Aku menyebutnya rumah..

Kuda waktu memang tidak pernah kompromi, terpacu begitu saja, mendatangi dan pergi begitu saja. Tak pernah minta permisi. Dua tahun sudah.. Yah, dua tahun sudah kutanggalkan titel sebagai "mahasiswa" tepatnya praja. Menyelesaikan studi dengan pengorbanan yang sedemikian besar. Bukan tanpa alasan, 3 (tiga) setengah tahun mengenyam pendidikan di kampung orang, harus rela mengorbankan rindu dan kenyamanan-kenyamanan serba praktis yang seharusnya bisa didapat dengan mudah. Makan sesukanya, tidur semaunya, beraktifitas sesukanya... Yah.. aku pensiun dari rutinitas itu selama 3 setengah tahun.
Aturan membuat semua hal-hal praktis menjadi sulit. Bagaimana tidak, makan, tidur dan beraktifitas semua sudah terjadwal dengan sempurna. Bangun jam 4 pagi, erobik (keliling kesatrian, plus paket pembinaan fisik), makan pagi, apel pagi, kuliah/ pelatihan, lari siang, makan siang, apel siang, kuliah lagi.., lari sore, makan malam, wajib belajar/ kerohanian, apel malam, dan akhirnya istrahat. Seharusnya 10 teng, sudah tidak ada aktifitas, tapi itu hanya rumus, justru disitu waktu kasib, waktu yang pas SSB (Strika pakaian, semir sepatu, braso atribut).

Melelahkan.. yah.. pastinya. belum lagi kalau waktu tidur mesti terganggu karena jaga serambi. Ini berarti, sejam dari waktu tidurmu harus dihilangkan untuk menjaga keamanan kompleks barak. Lebih tepatnya, ronda sejam, lengkap dengan setelan Pakaian Dinas Lapangan, sepatu bot dan kopel tentunya. Tidak cukup sampai disitu, setelah sejam, harus bersedia menunggu di portal, menunggu satuan putri dari tingkatan yang sama untuk laporan. Dan sekali lagi, dalam keadaan rapi, dalam barisan. Oughh.. Beruntung kalau dapat jaga 10-11, kesadaran masih full, signal strenght. Coba kebagian jam 1-2 atau 2-3. Hm, itu jam-jam terberat untuk bangun, jaga serambi dan laporan. Dengan terkantuk-kantuk berjalan menuju Posko Manggala Atas untuk laporan keamanan. Syukur kalau prosesi laporan cepat selesi, belum kalau ketemu perwira jaga yang super idealis bin usil, atau jaga posko yang super ayan, maka selamatlah anda. Laporan tidak akan selesai dengan cepat, bisa jadi laporan yang harusnya selesai dalam 5 menit akan molor lebih lama, sejam bisa jadi. Yah, ada-ada saja kesalahan kecil yang jadi masalah. Penghormatan yang tidak pas, suara danton terlalu kecil, tidak tegas, barisan bengkok, omiigoott.. aturan.. oh..aturan.. :D Wajar banyak yang lari.
Aku bahkan tidak menyangka bisa melewatinya. Dan lucunya, aku merindui semuanya. Yah, manusia ladang rasa...dan kepalaku tidak bisa bersih begitu saja dari kenangan. Ia melekat disini, setia menunggu di hipotalamus lalu bertumbuh dengan dahsyat disini...di hati.. Dan lahirlah aku, full partikel rindu. Rasa-rasanya baru kemarin. Mengitari parade, merentas kesatrian, menyetor peluh di sejumlah tempat bahkan manglayang...
Ini hari yang sama dengan kelulusanku dua tahun lalu. Mau tidak mau semuanya berkelebat begitu saja, kejadian - kejadian lucu, kedongkolan-kedongkolan pada senior, cerita-cerita barak, letih... semuanya..
Menunggu apel pelepasan pesiar sambil ngerumpi^^
Lari siang versi Barak Bengkulu Bawah, penuh tawa :D
Dan sekali lagi, aku justru merinduinya dan bahkan menyebut ini rumah. Orang-orang mengatakan "Rumah adalah tempat hatimu berada..", benar begitu kan? Dan hatiku ada di kesatrian (*sebutan untuk kampus), prasasti kenanganku bahkan ada disana, semuanya.. suka duka.. tangis tawa.. sesekali amarah, salah paham.. Yaps, ini rumah paling plural yang kukenal.
Kena hukum PDL berjamaah.. its okay..^^
Semisal kebun, maka ada begitu banyak spesies flora disana, aku bahkan merasa memanen hal-hal "psikologistik" hampir setiap harinya, memanen produk karakter hampir setiap saat. Sungguh, aku belajar banyak disini. Kebiasaan, adat daerah pun kearifan lokal, semuanya disini. Kotak yang begitu jelas, bahkan padu disini. Seakan lupa dengan kulit masing-masing. Kami mengenalnya sebagai korsa. Sesuatu yang indah saat kau benar-benar bisa memahaminya.
Bersama sahabat, kontingen Papua dan Sulut
Sungguh rindu dengan rumah ini, rumah yang penuh dengan cerita. Aku rindu sahabat-sahabatku.. rindu saat-saat harus tidur siang sembunyi-sembunyi, nyuri-nyuri di bawah bed, atau tidur sembunyi-sembunyi di bawah tumpukan pakaian loundry. Yang lebih radikal bahkan rela tidur siang di dalam lemari, dengan resiko sesak nafas. Yah.. terang saja, lemari sempit dan tidak ada celah untuk udara segar. Belum lagi saat bergerilya menyelundupkan makanan ke barak. Yah, makanan dari luar haram disini, tidak boleh ada makanan di barak selain produk MENZA (Tempat Upacara Makan) dan tidak boleh ada makanan selain jam makan (sekali lagi hanya dari MENZA). Hampir tidak masuk akal, tapi toh aku bisa melewatinya. Aku punya formula hebat untuk menghadapi semua kemonotonan itu. "Hidup itu sederhana, tentukan pilihan dan jangan pernah menyesal". Aku membuktikannya, membuat pilihan, terlepas baik atau buruk, berarti harus berani mempertanggungjawabkan semua resiko di belakangnya, jangan pernah menyesali pilihan, dengan begitu hidup terasa sangat berharga (Hm, aku mulai sok tahu^^). Yah.., aku melewatinya dan sekali lagi membuktikan bahwa semua keterbatasan bisa dilawan dengan sebuah tekad. :D Aku bahkan senyum-senyum sendiri mengingat semua itu. Yah.. Indah untuk dikenang..tidak untuk diulang.. Kesatrian selalu menjadi rumah yang ingin dijambangi, tapi tidak lagi sebagai praja.

6 komentar:

  1. rumah tidak sekedar bangunan fisik semata
    rumah adalah dimana hati kita tertau dan merasa nyaman akan hal itu...

    ReplyDelete
  2. Rumah kita....... ada di sini....

    ReplyDelete
  3. baru tw kalo dulunya kak acci itu praja.....salut.....

    ReplyDelete
  4. jadinya bisa tambah disiplin ya disana...moga bisa terbawa seterusnya... :)

    ReplyDelete
  5. mbak acil kulnya di STPDN yah?

    ReplyDelete

Kawan, silahkan tinggalkan jejak,,,

 

Friend List

Flickr Images

Blogger Perempuan