Sepotong kisah yang entah, pagi tadi..

Sore hari di beranda, dengan segelas kopi dan sedikit cemilan. Damai. Tetapi hanya untuk sejenak. Tetiba mengingat kejadian tadi pagi di kantor. 

Sepasang suami istri datang menghadap pak lurah. Beberapa waktu lalu sang suami pernah ke kantor, meminta dibuatkan surat pengantar nikah, saya sempat mengecek status di kartu keluarga, cerai mati. Tidak langsung di acc, gelagatnya rada aneh, feeling saya ada yang tidak beres. Dan benar saja, setelah bertanya-tanya kepada beberapa tokoh masyarakat di lingkungannya, saya baru tahu kalau ternyata si suami ini sudah pernah menikah lagi tapi secara siri dengan seorang wanita, sebut saja si A. Istri yang datang bersamanya hari ini. Ternyata keperluannya mengurus pengantar beberapa waktu lalu adalah untuk menikah lagi dengan seorang wanita sebut saja si B. 

Hari ini keduanya datang untuk mengkonfirmasi hubungan keduanya. Sedikit berpanjang lebar, akhirnya sang istri sepakat membuat surat pernyataan bahwa ia bersedia merelakan suami menikah lagi dengan B. Sang suami tersenyum, sang istri mengejap-ngejapkan matanya yang mulai memerah. Saya rasa tabungan pelumas matanya akan tumpah. Ini bagian yang tidak saya suka, saya tidak tahan, lalu bergegas ke ruang sebelah melakukan entah apa. 

Tidak lama sang istri menyambangi saya di ruangan sebelah, minta tolong dibuatkan surat pernyataan yang dimaksud. Apesnya, dia curhat, dengan sesegukan. God, bagian ini lebih tidak enak lagi, saya berusaha menanggapi sehalus mungkin, dan tidak terbawa suasana sebisanya. Saya paling tidak tahan mendengar seseorang menangis. Beruntung konsep surat yang dimintanya cepat selesai. 

Obrolan mereka dengan pak lurah masih berlanjut, dan tahulah sekarang ternyata sang suami itu berniat menikah lagi dengan si B tanpa menceraikan istrinya, si A. Kalau itu terjadi, artinya si A tetap berstatus sebagai istri tapi dengan status tidak sah di depan hukum. Sedang si B akan memiliki status resmi sebagai istri sah. Saya mendengar pak lurah terdiam. Lama. Lalu sejurus kemudian beliau memanggil saya, sekedar minta pendapat. Saya hanya bisa mengatakan, mungkin harus konfirmasi dulu dengan pihak si B, apa dia dan keluarganya sudah tahu kalau si suami akan menikahinya tanpa menceraikan si A. Pak lurah mahfum dan meminta berbicara dengan keluarga si B via telpon. Setelah dikonfirmasi kenyataannya, mereka belum tahu. 

Telpon ditutup dan pembicaraan berlanjut, dengan saya disana. Masih. Pak lurah hanya bertanya singkat, jadi bagaimana pak? Lalu dengan enteng si suami berkata, kalau begitu ceraikan saja istri saya ini. Sumpah, dia mengatakannya seolah-olah itu bukan hal yang luar biasa. Si istri hanya menunduk, memainkan kunci motor sembari lagi-lagi mengejap-ngejapkan matanya. Tuhaaaaan.., hati saya yang menyaksikannya bergemuruh tidak karuan, bisa-bisanya semudah itu. Pak lurah? Sama, ia berkali-kali mengejap-ngejapkan matanya seolah mempertahankan tatanan otot wajahnya tetap pada posisinya. 

Saya ke ruang sebelah lagi. Dan sang istri mengekor di belakang saya. Ikut duduk di sebelah saya, curhat lagi pada saya. Tuhan, kuatkan telinga saya. Saya tahu diri belum punya pengalaman sebagai pasangan, dan sadar betul, di depan saya ini seorang ibu yang sudah familiar dengan asam garam berumahtangga, bukan bagian saya untuk sok tahu. Saya hanya bisa berucap, yang kuat bu. Semoga menepuk pundaknya bisa membuat bebannya sedikit ringan. 

Finally, surat pernyataan tadi diganti dengan pernyataan bahwa keduanya benar-benar sudah berpisah sejak november 2013, lengkap dengan materai, saksi dan kolom diketahui pak lurah. Keduanya pun pergi. Lama saya terdiam di depan komputer. Pak lurah yang kebetulan lewat berceloteh, "Ternyata kejadian seperti pagi ini benar-benar ada. Lelaki yang tidak berperasaan itu memang ada. Hati-hati mencari pasangan bu". 

Tidak beberapa lama, ibu-ibu di kantor mulai heboh perihal tadi. Semuanya sama tidak percayanya dengan ekpresi tidak berdosa sang suami tadi. Salah seorang staf di kantor bahkan berkata, kalau sebenarnya si istrilah yang jadi tulang punggung keluarga selama ini.

Lalu...
kalau seperti ini, baiknya bagaimana yah bu? Ah, pertanyaan itu menyelamatkan saya dari sejumlah pertanyaan random yang mulai membentuk peta sendiri di kepala saya. 

Dear my self..
Yah, beberapa orang dikaruniai kisah hidup yang berbeda-beda. Jadi belajarlah untuk menghargai hidupmu. Berhenti merasa engkau sudah melakukan yang lebih baik dari orang lain. Stay strong, evenwhen it feels like everything is falling apart. You never know how strong you are, until being strong is the only choise you have.

Saya hanya berharap satu hal, semoga pasangan hidup saya kelak adalah seorang kawan berbagi yang baik. Amin... 


15 komentar:

  1. Astaga... Semoga saya dijauhkan dari lelaki macam itu. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiiinn.. semoga kita semua dijauhkan dari lelaki jenis itu.

      Delete
  2. aamiin....

    ReplyDelete
  3. Duuh.. dinamika rumah tangga dan manusia dengan peran yang tidak bertanggung jawab.

    ReplyDelete
  4. selalu saja ada orang yang seperti itu ya? kebangetan ya. saya baca cerintanya sambil bayangin mba achi yang jadi ketua RTnya hehe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahhahah.. imajinasi kau tu by.
      kalian kaum lelaki yg kebetulan mampir di mare, jgn cam itu yah. :)

      Delete
  5. Lama saya tidak bertandang ke blog ini, lalu tiba2, air mataku langsung terjatuh.
    Btw, ini cerita benaran?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyah, begitu lah. Kisah nyata.
      Miris kan?

      Delete
  6. mungkin ada benarnya bahwa sebaiknya bila menikah maka pernikahah itu harus tercatat dihadapan ALLAH dan juga tercatat oleh negara..sehingga hal seperti ini bisa terhindari......
    keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)

    ReplyDelete
  7. pedih..sebagai sesama wanita saya bisa merakan apa yang dirasakan ibu itu saat suaminya bersikap demikian, namun semua ada hikmahnya ...bahwa ibu itu akhirnya tahu sifat asli lelaki yang selama ini menemaninya dalam kehidupan....

    ReplyDelete

Kawan, silahkan tinggalkan jejak,,,

 

Friend List

Flickr Images

Blogger Perempuan