Friday 30 March 2012

April MOP: BBM Naik!

Semua pasti tahu headline beberapa hari terakhir, yap perihal BBM naik.

Sebut saja premium, dalam hitung-hitungan Pemerintah, harga Premium sekarang sebesar Rp. 4.500,- ekuivalen dengan harga minyak mentah pada posisi USD 69,50 per barrel. Sedangkan harga minyak mentah dunia ada pada posisi USD 105 per barrel. Karenanya pemerintah mengatakan kerugian sebesar :
= USD (105-69,50) per barrel
= USD 35,5 per barrel

Jumlah tersebut dalam Rupiah setara dengan:
35,5 per barrel x Rp. 9.000,-
= Rp. 319.500,- per barrel

1 Barrel = 159 Liter sehingga :
= (Rp. 319.500,-)/ 159 liter
= Rp. 2.009,43 per liter

Karena konsumsi BBM Indonesia adalah 63 Milyar per Tahun, maka dikatakan bahwa kerugian APBN Indonesia selama setahun adalah:
63 Milyar liter x Rp. 2009,43 ,- = Rp. 126,59 Trilyun per Tahun
(Wow, angka yang super fantastis. Berarti APBN bakal jebol dungz.)

Pertanyaannya : 
Benarkah APBN Indonesia bakal jebol tanpa SUBSIDI??

Mari kita hitung :
(Hitung-hitungan ini sejalan dengan hitungan pak Kwik Kian Gie (silahkan diklik) 
yang dijabarkan sesuai pemahaman saya)

Diketahui:
  • 1 Barrel = 159 Liter
  • 1 USD = Rp. 9.000,-
  • Harga Minyak Dunia = USD 105 per barrel
  • Konsumsi BBM Indonesia = 63 Milyar Liter per tahun atau 396,226 juta barrel per Tahun
  • Biaya LTR (pengeboran, penyulingan dan pengangkutan)= USD 10 barrel atau Rp. 566,- per liter. LTR untuk 63 Milyar liter = Rp. 35,638 Trilyun
Mari hitung-hitung :

BBM di Pemerintah :

BBM di Pertamina :

Asumsi :


Kesimpulannya:
Ada surplus/ kelebihan di kas negara sebesar Rp 97,955 Trilyun, jadi APBN tidak bakal jebol (sekalipun BBM tidak naik)

Lalu siapakah yang benar? Apa benar pemerintah membohongi masyarakat?
Entahlah, saya tidak tahu dan sama sekali tidak mengerti sebenarnya ada apa di belakang semua itu. Tapi yang pasti setahu saya, semampu pemahaman matematis saya, perhitungan seperti punya pak Kwik Kian Gie adalah benar.

Oyah, semalam saya sempat mencatat di note saya (link klik disini), bahwa data SUSENAS 2010 tentang data pengguna BBM Indonesia, sebagai berikut:
65 % dipakai oleh rakyat kelas bawah dan miskin
27 $ dipakai oleh rakyat kelas menengah
6 % dipakai oleh kelas menengah ke atas
2 % dipakai oleh orang kaya

Ada juga data (maaf saya lupa mencatat linknya semalam) yang menyebutkan bahwa
10 % orang kaya menikmati Rp. 5,8 Trilyun dari SUBSIDI BBM
10 % orang miskin hanya menikmati Rp. 500 Milyar dari SUBSIDI BBM

Saya mencoba meng-konversi data kedua (tentang 10% orang kaya dan orang miskin) dengan data pertama (yang 65 %, dst) untuk membuktikan benarkah Subsidi BBM salah sasaran dan ternyata saya menemukan hasil yang hampir sama. Hanya saja saya tidak terlalu yakin dengan hitungan bagian ini, karenanya tidak disertakan. Tapi bukankah secara kuantitas, dari data pertama 92 % pengguna BBM Indonesia adalah kalangan kelas bawah, miskin dan kelas menengah. Apa itu tidak cukup? Ah, entahlah. Menurutmu bagaimana? Sepakatkah BBM naik??

