply your will to go on.” (hal. 462)

(Yang lagi cari qoute dari tiga Supernova seri sebelumnya, silahkan klik disini).
Thats all. 
Ini Personal view saya, semisal ada yang tertarik beli dan ternyata tidak suka, jangan protes yew.
Everyone have a different tastes. :p

83 comments:

  1. Jadi semakin tertarik untuk segera membacanya, hehe buku tsb sering saya lihat terpampang di gramedia bersama foto dee nya yang menyerupai boneka kertas. Ya itu tadi saya semakin ingin membacanya setelahnya membaca di sini hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. tulisan multi tema memang menarik yah mas. dapat freshingnya dapat pula pengetahuannya. suka saya.

      Delete
  2. kerennn plus mantabs abis ripiunya Mbak.
    Saya baru baca Petir belum kelar...tau neh, spertinya kok lbh interesting yg sekuel pertama. hehehehe...#opini personal juga ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. mbak ri, sebenarnya saat menuliskan book review, saya sendiri tdak yakin apa betul hasilnya ini sudah memenuhi syarat book review kebanyakan. soalnya punyaq plus minus disebut smua. hahahha.. gini dah klo yg nge-review bukan untuk kepentingan promosi tp asli personal view. pendapat di kepala mesti keluar smua. wkwkkwkw... yg penting seneng ajah dah. mau betul apa kagak, urusan belakangan dah. :p

      mmg ada jga yg bilg, klo supernova 1 (KPBJ, akar dan petir) lebih menarik dari partikel. tergantung selera sih. klo saya partikel serasa lebih komplit, lebih tebal (bukan alasan tepat kayaknya nih. :p), atau bisa jadi rasa penasaran saya yg tiba2 dibayar dengan lahirnya partikel setelah 8 tahun yg membuat sya terllu bersemangat. entahlah.. :p

      Delete
  3. jadi ingat kata pepatah, jangan menilai buku dari sampulnya..
    coz aye liat sampulnya simple banget! gak nyangka deh kalo isinya begitu memacu andrenalin..
    n yg paling gak bisa saya pungkiri adalah kehebatan sang reviewernya, mantabz abiz! :-bd

    ReplyDelete
    Replies
    1. klo masalah sampul, sya malah punya kebiasaan aneh. setiap kali nemu buku yg sampulnya hitam ato warna gelap pasti langsung pensaran. apa yah, elegannya itu penuh misteri. eaaaa...

      kemarin sja pas mampir di gramed, beli 4 buku yg sampulnya hitam smua, 3 supernova (akar, petir, partkel) sma the books with no name. ckckckkk.. kena obsesif kompulsif keknya sma buku bersampul hitam.

      Delete
  4. rivewnya komplit, plit, plit.. dilahap habis juga saya baca postingan ini. mantap kak Achi.
    minggu2 kemarin sempat lirik buku Dee ini, tapi saya memang harus membaca Supernova dari awal. hehe.. padahal di Gramed lagi membuka lapak khusus novel2 Dee, apalah daya kocek terbatas :D
    jadi pending lagi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. postingannya kepanjangan yah, ma? hahhahah.. pasti ngos2an yah. :p

      benar ma, sama kyk sya. sebelum baca partikel baca ulang lagi buku2 sebelumnya biar bisa tarik keimpulan. gara2 itu terpaksa dah beli lagi. macam kaya saja. jaman ngampus, yg lama raib entah dimana. ckckckk. tp demi Dee, sya rela kok, mengencangkan ikat pinggang untuk beberapa minggu. wkwkkwkwk

      Delete
  5. hmm....saya belum pernah baca buku"nya mbak Dee ya tapi saya cuman ngasi saran aja jangan sampe buku"nya mbak Dee ini mengalihkan mbak dari kewajiban" mbak lho ya. hehehe

    ReplyDelete
  6. Iiiiiiiihhh.. pengen deh, tosss sama Acci. Kita kok, banyak kesamaan. Kenapa sih, kamu harus ada di belahan dunia yang berbeda? (lebay)
    Aku juga suka tulisan-tulisannya Dee. Bisa bikin deep thinking in a very wonderful way ;)
    Tapi yang ini belum beli, nih. Ntar ah, kalau ke Gramednya sendirian. Soalnya kalau bareng Nadya, jadi nggak sempet jalan-jalan ke bagian lain selain buku anak-anak, hihihihi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. ihhhhhhhh, kagak relaaaaaaaaaaaaaaaa tosan sma mbak dellaaaaaaaaaaaaaaa.... cukup aci seorang ah, dak mau punya kembaran. hahhahahh...

