Saturday 20 October 2012

Indra Herlambang, Kicau Kacau

Kicau Kacau "Curahan Hati Penulis Galau" by Indra Herlambang
Judul : Kicau Kacau (Curahan Hati Penulis Galau)
Penulis : Indra Herlambang
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 332 Halaman
(Cetakan Pertama : Februari 2011)

Setelah kemarin-kemarin jatuh hati pada Abraham Samad (Ketua KPK), terkagum-kagum pada Dahlan Iskan (Menteri Negara BUMN), penasaran pada Jokowi aka Joko Widodo (Gubernur DKI), sekarang sepertinya makin kesengsem sama Indra Herlambang. 
What??!! Indra yang selebritis itu?? Loh?!!

Asli, kiri-kanan dak nyambuuuung.. 
Yuhu, sejak membaca buku Kicau Kacau karya Indra Herlambang setahun lalu (telat banget bikin reviewnya), sepertinya saya makin tertarik dengan makhluk yang satu ini. You know why? Karena ia sukses membuat saya terbengong-bengong setelah melahap bukunya. Kicau kacau sudah berhasil meruntuhkan wujud seorang indra yang super cerewet bin kocak di kepala saya menjadi seorang yang benar-benar cerdas, apa adanya. Tapi tenang saja, kicau kacau benar-benar renyah. Sekumpulan artikel ini punya nyawa yang sempurna mematikan rasa bosan. Ngalor ngidul yang cerdas. :)

Ada kesan yang sulit terlupakan saat melahap buku ini. Sangat ringan, kocak, cerewet, pun cerdasnya dapat semua. Seorang indra menyampaikan pendapat dan perasaan tanpa mengikutsertakan kesan menjajah ataupun memvonis orang lain. Selalu berbicara dalam ranah ke-aku-an seorang indra. (Lebay-nya) Seolah-olah ia punya punya nuklir super hebat dalam etalase sederhana yang oleh siapa pun bisa mendekat dan melihat dengan sangat jelas, tapi sekaligus menebar keyakinan bagi siapa saja yang melihat nuklir itu bahwa mereka benar-benar terlindungi dengan aman.

Tagline bukunya "Curahan Hati Penulis Galau", tapi kalau galau yang jenis ini, saya mah excited banget. Pada satu sisi, kesan acuh tak acuhnya sangat kental tapi sebenarnya jauh di dalam hati terselip rasa dan pemikiran yang mendalam. Ada beberapa quotenya yang saya suka, seperti :
  1. Saya sih cukup yakin bahwa manusia dibikin untuk bisa lupa demi kebaikan kita sendiri. Karena ada banyak hal yang lebih baik dilupakan supaya kita bias tetap waras. Lupa menurut saya adalah anugerah terbesar dari sang Maha. Bayangkan kalau kita bisa dan selalu ingat semua hal?
  2. Dalam titik terendah hidup kita, terkadang sedikit kebanggaan bisa jadi satu-satunya alasan buat tetap bertahan”.
  3. Saya yakin manusia ikut dibentuk oleh masa lalu. Dan kehidupan kecil kita akan terbawa. Mengikuti langkah dewasa yang kita ambil dan membayangi keputusan matang yang kita pilih nantinya.
  4. Orang paling beruntung adalah mereka yang sadar bahwa di dunia ini mereka tak punya apa-apa. Karena mereka pasti tak akan pernah kehilangan. (Ini quote favorit saya (mirip quote-nya Soe Hok Gie juga), paling mendasar dan sangat manusiawi.)
Seperti taglinenya -curhatan galau-, Kicau Kacau full opini-opini insidental khas manusia galau.  Kalau biasanya orang kebanyakan sudah terlalu menganggap biasa dunia sekitar (ya iyalah... secara tiap hari yang ditemui itu-itu saja), sampai tiba pada kesimpulan, seolah-olah tidak ada satupun (lagi) yang luar biasa dengan sekitar kita. Tapi indra berbeda, justru sekitar yang membuatnya "galau". Galau yang kocak bin cerdas. Salah satu yang paling saya ingat dari buku ini adalah celoteh Indra tentang kesendirian (sedikit kesal saat sering ditanya orang-orang gegara nonton dan makan sendiri), ia berpendapat begini :
“Kenyataan yang menyebalkan, ternyata bagi banyak orang, kesendirian adalah sebentuk keanehan. Saya cinta keluarga saya, saya cinta keluarga dan teman-teman saya. Tapi saya juga cinta diri saya karenanya menikmati waktu dengan diri sendiri, berteman dengan diri sendiri, berdialog panjang dengan diri sendiri. Buat saya bukan merupakan pilihan, tapi keharusan. Apalagi sebenarnya di ujung hidup ini ada kematian. Sesuatu yang harus benar-benar dijalani sendirian tanpa teman”. 
Atau pas booming-boomingnya iklan anlene, Indra lebih suka menanggapi seperti ini : 
“Mungkin saat ini, pertanyaan yang lebih penting untuk dijawab bukan berapa banyak langkah yang kita buat tahun ini, tapi kemana saja langkah itu akan membawa kita pergi”. 
Belum lagi bab-bab lainnya yang tidak kalah galau bin kocak bin cerdas. Overall, saya suka sekali dengan buku ini. Ringan tapi ada saja bagian-bagian yang sangat menyentil. Belum lagi pemikiran-pemikiran aneh bin ajaib Indra tentang hal-hal di sekitarnya. Sumpah, buku ini sangat tepat bagi mereka yang sedang mencari bacaan ringan. Mungkin ada sedikit kesamaan dengan tulisan-tulisan  Raditya Dika, tapi entah kenapa saya lebih suka buku bang Indra. Bagian yang paling menarik dari manusia adalah bahwa siapapun selalu memiliki sesuatu yang mengejutkan. Dan saya menemukannya dengan sangat utuh dalam buku ini.

Sedikit bonus, suka deh sama quote bang Indra untuk Jokowi yang ini :

Nyolong capture dari twitter bg Indra. :P
Random :
Mungkin akan sulit meng-amin-i tapi saya yakin setiap manusia memiliki kebijaksanaan masing-masing. Dari yang kocak bahkan seorang bejat sekalipun. Yang membedakan, saya, anda, kita atau mereka hanya kadar kebijaksanaan antara satu kepala dengan lainnya.