Ada beberapa hal yang saya pikirkan:

  • BBM boleh naik, dengan syarat transportasi kita bagus, dengan sendirinya pertumbuhan kendaraan pribadi bisa ditekan. Tapi kenyataannya, sampai sekarang sektor transportasi kita tetap sembrawut. Saya benar-benar mupeng dengan alat transportasi di negara-negara berkembang sana. Sekalipun harus bayar tapi kenyamanan benar-benar diutamakan.
  • BBM jangan naik, tapi harus ada Undang-undang khusus yang mengatur penggunaan BBM untuk mobil pribadi dan kendaraan dinas. (Motor pribadi tidak usah, toh pengunanya dari kalangan menengah ke bawah). Hm, atau jangan-jangan sudah ada aturan khususnya tapi saya saja yang tidak tahu. (Ah, entahlah)
  • BBM boleh naik tapi Sembako tidak. Yang ini sepertinya tidak mungkin. BBM naik otomatis biaya produksi dan transportasi naik, jadi Sembako pasti naik. Kecuali pemerintah ada kebijakan khusus yang bisa menekan kenaikan harga Sembako hingga berada di batas normal.

Duh, pikiran saya jadi mumet sendiri. 
How about you?
Hm, saya tiba-tiba berharap kenaikan BBM 1 April nanti hanya April MOP. 
Setelah 2 April semuanya akan baik-baik saja dan stabil seperti sediakala. 
Mari berharap. :)

Thursday 29 March 2012

Untuk Cinta yang Tak Terucap..

Dari seorang adik di inbox facebook kepada kakaknya..

Belasan tahun lalu, ketika kamu masih senang dijadikan guling untuk tidurku. Ketika tinggimu begitu berbeda dengan tinggi badanku. Ketika rambut panjang itu tergerai, sangat mirip dengan kagome, ketika kamu harus bertahan dengan dingin yang menganggu,kusaksikan alergi dingin itu menyempurnakan wilayah kita yang memang berpotensi dingin. Tentang cara kita tumbuh yang berbeda, karena kamu lebih tangguh dariku, tentang kesukaan tontonan dan tulisan yang sama, tentang kesukaan pelajaran yang sama.Tentang ketika kita mengikuti lomba puisi yang sama, kita rival. Tentang suaramu yang melengking tak karuan.

Laluu…
Hari dimana aku berseragam putih abu, dan masih memamerkan rambutku. Sementara kamu dengan teman-teman yang tak perlu ditanya, mereka siap kapanpun kamu butuhkan, sementara aku hanya mengandalkan Ibu dan Papa. Hari dimana, aku berlenggang memasuki gerbang sekolah dimana aku akan menghadapai Masa Orientasi Siswa Baru (MOS) dengan bersenandung dan tersenyum lebar layaknya bukan anak baru. Aku tidak pernah khawatir, karena kamu..kakakku adalah ketua OSIS perempuan kedua di sekolah kita. Masa dimana, kusaksikan engkau jadi siswa teladan provinsi, guru penganti di kelas, juara olimpiade, juara KTI, dan segudang prestasi lainnya. Sementara aku, dengan senang hati bertepuk tangan paling keras di depanmu, dan dengan senang hari mempromosikan dirimu depan kelasku, bahwa kamu kakakku.