      deep thinking in a very wonderful way, itu kalimat yg paling mewakili. dipostingan, sya malah kesulitan cari kalimat yg pas. parah.

      yo weis mbak, saran saya. ke gramed jgn bawa duit banyak2 apalgi kartu kredit ato atm, uang kes aja secukupnya. kalau tidak, nnti kayak saya, kalap mata, kalap baca, dompet kempis...pis...pisss.. hihiii (takutnya kebiasaannya jga sama)

      Delete
  7. makin ga sabar mau baca lagii...aku mentok di bagian ayah zahra menghilang..... hal. brapa ya...masih awal2 sih dr sepekian hal. heee...

    mbak acci, komplittt bgt sihhhh review....nya..
    yg jelas...aku baca partikel kyk lagi bljar biologi dalam kelas heee

    ReplyDelete
    Replies
    1. smangat...smngat...
      sambil baca, hitung2 belajar biologi lagi buw.
      kali ja setelah kelar baca, bisa direkrut jadi asisten dosen. wkwkwkkwkkk

      Delete
  8. udah sering denger review'a dari twitter hampir setiap hari,emang bagus sih tp kaya lebih bagus novel " Travel In Love " dan sampai detik ini belum nemu itu novel'a :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyah, mas bro. memang dah launching dari kapan, agak telat juga saya bikin reviewnya. tapi yg penting postinglah. hehhehe

      Travel in love? yg mana tuw? jadi pengen tahu

      Delete
  9. jadi penasaran sama bukunya..tapi biasanya suka males kalau lihat yang tebal2..huehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo saya, tebal se-gimanapun klo mmg dah masuk genre bacaan, pasti di embat. dari pada mati penasaran hayooo.. :)

      Delete
  10. Seri pertama sementara saya baca. Seri dua dan tiga masih nganggur di meja ku. Seri ke 4, masih nongkrong di Gramed.
    Ah, komen tidak penting. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. jiaaahhh, nyadar dah pak boz. hahahha

      iyah, mmg harus baca berurutan biar tdk ada yg terlewatkan. sya sja, smpe beli lagi buku sebelumnya. sudh lupa2 ingat, ckckkckk..

      Delete
  11. Mbaak, aku udah lamaaaa ngincer semua serinya u_u
    tapi gak bakal bisa baca, musim ulangan gini. huaa, tambah envy gini ini. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. cup...cup...cup... duh, yg sabar ya win.
      sudah derita anak sekolahan itu. di doakan dah musim ulangannya cepat kelar, dan musim duren cepat mampir. amiiiinnn..:p

      Delete
  12. banyak yang udah review supernova dan ulasan ini tambah bikin penasaran, quotes nya bagus2 bagaikan mba Dee nya sendiri yang mengatakannya di depan saya, lugas :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener mbak. review ini mmg terkesan rada telat. mo gimana lagi, baru punya bukunya, padahal sudah mupeng sejak launching 13 april lalu. gini dah klo tinggal di kampung :p

      quotesnya mbak dee mmg mantabz, suka deh

      Delete
  13. wadaw, liad kutipan2 perkataan dee di atas, spertinya sy berat untuk mencerna, hehehehe...kata2nya terlalu tinggi untukku, heiks :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. heh? klo sya pribadi, quotenya bikin sy berpikir dan mendadak mengukur diri, mendadak kontemplasi juga sesekali dibuat terkejut, seolah2 dibangunkan dari tidur.
      #eaaaa... melankoli mode onG. :p

      Delete
  14. aduhh... kapan yaa saya punya hobi baca buku kayak mbak Achi... hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan hobi, kang harjho. cuma merasa lumayan butuh. sejak lepas kuliah, info yg biasanya rutin dari dosen, praktis terhenti. jdinya melirik buku, setidaknya dari novel atau literatur lainnya bisa nemu info dan pengetahuannya nambah. g udik deh. heheheh. #alasannya retotis yew. :p

      Delete
  15. hmmm, numpang lewatma saja deh. adami ini buku sa punya tapi blom ku baca, lg cari momen yg "tepat" hihi...

    dan sebaiknya tidak baca review sebelum sy membacanya, ihhik :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahhahahha... iyah. mendingan jgn baca. dripada penasarannya jdi almarhum.

      Delete
  16. saya juga punyaaaaaaa....hahaha keren, berasa kayak novel ilmiah

    ReplyDelete
    Replies
    1. ilmunya dapat, sastranya juga. mantabz yah fad.

      Delete
  17. Novelfreak! Berharap ada yg berbaek ati minjemin buku itu ke gue! Hehehe, resensi yang mantep! ;-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. noverfreak?? am i?? hahhah..
      hobi baca mungkin yah. g freak amat.

