Mencumbui Hidup

Mungkin terlalu muluk bila beranggapan hidup itu kumpulan graffiti rasa. Tapi sepertinya memang demikian, datang silih berganti dengan takaran yang sering kali tidak tertebak. Kadang dipenuhi semangat yang meletup-letup, tawa yang tak terbendung, diselingi tangis berlabel haru atau sedih, ada cerita cinta, angan, sebakul obsesi, terselip sepiring pesimis, suka, duka, berbagi… Yah.. hidup benar-benar graffiti rasa yang begitu kompleks. Bahasannya selalu memunculkan sisi melankolis manusia.
Saya berpikir, hidup akan indah ketika engkau dengan ikhlas bermain dengannya. Mengenal sekeliling dan menggeser pemikiran tentang toleransi yang bagi sebagian kita, antara ada dan tiada. “Hidup itu layaknya sekolah kehidupan”. Setiap dari kita akan diuji apakah layak dengan tingkatan hidup selanjutnya, apakah layak mendapat impian, kebahagian dan lainnya. Begitu kata orang kebanyakan. Yang cukup hebat akan mencari dan menemukan cahayanya masing-masing. Sesuatu yang membuatmu lebih bergairah dan hidup bersama adrenalin yang meletup-letup. Dengannya seratoninmu tidak bakal jeblok, semangat akan mengekor di ujung kakimu setiap saat.
Source: google (maaf, gambar kelamaan ngetam di doc, jadinya dak hafal linknya dimana.)
Banyak yang saya tanya, kawan. Bahkan ketika mencemooh pertanyaan saya. Dan yah, banyak yang saya dapat, pun sekedar opini bebas, sebaris atau dua baris kalimat yang terselip di koran atau buku. Niatnya hanya agar bisa berbagi denganmu, pun dengan takaran alakadarnya. Dan kau tahu, formula ajaib yang saya temukan adalah “Hiduplah dengan ikhlas, yah.. ikhlas yang sejatinya tidak mengenal tapi”. Dan sempurna, saya seolah bereinkarnasi menjadi saya yang baru setelahnya (dengan nilai yang lebih positif tentunya). Bahwa hidup memposisikan manusia dengan kotak bersekat yang jelas. Mereka yang memandang bijak, atau yang menganggap hidup sebagai oposisi yang selalu menantang, pun mereka yang bingung antar keduanya. Mereka yang memandang bijak akan berkata “Hidup ikhlas itu formulanya hati”. Seperti kata adenita, 9 matahari, “Biarkan hati menjadi seluas lautan”. Analoginya “Ibarat setitik tinta yang diteteskan pada segelas air, dengan segera air akan menghitam. Berbeda ketika tetetsan tinta itu menjumpai lautan luas. Tinta itu tidak akan berarti apa-apa”. Seperti itu harusnya kita ketika hati mengenal ikhlas. Tidak jatuh terpuruk ketika berpapasan dengan ujian. Hebat bukan??
Pencarian ini makin jauh, dan saya sadar satu hal, bahwa ikhlas = menolkan pesimistis sekaligus meng-genjot cadangan semangat yang kau punya hingga level maksimumnya. Hm, saya tidak ingin berpanjang lebar lebih lama lagi, katamu nanti saya sok pintar. Memang tidak mudah tapi setidaknya kita bisa memulai dengan melakukan hal yang sederhana, “Hiduplah dengan menjadi pusaran energi positif bagi orang lain” (lagi-lagi seperti kata Adenita dan saya sepakat). Scan setiap virus yang berpotensi pikiran negatif, lalu kejar mataharimu. Karena ia hangat di setiap pagi dan setia menunggu, pun ketika malam menyembunyikannya darimu. Sepakat??!

NB: Improvisasi dari buku "9 matahari", Adenita
(Beberapa kutipan disadur dari buku yang sama)

23 komentar:

  1. jadi judulnya,..ikhlas itu tak mengenal "tapi" betulkah demikian????

    ReplyDelete
  2. Ini review sebuah judul buku ya Kak...

    ReplyDelete
  3. seneng baca tulisannya. ^^

    ReplyDelete
  4. Ikhlas dengan hidup ya? Gua setuju
    There are no mistakes in life, only lessons.

    ReplyDelete
  5. suka sama pilihan kata-katanya..
    serasa tertampar dengan kata: "Hiduplah dengan ikhlas, yah.. ikhlas yang sejatinya tidak mengenal tapi"

    ternyata kunci hidup adalah hati yang ikhlas :)

    ReplyDelete
  6. nambahin satu lagi, selainn kata "tapi", kata "seandainya", hiiihiii

    ReplyDelete
  7. hmm...dalam banget..buku 9 matahari ini pernah mau ione beli,tapi....

    ReplyDelete
  8. @yus: good..good.. sya ada temannya dungz.