Kemudian…
Kamu akhirnya meninggalkan aku sendiri. Ketika kamu memutuskan untuk melanjutkan study, di kota kembang sana. Tahukah kamu kak, aku menitikkan airmata ketika tahu kamu akan pergi. Malam itu, di rumah..ketika Papa dan Ibu mengantarmu ke kota kembang. Lalu aku ketakutan ketika mendengar berita simpang siur dari kampusmu yang terkenal ‘sangar’ itu, aku hanya diam mematung ketika menerima telpon darimu dan tiba-tiba harus mati karena pengasuhmu yang katanya kerap mengadakan pengerebekan kamar tiba-tiba menemukan kamu tengah menelpon kami, barang sejenis HP adalah barang yang haram untuk asramamu. Aku kadang ingin menyelipkan surat ketika ibu mengirimkan paket ke asramamu, atau hanya sekedar menanyakan bagaimana suasana sekolah disitu??tahukah kamu kak, sesungguhnya aku sangat ingin bercerita panjang lebar tentang film yang harus kutonton sendiri di rumah, tentang posisi pimpinan redaksi sekolah yang sudah kugenggam, tentang guru-guruku, teman-temanku. Papa dan Ibu, terlalu sibuk untuk mendengar itu semua. Sampai akhirnya kutahu dengan jelas, itu tak mungkin terjadi, karena kamu disana dan aku disini
Lalu…ketika berita tentang kampusmu makin tenar saja, tentang kematian teman sekelasmu Cliff Muntu, tentang pembelajaran senioritas yang kelewat porsi di almamatermu, aku hanya gamang, tak ada kabar darimu. Puncak tangisku, ketika semuanya berujung pada jatuh sakitnya Papa. Papa harus diopname sebulan lebih di rumah sakit, tekanan darahnya melebihi angka 200, 220/160 mmHg. Dan dengan bijak ibu merahasiakannya pada kita, anak-anaknya. Tapi diluar dugaan, aku mendengar dengan tidak sengaja tante menerima telpon dari ibu,tentang keinginan beliau untuk tidak mengabarkan padaku, padamu dan pada kak Ayu. Perjalanan pulang ke kosan, aku linglung, aku tidak tahu harus berkata apa-apa, dan akhirnya perjalananku berujung kecelakaan dan aku harus dirawat di rumah sakit, kejadian yang membuatku tak pernah lagi menyentuh yang namanya ‘motor’. Kepergianmu di kota Bandung, pun melewatkan hari dimana kakek kita meninggal dunia, dan seperti tradisi awal, ibu tak mau kamu mengetahuinya. Tapi dengan sigap kukabarkan lewat sms padamu, entah itu baik atau tidak untukmu, hanya saja aku ingin kamu tahu. Aku bisa merasakan getar suaramu di ujung telpon ketika tangismu pecah, aku makfum dengan segala kesedihanmu, disini aku berduka tapi masih bisa bersandar pada ibu. Sementara kamu, disana sendiri, dengan berita duka yang tak disangka.
Kamu benar-benar berubah. Ketegaranmu semakin terasah, aku jadi iri ketika saban hari kamu pulang untuk liburan fitri, alergi dingin tak lagi ada dalam kamus hidup.

Kemudian…
Akupun berstatus mahasiswa, status yang dari dulu penasaran untuk kucicipi. Warna almamater yang kupilih adalah merah, aku kuliah di Universitas Hasanuddin. Kakak pertama dimutasi tempat kerja, sementara kamu masih di bandung, dan kuputuskan untuk merasakan bagaimana seutuhnya mahasiswa itu, aku nge-kost. Ibu dan Papa melarang, tapi hatiku berkeras saat itu, kau ingin tahu alasanku??karena akupun ingin merasakan mandiri seperti kedua kakakku. Dan akhirnya, karena kamu, akupun berniat untuk menutup aurat. Karena kamu, aku bisa menahan tetes air mata ketika belajar hidup sendiri. Aku belajar untuk mencukupi segala tindak tanduk untuk keperluan sehari-hari. Aku belajar untuk melalui puasaku sendiri tanpa harus dibangunkan sahur, aku belajar untuk tidak merengek meski sahurku hanya nasi putih saja, aku belajar mengatur jadwal sendiri meski kelabakan, aku belajar tidur sendiri, belajar bepergian sendiri, belajar semuanya sendiri, tanpa harus mengandalkanmu, mengandalkan ibu atau papa.

Kepada yang terhormat kakakku…
Kuhadiahkan secangkir senyum untuk sulang kita malam ini
Aku tlah menyelipkan surat di bingkai jendela,
Bukankah malam tlah bersalin dan melahirkan fajar untuk 29 maret??
Akupun tlah mendengar janjinya untuk beberes untuk hari
Sekedar menumbuhkan sisi karang pada pekarangan lautan
Dan mengidahkan pongah terik di pertengahan
Hingga hari menikahi malam lewat ijab di persinggahan senja..

Meski aku tak bisa meminta untuk mendekatkan rumah..
Atau melumpuhkan jarak
Maka…
Cukuplah..darah kita sama, dan terlahir dari rahim yang sama
Karena kamu kakakku….

Maaf…aku mengingatmu, di tanggal kejadiannmu. Maaf tak ada kisah yang terukir untuk hari ini bersama, sebab aku disini kamu disana….

