"Terbentur..terbentur... terbentur... Terbentuk!! ~Tan Malaka~ |
Konon kabarnya sejak negara api menyerang, kamar mandi adalah tempat paling hits untuk bertapa. Kalau katanya, "AB" menemukan ketenangan dengan berlama-lama memandangi air mengalir, maka makhluk berspesies "O" akan melakukan sebaliknya. Secara simultan, kepalanya akan diinvasi badai serupa kabut pikiran yang berdatangan tanpa permisi. Jangan anggap berlebihan bila kamar mandi adalah panggung teaterikal yang penuh drama picisan bagi "O". Serupa tombol enter, di detik air mulai mengguyur kepala, detik itu pula proyektor film di kepala mulai aktif. Sangat disayangkan tidak ada tombol filter tentang apa yang akan diputar kembali, memanggil kenangan begitu saja, datang, hadir, ada, menjadikannya segar bak kemarin sore lalu pergi begitu saja. Orang-orang menyebutnya obsesif kompulsif. Jangan mengira ini sama dengan jatuh cinta berkali-kali pada cerita yang diberikan hidup. Satu waktu ia datang membebaskan tapi di waktu lain ia menjebak, menghimpit hingga sesak nafas.
Kali ini, tempat paling hits untuk bertapa menyuguhkan drama picisan tentang si fulan. Lelaki paruh baya yang tempo hari meledak-ledak di kantor gegara salah mengira saya mempersulit urusannya. Terbentur administrasi, saya mencoret sedikit berkasnya, tepatnya memperbaiki tanggal agar tidak berseberangan dengan tupoksi saya. Mencoba memberi pemahaman tapi si fulan tetap memaksa berkasnya di-acc saja, menuntut agar saya segera membubuhkan tanda tangan. Dagangannya, dirinya kenal dekat dengan "01", bantuan sudah pasti akan ia terima, dengan atau tanpa melewati prosedur. Duhai negeri para bapak-bapak yang terhormat, di tanganmu mental bangsa sedang dipertaruhkan.
Detik itu, punggung saya menegak, ada panas yang merambat perlahan dari tulang belakang menuju ubun-ubun. Dua entitas bersitegang, emosi dan kebijaksanaan bertarung untuk saling memadamkan. Satu sisi berusaha dingin, kepala mengingatkan kalau si fulan adalah anak salah satu tokoh masyarakat yang sangat saya hormati, dia hanya salah memahami. Sisi lain berontak, tidak kompromi dengan mereka yang sok superior. Untuk beberapa saat saya biarkan si fulan dengan drama telepon kiri kanannya. Lama, ia mulai melunak, mungkin di ujung sana ada orang besar yang akhirnya bisa memberi pemahaman padanya. Mungkin harga diri si fulan tercoreng, anak kemarin sore tidak langsung meluluskan urusan yang biasanya lancar bak jalan tol, padahal jimat "orang-nya 01" sangat mumpuni.
Saban hari, ada juga si fulanah. PNS, berpendidikan, khatam asam garam profesi abdi masyarakat. Mencak-mencak gegara keluarganya tidak diluluskan dalam pengusulan baru penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS). Bagaimana tidak, secara finansial dia berkecukupan, rumah besar dan megah sudah jadi bukti yang tidak terbantahkan. Ada lebih banyak kepala-kepala keluarga lain yang lebih berhak disantuni negara dari pada beliau. Lucunya, laporan dari kawan kantor, si fulanah merapal protes kesana-kemari, tidak di depan saya, tidak terima dengan keputusan kami yang terlalu kaku, katanya.
Saya belajar satu hal, berada di lini terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat selalu butuh sesi mengatur "emosi", tentang kebijakan dan kebijaksanaan yang selalu berdampingan. Tentang pekerjaan, saya realistis. Tidak semua orang punya pandangan yang sama atau cara berfikir yang sama. Dua orang mungkin memiliki selera yang sama pada makanan, tapi tidak untuk cara menikmatinya. Ada yang makan sambil bercerita ada juga yang makan dalam khusuk tanpa kata-kata. Saya bersyukur, diberi kesempatan mencicipi makanan yang berbeda, pedas, asam, asin, dengannya saya belajar kapan waktu yang tepat untuk minum air, kapan saatnya mengunyah perlahan dan kapan menelan dengan cepat. Semoga amanah. :)
#hanamasa
Kamar mandi membawa "O" yang ini kemana-mana..
kakak lurah? atau kasi?
