Memori purba....

7 Maret 2011...
Tidak terasa dua tahun sudah. Yapz, dua tahun berlalu, menanggalkan atribut sebagai praja (mahasiswi) dan mencoba menjalani peruntungan sebagai abdi masyarakat. Sebisa mungkin memaksimalkan bakti dengan keterbatasan yang ada. Siap tidak siap, harus siap! Ini padang ilmu yang sebenarnya, bukan dari balik meja atau berlembar-lembar buku. Dan saya masih terus belajar.. bohong kalau saya mengatakan ini selalu menyenangkan. Di suatu waktu, manusia pasti akan bertemu suntuk. Usia muda sejatinya dekat dengan bersenang-senang, menikmati hidup. Dan di usia ini, saya sudah punya tanggung jawab yang besar, melayani masyarakat. Kadang terbesit iri, tapi saya kembali berusaha memaknai dan mencerna sedalam mungkin, berusaha membijaksanai sedangkal ilmu yang dimiliki. Ah, saya sedang tidak ingin membicarai ini. Kepala saya sepertinya sedang penuh slide-slide memori dua tahun lalu..
Yah.. 7 Maret 2011.. Masih sangat segar..
Hari-hari menjelang pengukuhan, full sibuk membereskan Laporan Akhir. Cari tanda tangan dosen yang super melelahkan. Syukur kalau dapat dosen penguji yang tinggalnya di kompleks dosen alias sebelah kesatrian (istilah untuk kampus), ngatur jadwalnya bertemunya gampang. Just calling, nanya bisa bertamu, ACC langsung caw. Lah, yang dapat dosen di Jakarta.. Itu berarti biaya plus-plus juga mesti disiapkan. Ongkos jalan yang tak murah dari Bandung ke Jakarta, plus kalau dapat dosen super ribet yang selalu minta ubah ini itu. Omigooottt.. Dan bersyukurlah saya, dari 5 orang dosen penguji, meski 3 diantaranya guru besar, alhamdulillah semuanya gampang bertemu. Meski sibuk dan jam terbang tinggi (benar-benar sibuk coz mesti ngajar di beberapa univ. Yah.. biasalah dosen terbang), mereka pasti bersedia meluangkan waktu. Prof. Wirman yang bahkan domisili di Jakarta, sengaja mengunjungi kampus secara berkala. Beliau memang dosen idola, penampilan yang menarik, wawasan yang luas, kearifan bertutur, plus kesederhanaannya..sempurna membuat saya mengidolakannya. Hehehehehhe.. Ai Loph Yu Pull, Mister. :D
Bukan cuma itu rutinitas menjelang pengukuhan. Selama dua minggu terakhir sebelum pengukuhan, jadwal gladi diperpadat, 2 (dua) kali sehari. Kebayang lelahnya, kami mesti bersiap di DP (Daerah Persiapan) hampir sejam sebelum gladi dimulai. Biasanya, waktu-waktu membosankan itu akan terlewatkan dengan cerita ngalor-ngidul. :D, atau kalau tidak, mencari objek olokan yang menarik (Hm, sepertinya usil berkembang biak dengan pesat di kesatriaan. Parahnya, terbawa sampai sekarang. Bercanda kelewatan. Ckckckck..). Lalu satu hal yang pasti, pengukuhan berarti = perpisahan, dan setiap dari kita pasti tidak ingin melewatkan persahabatan yang begitu indah, alhasil.. setiap detik menjadi ajang jepret yang makbul. Jangan harap, diantara ribuan sahabat, kau bisa berfoto sendiri, pasti akan selalu rame. Hehehe... Cekidot...