Madness is in the house. :)

Lalu apa yang akan dikatakan sang kakak pada adiknya?
Tidak ada, dia tergugu, terlanjur penuh dengan haru yang membuncah.
hanya mampu menyelip doa dalam shalat malamnya, "Ya.. Rabb... Terima kasih untuk keluarga ini, untuk semua cinta yang tak pernah terucap".
Adikku sayang, tahukah kau? Tegar telah menghampirimu dengan cara yang berbeda. Ah, engkau selalu mampu mengukir haru disini, juga hangat disini...

Thursday 22 March 2012

Ahyar Anwar, Infinitum

Infinitum by Ahyar Anwar

Judul : Infinitum
Penulis : Ahyar Anwar
Penerbit : Ombak
Tebal : 364 Hal

Kalau biasanya sebelum menuliskan book review abal-abal versi accilong, saya selalu menceritakan sedikit sinopsis tentang buku itu sendiri, sepertinya kali ini tidak. Jujur saja, Infinitum kebetulan bukan jenis buku yang biasanya saya lahap. Infinitum berada dalam jajaran beberapa buku yang saya biarkan perawan berbulan-bulan. Saya juga bingung, entah kenapa siang kemarin mendadak menjenguk buku ini dan berjanji menuntaskannya hari ini juga. Yah, setelah hampir 8 bulan ngetam di rak, akhirnya petang kemarin buku ini kelar baca juga.

Tidak banyak yang bisa saya ceritakan, konklusi saya, infinitum benar-benar novel cinta yang lahir dari rahim sastra. 
Loh? Lalu kenapa yang empunya blog tega membiarkannya perawan berbulan-bulan?? 

Hm, yang sedikit lebih mengenal saya mungkin akan menanyakan hal itu. Iyah, saya suka sastra tapi pada porsi yang membuat saya kenyang tanpa merasa "enek". Yah, ini novel cinta dan segala tetek bengek dan romantismenya (maklum saya pembaca novel-novel terjemahan bergenre psikologis, suspense-thriller, kriminal dan sejenisnya). Infinitum bagi saya, kebetulan berada di level "sastra yang terlalu mengenyangkan", terlalu subur dengan personifikasi-personifikasi khas sastra, pagi yang resah, lanskap senja yang murung, hujan yang merintih-rintih, sore yang redup, dsb. Saya kekenyangan. Bukan bermaksud menganggap sebelah mata pada buku ini. Mungkin masalahnya ada pada selera sastra saya yang kebetulan berseberangan atau bisa jadi mental saya yang tidak biasa dengan penuturan sang penulis -Ahyar Anwar- yang terlalu mendayu-dayu, lemah gemulai, penuh romantisme, dan sebagainya. Tapi saya berani jamin, penikmat sastra yang sealiran dengan adik saya si Uty pasti menyukai ini. :)

Oh, iya. Sekalipun saya sedikit "enek" dengan gaya bertuturnya tetapi tetap saja, ada yang sangat unik dari buku ini. Kalau biasanya sudut pandang pengarang/ narator dari awal sampai akhir adalah satu (hanya sebagai aku, kami, dia atau -nya), maka dalam novel ini narator berfungsi sebagai peninjau ganda. Maksud saya, semua dalam sudut pandang "aku" tetapi dengan "aku" dari setiap tokoh yang berbeda. Semacam pola, subjek terakhir dalam satu bab akan menjadi subjek utama pada bab berikutnya. Sangat kreatif, maklum saja penulisnya seorang dosen fakultas sastra.

Bukan hanya itu, terlihat jelas kalau Ahyar Anwar memang penulis yang cerdas. Ia meramu infinitum dengan sentuhan filsafat dan konsep-konsep intelektual yang memukau. Tak jarang, ia dengan begitu gamblang mengutip sejumlah catatan dari novel-novel dan karya-karya agung sekelas Paulo Ceolho, Orhan Pamuk, Nicholas Sparks, Goethe, Shakespeare, Gibran bahkan pemikir-pemikir besar sekelas Arthur Schopenhour, Friederich Nietzche, Albert Camus dll. Seolah-olah infinitum adalah sebuah pintu yang didalamnya penuh dengan pintu-pintu lain yang akan membawa kita ke tempat lain yang lebih jauh. Ahyar anwar bahkan sangat piawai menyelaraskan kisah seperti -Mumtaz Mahal dan Shah jahan, Romeo dan Juliet, Tristan dan Isolde sampai Guineverre dan Lancelot- dengan kisah tokoh-tokoh dalam novelnya. Lalu di beberapa bagian, saya dikejutkan dengan perasaan sedang membaca esai yang sekali lagi diramu dengan sangat "sastra". Benar-benar complicated.