    @mbak keni: ikhlas itu tak mengenal "tapi" betulkah demikian????
    klo tanya sya, mbak. sya jawab iya. sebab ikhlas tak bersyarat, sedang "tapi" adalah syarat. tapi klo ditanya apa sya berhasil menguasai ilmu ikhlas, jujur belum. ini ilmu yg paling sulit dipelajari. setidaknya sya sedang berusaha mengenalnya dengan baik. :D

    @susie: makasih sus, mari saling mengingatkan. :D

    ReplyDelete
  9. @sofyan: sebenarnya menghampiri review, tp koq sya menulisnya dengan bahasa yg lebih ke saya. HEhehhe.. maklum, seperti biasa.. sya tidak pernah sukses dgn label. yah.. saya menggabungkan isi kepala sya dan nilai2 yg bisa saya ambil dari buku adenita. semacam improvisasi.. :D

    @claude: setuju? lalu.. mari berusaha mewujudkannya. :D

    @irma: yuhu, kalau kepala saya belajar mencernanya, itu satu2 jawabn yg pas, ir. bahwa kunci hidup adalah hati yang ikhlas. bagian yg gampang disadari dan dimengerti tapi sangat sulit diwujudkan. butuh hati seluas samudra sepertinya. :D

    @nyla: pokoknya ikhlas tanpa embel2 apapun dah. heheh..

    @i-one: tapi naon? koq terpotong gitu, wan. heheh.. cari lgi deh. sya bacanya taon 2008 tp mpe skg blum punya bukunya. seklaipun pinjam teman, tp mmg asyik. dak rugi dah.
    #jiaaahhh.. jdi ngiklan. kekekkekekekkk..

    ReplyDelete
  10. waauww... aneka warna hiasi alur algoritma kehidupan
    terik dan sejuk adalah biasa
    semua telah di jelaskan dengan begitu keren !
    kayaknya gak ada kata lain selain MANTABZ

    ReplyDelete
  11. Ikhlass....ketika lisan mengakuimu, aku pikir ia dusta dan ketika engkau tak bersuara, aku mempertanyakanmu

    ReplyDelete
  12. Wow..ngomongin kata ikhlas memang perlu memaknai lebih dalam lagi. Kita mengatakan ikhlas itu seperti apa kayaknya gampang, namun bagian paling sulit adalah bagaimana memaknai arti kata tersebut dan implementasinya dalam kehidupan nyata. Tulisan yang menarik sekali mbak Acci, salam sukses selalu.

    ReplyDelete
  13. Sepakaaaaat...

    ikhlas! jangan pernah merasa terpaksa menjalani hidupmu.

    ReplyDelete
  14. jadi intinya "ikhlas" ya?
    kadang gampang2 susah utk bs mengikhlaskan sesuatu.

    ReplyDelete
  15. waw. tulisannya keren. dan maknanya nyos markonyos. aaa ngefens boleh gak? :D

    ReplyDelete
  16. Life is the game... :)) but i like it..

    ReplyDelete
  17. @sandy: bah.. lebhay lgi dah neh makluk. wkwkkwkw.. sya malah ngerasa, komenmu ntu yg luar biasa. :D

    @ikhlas: aishh.. sya bahkan belum berteman dengannya, sya bru belajar mengenalnya. :D

    @irfan: yup, benar buanged dah, fan. bicara rumus mmg gampang karena baku, tp prakteknya ituloh.. tp setidaknya dngan tahu dan mencoba mngenalnya, qt bisa mendekatinya sedikit demi sdkit. yap, mari belajar menjdi pusaran energi positif bgi orang di sekitar qt. well, makasih...mkasih..

    ReplyDelete
  18. @huda: sippp.. jgn pernah terpaksa menjalani hidupmu. sya setujuuu...

    @penghuni60: yap, ini pelajaran terberat dari hidup. tp saya sungguh tertarik mengenal dan berteman denganya:D

    @pungky: whatzz??? fans?? wkwkwkwkk.. pungky masih waras kan? jgn mau ngefans sma tulisan org "gila" kayak sya. heheheh..

    @laptops: itu artinya anda termasuk slh satu dri orang beruntung di bumi ini. org yg mencintai hidup, dan tentunya tdk lupa memaknai setiap centi kisah. :D

    ReplyDelete
  19. sepakat.. ikhlas formulanya hati...
    seperti kata JIKUSTIK dalam Lagunya 'TETAP PERCAYA'

    ReplyDelete
  20. seandainya itu bisa semudah menuliskannya

    ReplyDelete
  21. review buku 9 matahari ya??

    ReplyDelete
  22. @k' ely: yuhu sizta.. emm.. tp sya dak tau lagu ntu. hehhe..
    #maklum, selera alien. taunya yg aneh bin ajaib. :D

    @tee_Na: hokey, ntar sya meluncur. :D

    @fadli: nah, itu dia tantangannya diks. setidaknya qt memulai untuk mengusahakannya.

    @affie: nge-review 9 matahari versi sya. :)

    ReplyDelete

Kawan, silahkan tinggalkan jejak,,,

 

Friend List

Flickr Images

Blogger Perempuan