      Delete
  18. Replies
    1. setelah 8 tahun after supernova "petir", dan sethun after "madre" tepatnya, dee is back. :p

      Delete
  19. Wakakakak...aku juga pecinta dewei lestarii..sayangnyaa, belum sempet beli sekaligus baca novel yang ini..hahahaa..#alasan

    Apalagi kutipan dee yg ini mbak...sukaaaa banget...

    "Jalan kita mungkin berputar, tetapi satu saat, entah kapan, kita pasti punya kesempatan jadi diri kita sendiri.” -Perahu Kertas, Dee

    ReplyDelete
    Replies
    1. ih, si nick. dirimu pecinta novel pop buanged dah.

      tp klo dee, dak pop, dak ilmiah, smuanya pasti disisipi quote yg keren.

      Delete
  20. awalx.... za paling anti idolakan seorang wanita... baik itu seorag atlet, pexnyi, penulis atau yg lain2x dah..!!!
    tp abis bca partikelx mba dee...!!!
    wahh.. kok sy brubah fikiran...!!!! terxta ada jg prempuan kyak mba dee... hehehe..!!!
    follback yh.. salam knal.. dri makassar...!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. hei, bukankah tdk peduli gender, ideologi, sara sekalipun klo mmg menginspirasi dan berkompeten, siapapun bisa dikagumi kan? :p

      nikmati sja setiap kekaguman yg ada. #eaaa

      Delete
  21. Mantap.

    Hanya saja saya bingung karena bukan penggemar Dee.

    Tapi saya bisa bilang, reviewnya mantap :)

    Review buku memang bagusnya mencantumkan plus minus buku. Tapi bisa juga tergantung tujuan. Kalo mau membuat orang membeli buku ataukah melarang orang membeli buku, bahasanya dibuat lebih banyak plusnya (bisa jadi minusnya tak terlihat oleh pembuat review atau memang tak ada) ataukah dibuat minus semua :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. klo sy mah. asal pandangan sya dah kelar. itu sudah. hehhe

      Delete
  22. pas googling tentang partikel nemuin blog ini :D
    pas bgt, nih lagi penasaran ama cerita partikel setelah bernostalgia dengan elektra :D
    makasih bgt deh mbak reviewnya.
    keren!
    *sebenarnya saya "terjangkit" virus supernova setelah tahu kalo partikel sangat fenomenal. Dulu saya penasaran bgt kenapa bs sefenomenal itu,,ternyata setelah membaca tiga sekuel awal saya baru paham.. ditambah baca review ini :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. pertama kali baca supernova yang kesatria, putri dan bintang jatuh pas baru masuk kuliah. kesannya langsng, duh buku apa negh? kali pertama bertemu buku dgn begitu banyak refrain ilmiah yg begitu hidup, dan... yap seperti skg. terjangkiti supernova tanpa tedeng aling2.
      dee berbakat sihir kali yah. :)

      Delete
  23. saya belum membaca Partikel, hmmm.... membaca postingan yang asyik ini, saya mendapatkan banyak hal, jadi nggak sabarrrr....

    ReplyDelete
    Replies
    1. tp hati2, bg. kali ajah selera bacanya dak sama. nnti merasa tertipu. hehehhe

      Delete
  24. Kereenn, i will always love supernova..
    Saya suka mpret dan kangen dhimas-ruben tapi yang pasti saya berharap mereka semua bertemu dan menjadi S dalam waktu dekat (gak sabar nunggu gelombang >.<)

    ReplyDelete
    Replies
    1. tosan dah ma vigals88. :) tidak sabar menunggu gelombang dan intelegensia embun pagi.

      Delete
  25. Waaaaa.....Mantap nih Partikel! bahkan menginspirasi dalam gaya menulis! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. banget dah, supernova mmg komplit...plit..plit..

      Delete
  26. bukunya sepertinya menarikkk... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. menarik. ane jamin dah. dan sepertinya seperti genre bacaanmu dah. #semoga

      Delete
  27. Lagi lapeeeeer ni mbak... gak sempat baca. Kirain berkunjung di sini disuguhkan makanan.:-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. lah, makaanan versi bumiaccilong kan tulisan cak ini, di. heheheh..

      Delete
  28. Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
    tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D

    ReplyDelete
  29. keknya lagi dipromoin kemana2 tuh chi sama mbak dee

    ReplyDelete
    Replies
    1. hari ini bagiannya makassar. dan ane dak ke mkassar. duh.. mupenggggg..