Kenapa infinitum?
Yah, seperti hukum ad infinitum, buku ini berangkat dari ide bahwa segala sesuatu akan menemui perulangan. Ahyar Anwar secara gamblang menuliskan seperti ini:
Manusia tak hanya bergerak dari satu waktu ke wakutu yang lain, tetapi dari satu kisah menuju kisah yang lain. Tetapi tidak semua kisah bergerak meninggalkan waktu, kadang berputar kembali, dan melingkar kembali.
Tidak semua pencarian berjalan ke depan, kadang sebuah pencarian harus berjalan ke belakang, menemukan masa depan pada kisah kenangan. Seperti sebuah musik yang mengalun mencari refrain kenangan. Seperti sebuah lagu yang bisa mengembalikan kita pada seutas kenangan yang berlalu.

Setelah melahap habis 364 halaman Infinitum, kepala saya sepertinya diantar pada sebuah konklusi seperti ini:
Hidup sebenarnya adalah sekumpulan peristiwa yang mengantarkan dari satu pertemuan ke pertemuan lainnya, diselingi beberapa kemungkinan juga kepastian. Sebuah keputusan kecil bisa jadi mengubah takdir hidup ke arah yang benar-benar berbeda. Ada sejumlah kesedihan dan kesepian yang selalu terselip dengan bentuk yang berbeda, berserak di antara pertemuan-pertemuan, perpisahan-perpisahan, dalam kemungkinan bahkan kepastian.

Oyah, ada satu bagian yang sangat membekas di kepala saya. Narasi yang entah berada di halaman berapa, kira-kira seperti ini:
Dunia ini mementaskan fragmen-fragmen tak terduga dari kisah-kisah yang lebih banyak tak terjawabnya.

Benarkah demikian? Mungkin jawabannya iya saat kita memandang dunia secara universal. Tetapi saat kita membicarakan dunia kecil tentang kehidupan kita sendiri sepertinya saya tidak sepakat. Sebab manusia dibekali kemampuan untuk mempertimbangkan segala sesuatunya, memprediksi besar tidaknya resiko dari setiap keputusan, tentu saja dengan batas maksimal kedangkalan pertimbangan masing-masing individu. Setiap keputusan tentu ada akibatnya, entah itu A, B atau lainnya. Jawabannya sudah pasti, masalahnya hanyalah seberapa berani engkau menjalani keputusan dan memaklumi "resiko" yang ada di belakangnya.

Thats all. 
Ah, sepertinya ini bukan book review. Hehehehheh...

Tuesday 13 March 2012

R.I.N.D.U

Menelisik kisah..
pada serasah-serasah waktu yang berserak
selaksa hujan, sesap di balik wangi humus jati

angin bergelung... kisah menggunung..
menghadirkan konstelasi rasa tak terbendung

adalah kamu
se-siapa yang hidup tanpa wujud
memenuhi toples-toples kaca di kepalaku
mulai lusuh, bersama jelaga yang tak pernah letih disulam laba-laba

apakah nelangsa?
haruskah kamu - (se)-siapa yang tak berwujud - turut menguap bersama waktu?

ah, lagi-lagi berkondensasi
datang serupa hujan
mengisi toples-toples kaca di kepalaku (lagi)
rindu merajam

Pict Source: Google, lupa link yang mana.

