Judul : Kisah 47 Ronin
(Judul Asli : The 47 Ronin Story)
Penulis : John Allyn
Penerjemah : Theresa Dewi
Penerbit : Matahati
Tebal : 311
(Cetakan Pertama : Maret 2007)
Buku lama, tapi kesukaan saya pada buku ini sepertinya belum almarhum. :) Yah, saya pecinta samurai dan tetek bengeknya. Dan seperti itulah, kesukaan sepertinya punya cara sendiri men-stir si pemilik jiwa (baca: saya). Hah, hentikan basa-basi tidak berbobot ini, Let's check it out!
"Kisah 47 Ronin", adalah sebuah fiksi sejarah yang bertutur tentang perjalanan balas dendam Oishi Kuranosuke Yoshitaka dan anggota klan Asano demi membela nama baik tuannya. Dalam sebuah perjamuan yang diadakan oleh Shogun Tsunayoshi, Lord Asano terpaksa mengeluarkan pedangnya dan melukai bahu Lord Kira (seorang pemimpin upacara istana yang terkenal korup) yang menghina kehormatan klannya hanya karena Asano tidak bersedia memberikan upeti (baca: sogokan) pada Kira. Asano dihukum mati dengan melakukan"Seppuku" di hari yang sama dengan insiden itu terjadi (14 Maret 1701) tanpa diketahui pengawal bahkan isterinya.
Sepeninggal tuannya, Klan Asano mendadak menjadi ronin (samurai tak bertuan), kastil Asano disita, istri Lord Asano diasingkan dan para anggota klan harus meninggalkan Ako. Tidak cukup harta untuk hidup, terbagi dalam kelompok-kelompok kecil, terpisah jarak, terlebih berada dibawah undang-undang pelarangan membunuh hewan membuat para ronin Asano semakin sulit, tekad membalaskan dendam dan mengembalikan kehormatan tuannya juga mulai terkikis. Dari sekian jumlah anggota klan, bertahan 47 diantaranya yang dengan kesetiaan dan berpegang teguh pada prinsip samurai akhirnya mampu melaksanakan janji pada arwah Lord Asano. Setelah menunggu hampir 2 tahun lamanya, bersabar dan berhati-hati menyusun rencana dalam intaian mata-mata klan Uesiugi (terkenal sebagai pemanah ulung), akhirnya kehormatan klan Asano dan tuannya pun bisa dipulihkan.
Sebenarnya apa yang saya suka dari kisah-kisah samurai?
Kesetiaan, tentu saja.
Kita mungkin mengenal 8 prinsip samurai "Bushido", yaitu Gi (integritas), Yuu (keberanian), Jin (kemurahan hati), Rei (menghormati), Shin atau Makoto (kejujuran), Meiyo (kehormatan), Chuugo (loyal), Tei (menghormati orang tua), atau 5 kebajikan dalam ajaran Kong Hu Cu (Orang Tionghoa pasti lebih tau ini), tapi bagi samurai, "Kesetiaan" menduduki tingkat yang paling tinggi dibanding kewajiban moral yang lain. Mereka tumbuh dengan prinsip :
Setiap orang tahu bahwa seorang samurai tidak dapat hidup di bawah langit yang sama dengan pembunuh pemimpinnya.
Bahkan seorang samurai yang memilih menjadi mata-mata atau pihak antagonis sekalipun masih memegang prinsip yang sama. Kesetian pertama untuk nama baiknya sebagai samurai, bahkan mantan samurai sekalipun. Ada beberapa bagian dari kisah 47 ronin ini yang sangat memotivasi menurut saya, seolah-olah dengan mengulang-ngulangnya akan membuat formula positif tumbuh sedemikian dahsyat dalam jiwa setiap manusia (#sesi lebay) sebut saja kalimat seperti ini :
- Tidak peduli betapa luar biasa indahnya, para pemburu rusa tidak pernah memandang ke arah pegunungan!
- Bahkan tetes air hujan bisa membuat batu berlubang.
- Tidak penting apa yang dipikirkan orang lain, selama kita yakin pada diri kita bahwa kita benar.