ReplyDeleteAbdi masyarakat, diks. :)
Deletebusyet dah hehe
Deletejawabannya diplomatis, udh kayak politisi nih kak hehe
Jiwa anak polpemnya masih kental diks. Hahah
DeleteJangan2 .. Aci camat yah?
DeleteBwahahahaaaa..
DeleteKejauhan bunda. Gda jalan pintas ke sana. Lol.
sekdes? sekcam?
DeleteYa ampun, kalo saya kayaknya tidak sanggup deh menghadapisi fulan(ah)2 seperti mereka itu .... gemazzzzz -_-
ReplyDeleteIya buuun, gemasnya ruuaaaararbiyassyaahh. Tpi balik lgi, sdh resiko jabatan, mau tidak mau pasti bersinggungan dengan hal2 semacam itu. Suwer dah, di kepala yg ini, belajar mahfum itu nda mudah. Heheee
DeleteEndonesiaah... Kak Aci semoga konsisten lah. Katanya gak mudah lho.
ReplyDeleteKudu nyari kanjeng guru yg tepat, biar komplit yee.
Deletehahaha orang kita masih gitu ya ci, mentang2 orang dalam trus keluarganya harus dapet KIS juga :) eh masih inget gak ma aku haha
ReplyDeleteIni mas priyo yg kawan blogger mp kan?
DeleteIni saking jarangnya bw, dah lupa2 ingat sma kawan blog. :))
Yuhu beud, penyakit mental yg satu tuw masih tumbuh subur aee.nda kelar2 endonesaaaa.
gggrrrrrrrrrrr.... mantabzz nek'... semoga ttp istiqomah!
ReplyDeleteLama beud bru mnjejak lgi nek.
Deletesaya kalo mandi biasanya drama yang muncul yang memancing emosi, lalu muncul imajinasi perdebatan sengit diikuti tindakan anarkis.
ReplyDeleteHahhhaaaa, kepala mmg biaa jdi t4 rekontruksi yg pling aman yeh.
DeleteAsal nda praktek aja setelah beres mandi. Hihii
apa sih perbedaan golongan darah a b ab dan o? bagi saya sama saja, pengelompokan darah yah karena buat donor darah, kalau salah donor yah bisa fatal.
ReplyDeleteHahahah.. katanya penelitian jepang sih bedaa..
DeleteKu suka2 tonji baca2ki kecenderungannya.
Ahay..akhirnya saya bisa menemukan jalan ke rumah ini lagi.. #lebay
ReplyDeleteudah gitu aja..cuma mo ngerecokin rumah nenek aje :p
Tumben kompakans ma si bon2, om.
DeleteTan malaka itu pria beda sama benturan wanita dan untungnya dirita bukan "marsinah" yang tak berlabel korpri dan untungnya lagi tidak ada yg hipertensi walau berbeda golongan darah....... Ibu kapitalis....
ReplyDeletewkwkkwkkk...
Deletewhateverlah pak edwin, i know, its u,exactly u
Hallo Kakak abdi negara.. :D
ReplyDeletewhaaaaatttt!!! k budi??? is it u??
Deletelewat tol mana sampe bisa nemu jalan ke rumah nyang ini, kg?
hahhaahahha.. suwer, excited sya, dirimu nemu lgi jalan ke mari. ^^
Selamat Siang Mbak Asriani,
ReplyDeleteSaya sedang blogwalking dan menemukan blog anda.
Saya Soraya dari http://serumah.com.
Saat ini trend berbagi ruangan/roomsharing sangat gencar. Kami berinisiatif untuk membuat situs pencari teman sekamar/roommate agar orang-orang yang ingin menyewa rumah dapat berbagi tempat tinggal dan mengurangi biaya pengeluaran untuk tempat tinggal. Berawal dari ide tersebut, website serumah.com diluncurkan pada awal tahun 2016.
Saat ini saya membutuhkan bantuan anda untuk menuliskan artikel review mengenai serumah.com di situs blog anda. Kami sangat menghargai jika Anda bersedia untuk memberikan review terhadap website kami dan menerbitkannya di blog anda.
Mohon hubungi saya jika ada pertanyaan lebih lanjut. Saya ucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatannya.
Soraya F.
Cataga Ltd.
soraya.serumah@gmail.com
http://serumah.com/