Hukum Hanya Nama?

Nyolong gambar disini

kaki tangan hukum meminta legitimasi
apa setiap subjek hukum bebas menari dan mendiktatori fenomena?
apa setiap satu dari semua
adalah makhluk tanpa batasan konstitusi?!!

apa tidak benar?
lalu kenapa hukum terinjak-injak?
apa tidak ada lagi letupan hebat, yang mampu menyuarakan esensi hukum yang sebenarnya?
apa tidak ada lagi aksi yang bisa meng-cover
bahwa hukum adalah institusi dengan nilai kebenaran yang benar??
ataukah memang inderanya telah mati??
atau negara telah memilih bungkam??
hukum hanya nama??


NB: Maaf, sedang kebagian sesi meng-galau. 
Oya, Insya Allah besok 9 Muharram. Muslim disunnahkan berpuasa pada 10 Muharram (Asyura'), dengan keutamaan diampuni dosa-dosa setahun yang lalu. Dan hadist yang menyatakan berpuasa sehari sebelum atau setelah 10 Muharram adalah lemah dari segi sanadnya. Wallahu Alam...

19 komentar:

  1. berarti gag usah ada nikah di catatan sipil aja ya. cukup dengan nikah siri (hukum agama). bayi yang lahir juga gag usah dibikinin akta lahir. sertifikat2, ijazah juga gag perlu :)

    ReplyDelete
  2. @una: bisa jadi yew. :)

    @syifa: hadeh, ngeri amat. jgn sampe deh, fa. klo sampai yg mendasar gitu juga dah mengerikan, mo dibawa kemana bangsa ini?
    #sesi nasionalis. hohohoo..

    ReplyDelete
  3. rasanya hukum cuma berlaku bagi orang2 kecil, bangsa kita sendiri yg sudah menempatkan hukum bukan pada tempatnya sehingga bangsa kita terjebak pada hukum itu sendiri. Duh muter2 hehe.. Insya Allah hari ini puasa :)

    ReplyDelete
  4. hukum di indonesia sama dengan pelacur di jalanan,soalnya bisa diperjual belikan tergantung berapa harga yang anda tawar kepada mereka
    hakim & jaksa di MA banyak yang pinter sampai dengan lulusan cumlaude tapi jarang yang punya moral cumlaude

    ReplyDelete
  5. Nah kan benar apa yang saya ungkapakan bahasanya terlalu tinggi hehehe,,,

    ReplyDelete
  6. Hukum, sebenarnya di ciptakan untuk siapa ya?
    Btw, ma kasih utk mengingatkan 9 dan 10 Muharam ya.

    ReplyDelete
  7. Karena hukum kita, adalah hukum inlander..

    ReplyDelete
  8. hmmm tapi apakah hukum itu tesirat ?

    ReplyDelete
  9. tak tahu harus berkata apa... layaknya hukum rimba, tetapi mereka yang mengatasnamakan hukum masih berkedok manusia dengan perilaku binatang. maling-maling kecil dihakimi, maling-maling besar dilindungi... di mana nurani bersembunyi??

    ReplyDelete
  10. uang masih terlalu berperan besar di Indonesia mbak, soalnya kalau ditegakkan hukum islam, bakal hilang semua bapak2 dewan di DPR dan di badan negara lainnya hehe.. oh iya kalau sempat Mampir ke blog saya ya sobat ada sebuah tulisan tentang Andai Aku Jadi Anggota DPD RI hehe.

    salam persohiblogan ^_^

    ReplyDelete
  11. semoaga aja puasa hr ini lancar2.., semoga amalam kita di trima oleh-Nya.. Aamiin..

    ReplyDelete
  12. wah, sepertinya protes terhadap pemerintah nih. :))

    ReplyDelete
  13. sebagai org yg prnh mengenyam pendidikan hukum sangat prihatin dgn kondisi tsb..., sangat ironis pelaku hukum yg tau tentang hukum justru melanggar hukum....

    bener2 gilaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....

    ReplyDelete
  14. hukum yang gila apa orangnya yang gila ? No komen.

    ReplyDelete
  15. @yayack: berat unt mengakuinya, tpi kenyataan hampir sllu seperti itu. turut berduka untuk qt, orang2 kecil.

    @andy: saya jadi ingat ketua kpk yg baru. mugi2 si bapak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. setidaknya kasus2 besar di negara kita menemui titik terang.

    @sofyan: jiaaaahhahahahhah... ngeri euy dengar bahasa tingkat tinggi. :) jgn lebay ah. hihii

    @kinanthi: sya susah menjawabnya, kinan.

    ReplyDelete
  16. @bg fahri: sepakat, bg. sepertinya semua hal prosedural termasuk hukum hanya akan berakhir pada wacana dan retorika. walaupun sampai sekg sya belum pernah berhenti bermimpi untuk bangsa qt yg kuat dan maju, yg bersih dan taat hukum. tanpa ada manusia yg kebal hukum. semoga manusia2 wishfull thinking segera almarhum. maluu lahh.. sekian tahun merdeka potret inlander masih saja terpelihara dgn baik. hufftt...

    @kaz: entahlaahh.. di zona tempat sy skg ini, sepertinya sulit mngakui hukum benar2 yg dipertuan agung.

    @sam: kita terlalu banyak mengenal telenovela2 hukum rimba. bahkan sulit membedakan sedang apakah sdang menjadi penonton atau malah objek kejadian. paraaahh!!

    @bg aul: sy sllu berharap, smoga bapak2 yg terhormat sllu menempatkan rakyat sebagai prioritas. ini protes skligus engingat untuk qt smua. smoga tidk mnjadi bagian dri jelaga hukum negeri ini. Amin...

    ReplyDelete
  17. @rohis + asop : amiiinn... alhamdulillah lancarr.. :)

    @yus: pemerintah mmg tempatnya protes, yus. lah, qt org kecil, klo bukan ngadu sama pemerintah, mesti kemana lagi?? hehhehe..

    @insan: bener mas. tp prihatin saja tidak cukup. mari mencoba merubahnya, setidaknya meyakinkan diri bukan bagian dari hal2 bejat seperti itu. ;)

    @robinhut: wihh... lama bener baru mampir di maree.. wkwkkwkwk... padahal saya sendiri jga dah lama dak mampir ke lapak ente.
    bukan hukum yg gila, subjek hukumnya yg gila. ditambah korban yg maunya menang sendiri. mental qt memprihatinkan...

    ReplyDelete

Kawan, silahkan tinggalkan jejak,,,

 

Friend List

Flickr Images

Blogger Perempuan