NB:
Well, thanks to my enemy, sudah membantu memecahkan mood malas saya. Setidaknya percikan idenya, membawa angin segar dan berhasil membuat saya menulis. Sekalipun jenis tulisan tidak jelas, ini lebih bagus daripada stag tanpa ide sama sekali. Bisa-bisa hiatus jadi kebiasaan. Harusnya jadi puisi berantai, maaf sekali, egois memenangkan keinginan menuliskan bagian saya saja. :)

Tuesday 6 March 2012

Memeluk Ingatan (Bagian 2)

6-7 Maret ...
Happy 3rd Anniversary for STPDN/ IPDN Angkatan XVII.

Mendadak rindu sensasi curi-curi waktu tidur siang, bawa makanan ke barak, was-was bawa makanan lain ke Menza, mantul lari siang, koreksi kontingen, ketahuan pakai hp, jaga serambi, dll. Benar-benar kisah yang tak akan pernah pergi. Ah, selalu ada jalan pulang ke rumah, sekalipun jarak tak pernah kompromi.

Nyolong + edit dari Facebook Angk. XVII

adalah ingatan
yang kau simpan dalam toples-toples kaca
menua bersama debu dan jelaga di sudut-sudut kamar
memeluknya bersama foto-foto lusuh bertahun-tahun lalu
tempat kita berkisah tentang manglayang

tentang hari penuh peluh
mengalir bersama tawa dan duka..
memenuhi toples-toples kaca kita (lagi)

adalah ingatan
sebuah koreo hidup, tempat merapal kenangan
menyusun selapis demi selapis konstelasi rasa bernama rindu
berkondensasi, lalu lahir serupa gerimis
di mataku.. matamu.. 

masih disini..
memeluk ingatan
untuk kisah yang tak pernah beranjak

Setiap saat adalah kisah..

Memang benar doktrin senior :
"Indah untuk dikenang, tidak untuk diulang"

Ya iyalah.. siapa juga yang tahan terikat aturan setiap saat. :)
3,5 tahun is enough!

Miss U, Angk. XVII....

(Award) Seven Shadow + Versatile

Dapat award dari adik tingkat jaman ngampus, namanya thiya, katanya blog saya keren. Hoohoho.. #jingkrak-jingkrakan dah mendengarnya, maklum lebay belum almarhum. Ini dia awardnya, "The Versatile Blogger" alias blogger serbaguna alias kaya jenis tulisan.




Hm, itu berarti saya dapat awardnya ini gara-gara postingan saya yang super variatif alias dak jelas juntrungannya. Wkwkwkwkkk.. Whatever dah, yang penting dikasih dan langsung bungkus. Oyah, ini award ber-PR, saya wajib nyetor 7 hal tentang my self. Dak masalah, karena saya orang bae, (^_^) about me-nya saya kasih 10 Things. Check it here (mohon klik). Dan sebelum tambah panjang basa-basinya, this award goes toooo....


#7th


Balik dari hiatus gara-gara bedrest dan tertawan deadline, ehh.. ternyata saya malah dapat award dari kawan. Kebetulan sama, jadi digabungin ja. Awardnya dari Sam Chua dan Mas Insan Robbani. Hitung-hitung another atom freshing nambahin imun baru setelah hilang sekian lama dari dunia perblogan. #lebay.



Si Sam, ngomong gini:
Terima kasih sudah menjerumuskanku ke dunia blogging ini, walaupun saya lebih duluan terjerumus, tetapi dirimu yang mengajak saya untuk terjerumus lebih dalam lagi..


Beh, bahasanya itu loh "terjerumus", kesannya gimanaaa gitu.. padahal saya kan orang bae. Cuma yah... kadang lebaynya over. :D Oyew, maaf sedekah award top komentator dari bang sam dak ikut dicomot. Lagi tahu diri, komen saya kan tidak banyak di rumah beliau dan paling sering juga, saya komen dak jelas. Dari pada rule awardnya berubah gara-gara saya pasang disini, mending jangan deh. Hehehh..

Beda lagi ma Mas Insan, dianya bilang gini :
tidak bosan kukatakan "aku suka tulisanmu achi"
Ckckckkck..., bahasa laknat itu lagi. Padahal saya termasuk tipe manusia yang hidup dalam pikirannya sendiri. Wkwkwkkwkk. But.. well, makasih buat kalian berdua, yang appreciate bener ma kelangsungan hidup bumiaccilong. Well, berhub ini Then, mereka yang berhak atas award ini adalah..

#8th