      Delete
  30. Itu supernova dibuat seri ya ci. Eh Dewi lestari itu yang mantan istrinya Marcel penyanyi ya? #eh :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyah, sep.
      jawabannya iyah untuk semua pertanyaan. #gemes

      Delete
  31. Terima kasih atas artikelnya.
    o iya selama saya jelajah mencari ilmu dengan blogwalking, menurut saya

    anda memiliki kelebihan tersendiri dari situs-situs lain dan jujur potensi

    anda juga sangat bagus, banyak juga ilmu yang saya pelajari disini jika ada

    waktu saya akan berkunjung lagi.

    ditunggu kunjungan baliknya :D


    #Semoga sehat selalu :D

    ReplyDelete
  32. Sempat liat bukunya di gramed kak -__-"
    Tapi tapi tapi, ah duitnya ngalir ke buku lain.

    "Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu."

    ReplyDelete
    Replies
    1. weis, nabung lgi. biar ngalir ke partikel. hihii

      Delete
  33. book review yg mmbuat saya tertarik untuk membacanya nih :D
    Baru beli buku tweet sadiss bikin meringis, belum sempet beli buku ini :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. tweet sadiss bikin meringis, sepertinya asyik.
      mirip2 punya mbah sudjiwotedjo dak yah?

      Delete
  34. Wah review seperti ini sangat bermanfaat bg saya yg ga suka baca novel. hehe, saya sukanya biografi-biografi itu juga bukan yang tebel-tebel. hehe

    “Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu.”

    nice quote. :)

    event ngeblog: menulis di blog dapet android, ikutan yuk!

    ReplyDelete
    Replies
    1. celoteh doang ini mah. habis baca kan masih hangat2 tuw kepalanya, weis dirangkum ajah. ;)

      tp klo masalh quote, dee mmg keren dah. asyik.

      Delete
  35. saya rindu randomisme saat tiba pada bagian-bagian itu.

    satu lagi pengikut Bieber

    ReplyDelete
    Replies
    1. hadeh, ane dak ngerti pengikut bieber yg cam mana bang.

      Delete
  36. Wah lugas dan elegan reviewnya, sayang sekali saya baru baca SUPERNOVA yang awal saja edisi perdana dengan kertas buram kalaw nda salah. Dari Makasar ya. Salam dari Pontianak. IZin follow ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, makasih apresiasinya. yuhu bg, dr mkassar.
      klo edisi perdananya dah lupa sy, bg. punya sya cetakan yg versi skg smua.

      Delete
  37. postingan yang bagus tentang dewi lestari partikel supernova series

    ReplyDelete
  38. Semua karya Dee emang bagus bangeeet...

    ReplyDelete
  39. Cakep reviewnya ;')

    Aku juga termasuk pengikut supernova. Dan setiap ada yang terbit, terpaksa ulang baca lagi dari buku pertama. Maklum pelupa, padahal jarak antara buku satu dan buku lain lumayan lama juga >'<

    ReplyDelete
    Replies
    1. baca berulang kali tp dak bosan yah. malah serasa tambah cerdas. wkwkkwkk

      Delete
  40. klo manteb, jgn di liat ajah. embat sekalian, boz. :P

    ReplyDelete
  41. saya juga pecinta tulisan dewi lestari. gaya penulisannya begitu khas, unik :) kata-katanya mantap..

    mbak.saya newbie di dunia blog blog gan.mohon sudi kiranya mbak mampir dan menjadi teman saya via blog. terma kasih

    http://akuadalahafri.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. pokok'e sepakat lah yah.. klo dibilang dee penulis cerdas. :P

      Delete
  42. Dee memang kereeeeen banget :)

    Selalu salut dengan hasil karya dia. Setelah 11 tahun terbit, buku pertama supernova baru saya sentuh. Saya tunggu partikel yang saya kira terakhir-sampai lupa cerita sebelumnya-
    Ternyata, masih ada pe er yang mesti ditunggu
    Hahaha...
    Good luck dee..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahha... sabar masih 2.
      mbak dee sepertnya lgi adem ayem menumpuk penasaran pembacanya.
      mugi2 yg 2 nanti keren dan keren lagi dah

      Delete
  43. eBooknya dunk ommmmmmmmm.....
    request request.....

    ReplyDelete
  44. walah q blom punya yg partikel ini, 3 buku sebelumnya udah punya yg edisi pertama semua, yg ke 4 ini malah g kebeli, maklum rumah jauh m kota

    ReplyDelete
  45. KSATRIA, PUTRI DAN BINTANG JATUH.. aku juga suka mbak. nah sekarang keluar yang baru kan? #gelombang

    ReplyDelete

Kawan, silahkan tinggalkan jejak,,,