- Kita tidak boleh ragu memilih jalan yang sulit bila memang harus dihadapi, kalau disanalah kewajiban kita, bukan?
- Hidup seseorang terletak pada tugasnya.
Dan diantara semuanya, saya paling suka malam sebelum penyerangan ronin klan Asano pada Kira, ketika Oishi menasehati Chikara, putranya. Oishi berkata seperti ini :
Selalu ada pengorbanan dalam setiap kehidupan. Bahkan orang yang memilih jalan aman juga harus mengorbankan getar pertempuran. intinya, begitu tahu apa yang kau inginkan, kau harus siap berkorban untuk mendapatkannya. Orang yang menyadari ini adalah orang yang beruntung, yaitu mereka yang tahu dan mau berusaha
Hm, sepertinya John Allyn benar-benar berhasil meramu kisah 47 ronin dengan matang hanya dalam 311 halaman. Tidak kalah bagus dengan kisah Hideyoshi dalam Taiko-nya Eiji Yoshikawa (1142 halaman). Kesetiaan, keberanian, bertaggung jawab, semua prinsip-prinsip samurai dan tetek bengeknya ter-cover dengan sangat jelas, benar-benar memanjakan para pecinta kisah samurai.
Sedikit tentang catatan sejarah 47 Ronin.
Kira KĊzuke no Suke Yoshihisa terbunuh dengan sadis di tangan Oishi Kuranosuke Yoshitaka, dalam sekali tebasan pedang. Kepalanya terpenggal, dibungkus dan diikat pada tongkat Mirura (petugas dapur dan urusan sake, pelayan setia Lord Asano)untuk dipersembahkan di hadapan makam Lord Asano Takumi no Kami. Setelah misi selesai, perwakilan ronin Asano melapor dan siap menyerahkan diri pada Shogun. Keempat puluh tujuh ronin mundur ke kuil tempat makam Lord Asano untuk menunggu keputusan shogun untuk mereka.
Dalam sekejap 47 ronin terkenal di Edo sebagai samurai yang setia (gishi), berhasil menuntaskan kewajiban sebagai bentuk kesetiaan pada majikan. Shogun Tokugawa Tsunayoshi dilematis, ia selalu menekankan pentingnya arti kesetiaan di kalangan para perwira, sehingga nyawa para ronin perlu diampuni karena pembunuhan yang dilakukan adalah bentuk kesetiaan samurai terhadap majikan yang telah diperlihatkan oleh Oishi dan kawan-kawannya dengan sangat jelas. Di sisi lain, hukum memandang perbuatan balas dendam adalah kejahatan yang pelakunya harus dihukum mati. Mayoritas masyarakat mengharapkan pengampunan nyawa ronin yang dianggap menjalankan kewajiban sebagai pengikut setia majikan.
Shogun khawatir terjadi pemberontakan karena perlakuan khusus. Untuk sementara Oishi dan para ronin lainnya dititipkan pada beberapa daimyo, sambil menunggu keputusan. Shogun membutuhkan waktu beberapa bulan untuk kemudian menetapkan keputusan, memberikan hukuman untuk mati secara terhormat dengan melakukan seppuku (hukuman yang seharusnya diberikan pada samurai bertuan). 4 Februari 1703, para ronin melaksanakan hukuman seppuku di halaman rumah para daimyo mereka dititipkan.
Pada akhirnya, hanya nama yang akan hidup untuk selamanya.
Para samurai Ako dengan berani menentang UU Shogun dan rela mati demi pemimpinnya, menunjukkan pengabdian pada apa yang mereka anggap sebagai sikap moral tertinggi.
Ke- 47 ronin dimakamkan di Kuil Sengaku, berdekatan dengan makam pemimpin mereka, Lord Asano Takumi no Kami.
|
Makam 47 Ronin, Sumber *) |
Hm.., melahap kisah-kisah samurai selalu membawa saya pada satu kesimpulan:
Pengorbanan bukan terletak pada seberapa banyak yang engkau berikan.
Pengorbanan sejatinya adalah bagaimana engkau menjaga kepercayaan dan kesetiaanmu pada seseorang pun sesuatu.
Dengan begitu, hidup akan terasa sangat terhormat.
#sesi terwaras saya. :)