Anonim maya vs sosial web.

Happy fasting, universe.. Tidak terasa bulan puasa dah lewat sepertiga ajah. Jam segini di kantor tanpa kerjaan biasanya random mampir. Sudah cukup bagus random kali ini ingatnya belum mampir di blog sekian hari. Biasanya waktu bengong begini, jejari cekatan ngecek timeline aplikasi sosmed dari path, twitter, instagram, facebook (oye, fb saya on lagi ^^) dll lancar jaya, khatam semua. Atau kalau tidak, buka buka google dan ketik nama sendiri di tab pencarian google. :)) Pernah melakukannya? Atau bahkan sudah kebiasaan? Kebetulan, saya termasuk yang kedua -kebiasaan-. #lol Seru saja, hanya butuh hitungan sepersekian detik dan monitor sudah merangkum semua rekaman maya atas namamu, bahkan dosa-dosa maya kamu mungkin. 

Siapa sih yang tidak terhubung dengan internet, sekarang ini? Kalau sudah surfing, biasanya sampai tersesat di link-link lain, seperti beberapa waktu lalu, saya sempat wara-wiri di salah satu grup facebook, menemukan dan tertarik dengan salah satu postingan seperti ini:


Salah seorang member grup penasaran dengan hal ini?
"Bisakah menganalisa seseorang dari sosial websitenya?"
Saya sedikit banyak tertarik dengan pendapat Evelyn Szabo bahwa kita bisa menganalisa seseorang dari caranya menulis, termasuk pilihan kata yang digunakan, bagaimana ia menyampaikan tentang sesuatu, seberapa cepat ia terbuka pada seseorang, hal-hal apa yang mereka ingin tahu, penggunaan emoticon, tata bahasanya dll. Kita kadang tidak menyadari bahwa setiap orang punya kebiasaan - kebiasaan tertentu yang unik saat menggunakan sosial media. 

Bagaimana dengan anonim maya? 
Maksud saya, orang baru dari jejaring sosial yang tetiba muncul di kontak ponsel yang kemudian kamu nyaman berkawan, berbagi informasi atau bahkan curhat picisan mungkin. Kadang untuk alasan tertentu orang-orang merasa nyaman saat berbagi kisah dengan orang yang physically tidak berada di sekitarnya sehari-hari. Bisa jadi ini alasan kenapa forum-forum konsultasi atau komunitas via online menjamur. 

Saya sendiri, menyimpan beberapa kontak kawan anonim maya di ponsel, yang sampai saat ini masih bertukar kabar dengan baik. Biasanya mereka ini adalah kawan blog, mereka yang websitenya saya follow, bukan pure dari fb or twitter, kecuali si empunya website juga main jejaring sosial lain. Sejalan dengan pendapat Evelyn, sepertinya website memberikan peluang lebih banyak untuk mengenal seseorang dengan baik. Kenapa?  Bagi saya, menulis serupa monolog, tempatnya mengkomunikasikan sampah-sampah kepala yang kadang sulit mendapat ruang untuk didengarkan dalam keseharian. Dan biasanya monolog itu sisi terjujur dari seseorang.

Melalui tulisan juga, secara tidak langsung pembaca bisa lebih dekat dengan pikiran si penulis. Jadi tahu dan mengerti bagaimana pola pikir si penulis. Bisa jadi perasaan lebih mengenal seseorang, saat tahu cara berpikirnya ini yang melahirkan kompromi dan mengamini lebih aman mengenal dan berkawan dengan anonim dari sosial website ketimbang anonim dari fb, twitter dan sejenisnya. Seberapa akurat? Untuk yang ini, saya tidak berani memberikan besarnya persentasenya. Yang pasti, membuat jaringan pertemanan yang positif seluas - luasnya adalah baik. Thats all, home calling. #eh






14 komentar:

  1. aku juga setuju kalau kita bisa baca karakter leawat gaya bahasa di tulisannya. tapi munkin butuh ilmu tambahan untuk mendelik kepribadian

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya gaya bahasa tulisan sma dengan gaya bertutur sehari-hari atau kalau bukan, itu sama dgn cara dia menyampaikan pendapat. Cara mnyampaikan pndapat ini keknya bagian dri kepribadian deh. Belum riset sih tp imho cak itu. Hehehee..

      Delete
  2. Jadi ingat iklan yang dibuat kantor Bahasa disini, "Bahasa adalah jati dirimu." singkat dan padat sekali^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, ly. Sepokat. Klo lgi bw ke blog2 blogger yg sdh sy knal biasanya kpla otomatis begini: si anu ini biasanya gya bahasanya begini yah, lalu pas ada perubahan mncolok, sy jd kpikiran begini: keknya suasana hti si anu lgi dak stabil tuh, bhasanya beda sma biasanya. Thats all my sotta'. Hahahaaaa..

      Delete
  3. salah satu pesan yang ingin disampaikan melalui tulisan ini, menurut saya, adalah: (oye, fb saya on lagi ^^) .... :))

    ReplyDelete
  4. Gaya penulisan menunjukkan karakter penulis, sepertinya karakter saya sudah terbaca, hehehe.
    Oh iya berarti kita-kita yang saling komen dalam blog termasuk juga ya, belum pernah bertatap muka tapi kayaknya kenal banget karakternya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anonim tuh.
      Blogger biasanya punya ciri khas menulis, sedikit banyak ada kaitan sma karakter. Tp kan bnyak faktor bru bisa nyampe ke kesimpulan final. #Eh.

      Delete
  5. Mana yang lebih bagus untuk menilainya, sebuah tulisan atau sebuah percakapan? ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo dah kenal mmg bagusan via percakapan tp klo anonim maya sy prefer ke tulisannya dah. :DD

      Delete
  6. memang lebih merasa "dekat" dengan teman blogger dibanding teman yang sekadar kenal lewat sosmed. mungkin karena tulisan di blog lebih panjang, jadi lebih bisa terlihat karakternya. sehati-hati apapun dalam menulis, teteup terlihat karakternya, emosinya. iya, ini curhat. aku nulis hati2 kaya apapun tetep ketahuan kalo pengen ngomel :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaaahha.. sepakat sy, mbak milo.
      Benar beud, karakter dan emosi muncul ditulisan, apalagi untuk blogger yg kelola blog personal, keliatan sudah. Blum lgi klo follow nya dah lama dan sering BW-an, pasti ketauan bued tuw smpe borok2nya. Lol

      Delete

Kawan, silahkan tinggalkan jejak,,,

 

Friend List

Flickr Images

Blogger Perempuan