Menunggu gladi, cerita ngalor ngidul sambil setor muka ke kamera^^
Di DP pengukuhan, masih sempat ja setor muka, padahal peluit komandan sudah ditiup di parade.
Dan gladipun dimulai. Ini berarti, harus siap berdiri di lapangan parade yang luasnya hampir 3 kali lapangan bola. Menantang matahari, dari jam 8 sampai setengah 12, kadang bahkan sampai jam setengah satu. Lalu lanjut sore hari, selepas ashar hingga hampir Magrib. Ckckckkk.. dan hasilnya... Yah.. tentu saja, muka gosong. Syukurnya sesekali kami diberi waktu 15-20 menit untuk relaksasi. Hehhehe.. ini = the best time to take a pict... again...and again.. :D

Bersama saudara petak, Vina (Ogan Komering Ilir, Sum-Sel), saya, Ima (Sumedang, Jabar)
Saya dan teman-teman Barak Bengkulu Bawah, gosong.. :D
Bukan hanya satuan putri, putrapun pada gila jepret. Hm, tapi sepertinya gambar ini pas berdayakan teman putra untuk foto putri dah. Hehehehhehe...

5 Maret 2009...
Gladi hanya pagi kali ini, sore sudah dipatok untuk evolet (Penanggalan Atribut). Saya berangkat dengan penuh semangat kali ini. Dalam kehidupan praja, evolet ini titik baliknya, penanggalan atribut sama artinya penanggalan status praja. Yah, mulai detik evolet, kami bukan Wasana Wanita Praja Angkatan XVII lagi, tapi Purna Praja Angkatan XVII.
Gerimis kala itu. Bahkan langit Manglayangpun meng-gerimis melepas kami. Yah, mungkin orang-orang akan mengatakan sangat mendramatisir. Tapi sekali lagi, kadang ada jeda waktu yang membuat manusia benar-benar merasa alampun sedang bersamanya. Dan itu yang terjadi, aku bahkan mewek setengah mati. Yah, rasanya sedih saja... dan sesak itu melahirkan bulir-bulir bening disini. Menganak sungai di pipiku.. :D

Pelepasan atribut, saya meminta K' Ely yang melepasnya. Goodbye...muts... kewiraan..dek... wing...
Akhirnya hanya korpri dan papan nama... :(

Yah, itu atribut yang terlihat biasa. Yang sungguh kuperoleh tidak dengan biasa. Ada ratusan peluh untuk membuat atribut itu resmi menjadi milikku. Orang bilang, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yah, saya tidak membantahnya. Butuh perjuangan, bukan cuma fisik tapi juga mental. dan saya bangga telah memilikinya dengan peluh sendiri.

Hujan.. bukan hanya di parade.. Tapi disini.. di mataku.. Selamat jadi purna, sahabat..

6 Maret 2009..
Ini hari bersejarah.., saya di wisuda. Yah.., akhirnya toga itu bersanding penuh cita di kepala saya sendiri. Hehhehe.. Mom, anakmu benar telah menamatkan studinya sekarang... dengan pencapaian yang membuat sumringah pula. Hehhehe... Sangat memuaskan..

Saya bahkan bersiap begitu pagi dari kosan.. Tidak sabar diwisuda^^
Prosesi selesai..:D
Sidang Senat Terbuka pun dimulai..
Selepas wisuda, take pict with Echi (Sobat BKP dari Sumut) and My Lovely Mom^^

