What on earth could be more luxurious than
a sofa, a book and a cup of coffee?
Tempo hari pasang dp cak itu di BBM. Dan tak butuh waktu lama, beberapa kawan yang saya tahu juga menggandrungi buku ikut menimpali. Beberapa menjawab indeed, idem, sepokat atau nyetor jempol. Ada juga yang menimpali dengan chat, "Emang dasar kutu buku luw, nek", atau "Betah juga kebiasaanmu, sizt..", "Kopi oke, yang lain... big no..", "ih, dak sembuh-sembuh ni anak..". Ekspresi yang sama juga datang dari kawan, pas mampir nemenin saya yang lagi ditinggal jaga rumah. Begitu melihat rak buku yang sudah sesak tanpa spasi, langsung berkata, "Ini bukumu semua? Ckckck... nda berubah kamu". One thing, seberdosa itukah mencintai buku? Hahahaaa..
Sebenarnya saya tidak se-maniak di kepala orang-orang. Bagi saya, buku seperti camilan kesayangan yang langka. Sesekali dilahap, dinikmati, bukan untuk dihabiskan sekaligus. Sampai sekarang bahkan ada belasan buku yang baru dibaca sekian halaman tapi tak kunjung dikhatamkan. Januari kemarin ikutan reading challange-nya goodreads, yang katanya mau khatam 30 buku setaun ini. Sampai detik ini alhamdulillah.. baru satu yang kelar. Lol. Alasan klise, tertawan rutinitas. Sok sibuk. Perihal buku, yang penting punya dulu kan yaa.., melahap isinya disesuaikan dengan kesempatan. Thats the rule.
Ada lagi yang menawarkan/ menyarankan membuat buku. Dulu iya, saya bermimpi rak buku saya juga diisi oleh buku-buku dengan nama penulis saya sendiri. Anehnya, makin kesini saya makin realistis dan sedikit perfeksionis. Kalau mau menulis buku, genrenya apa? Buat kumpulan puisi apa nulis novel? Emang bisa? Apa iya, ada yang mau baca? Kepala saya sepertinya mulai tumpul, ngurus blog saja tidak becus, bagaimana dengan yang setingkat lebih tinggi?
Terlalu sering membuat review buku, tanpa sengaja membuat kepala ini ikut memetakan pola-pola ekspektasi pribadi tentang buku yang baik dan berbobot. Percuma saja kalau hanya menjual cerita tanpa hikmah. Kalau cuma menjual drama, di tipi juga banyak. Menarik itu ketika melahap sebuah buku dan engkau merasa lebih cerdas setelahnya. Keinginan punya buku sendiri masih mekar disini, tapi untuk benar-benar mulai mengerjakannya sepertinya butuh waktu men-desain, spesies buku seperti apa yang saya inginkan, butuh riset biar lebih berbobot. (Duhh..bahasanya.. gayee..).
Oh ya, ada jawaban yang menarik dari kawan tentang pertanyaan di awal tadi. Katanya.. "A garden, 2 books and 2 cups of coffee..". Hwaaaahh.. itu jawaban yang benar-benar romantis diterjemahkan kepala saya. Lol.. Antara aku, kamu dan buku. Sepertinya judul postingan kali ini pun gagal koherens dengan isi postingan. Bisa jadi judul kali ini manifestasi inconsious mind yang tiba-tiba menemukan jalan keluar dan lalu lahir prematur. Duuh.. kepala seberkabut jenis ini yang mau nulis buku, lupakan!! Hahaha.. Have a nice day, fellas..
cie.. cie.. yang mulai menulis lagi..
ReplyDeletecepat ketemu ya kak
ReplyDeletesemangat gan
ReplyDeletewah siip, yang semangat sob...
ReplyDeleteKayak judul lagu mas ahmad dani ... hehe
ReplyDelete