6 Maret 2009, sore
Harusnya tidak ada gladi kali ini. Tapi lembaga terlalu keras untuk menetapkan keputusan, dan akhirnya sekali lagi kami menurut. Tujuh belas oh..tujuh belas.... Awalnya terlihat biasa saja, tapi lambat laun saya mulai curiga. Para fungsionaris mulai sibuk lalu lalang, Biro Umum dari satuan Nindya juga demikian. Saya mencari teman sesama legislatif (DPP:Dewan Perwakilan Praja). Dan yah.. benar saja.. Sore ini ada victory (apel dengan formasi barisan V, biasanya sebagai simbol rangkaian kemenagan) Tidak.. ini tidak boleh!! Victory seharusnya hanya boleh setelah pengukuhan, dengan PDUB bukan PDH. Ah, dimana kesakralan itu?!! Para sahabat seperjuangan mulai tidak mampu menahan tangis, lembaga terlalu otoriter kali ini. Semua keputusan sepihak terdahulu bisa kami maklumi, termasuk memaklumi kehilangan sahabat terbaik kami.. Cliff... Saya kecewa.. Sungguh, sesak ini karena tidak adil. Saya menangis?? Iya.. dan bahkan marah. Kali pertama tidak bisa menahan sesak dan meninggalkan lapangan parade begitu saja, membiarkan rektor berbicara entah apa di depan sana. Sungguh, saya tidak suka. Ini pembohongan massal. Dengan dalih gladi padahal merencanakan victory. Sakit!! Saya pergi dari sana, bersama beberapa sahabat DPP, Biro Umum, Fungsionaris dan mereka yang merasa terbohongi. Sakit...
7 Maret 2009
Dan kekecewaan tidak boleh bersemayam lebih lama di hati siapapun. Saya merasa nyaman setelah menumpahkan semua sesak dan wisata kuliner selepas Maghrib bersama adik-adikku. Dan pagi datang begitu cepat. Jam 7 teng semua sudah bersiap di DP pengukuhan. Yah.. tentu saja.. jepret..jepret.. Hitung-hitung refresing sebelum berdiri di bawah terik mentari selama berjam-jam. :D


Singkatnya.., setelah berdiri dengan posisi siap selama hampir 3 jam belum terhitung menunggunya di DP pengukuhan..alhamdulillah akhirnya prosesi pengukuhan pamong praja muda selesai.. Tawa dan haru tumpah ruah..

Mendadak ingatan terasa begitu segar sejak pertama kali menginjakkan kaki disini. 3 setengah tahun terlewatkan sudah. Dengan suka dan duka yang tidak pernah habis terkenang.. :D

Push Up terakhir kali di parade.. dengan penuh suka.. :D

With My Sister, Phuji Astuty Lipi dan Cica..
Dan hiduplah kita dengan memori purba ini.. Terbungkus rapi dalam hati-hati kita.. anak-anak manglayang.. membawa masing-masing ilmu yang telah dititip pada kita.. Untuk negara.. Abdi Praja Dharma Satya.. Nagara Bakhti... Ini bukan akhir tapi awal segalanya.. Untuk manglayang dan jiwa-jiwa yang pernah hidup disana. Mari menghidupkan manglayang kita masing-masing...Besok lusa kita akan tersenyum mengenang segalanya..

8 komentar:

  1. wah lengkap memoriny mbak..... fotonya moment-moment yang tepat untuk diabadikan.... ngomong2 universitas mana tu mbak? seragamnya kayak STPDN.hihihihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. yoha.. STPDN.. whats wrong with the name??
      :D

      Delete
  2. seru banget ya mbak momen2 menjelang klulusan...:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuhu bang, momen kelulusan mmg dak bakal terlupakan.

      Delete
  3. aduh kalo saya yang mengalaminya kayaknya sedih banget untuk pisah dengan temen2 seperjuangan hiks... Apalagi jauh jauh kaya di sumut dan palembang. Hehehe selamat dah semoga bisa menjadi pengayom masarakat..

    ReplyDelete
    Replies
    1. thanks doanya, gan. sudah rumusnya, ada pertmuan, ada perpisahan. cukup belajar ikhlas unt melepas.. tpi koq susah yah? heheheh

      Delete
  4. kangen sangat setiap detik yg terlewati,,,aplg dg teman seperjuangan sebarak, sekelas, sepetak dan sebimbingan selama di jatinangor,,,,,,tdk bs trlukiskan,,,,,

    ReplyDelete
  5. After looking at a few of the blog articles on your site, I really appreciate your
    technique of blogging. I bookmarked it to my bookmark site list and will be checking
    back in the near future. Please check out my web site too and let
    me know your opinion.

    my web site :: hard sell advertising

    ReplyDelete

Kawan, silahkan tinggalkan jejak,,,

 

Friend List

Flickr Images

Blogger Perempuan