Belasan tahun lalu, ketika kamu masih senang dijadikan guling untuk tidurku. Ketika tinggimu begitu berbeda dengan tinggi badanku. Ketika rambut panjang itu tergerai, sangat mirip dengan kagome, ketika kamu harus bertahan dengan dingin yang menganggu,kusaksikan alergi dingin itu menyempurnakan wilayah kita yang memang berpotensi dingin. Tentang cara kita tumbuh yang berbeda, karena kamu lebih tangguh dariku, tentang kesukaan tontonan dan tulisan yang sama, tentang kesukaan pelajaran yang sama.Tentang ketika kita mengikuti lomba puisi yang sama, kita rival. Tentang suaramu yang melengking tak karuan.
Laluu…
Hari dimana aku berseragam putih abu, dan masih memamerkan rambutku. Sementara kamu dengan teman-teman yang tak perlu ditanya, mereka siap kapanpun kamu butuhkan, sementara aku hanya mengandalkan Ibu dan Papa. Hari dimana, aku berlenggang memasuki gerbang sekolah dimana aku akan menghadapai Masa Orientasi Siswa Baru (MOS) dengan bersenandung dan tersenyum lebar layaknya bukan anak baru. Aku tidak pernah khawatir, karena kamu..kakakku adalah ketua OSIS perempuan kedua di sekolah kita. Masa dimana, kusaksikan engkau jadi siswa teladan provinsi, guru penganti di kelas, juara olimpiade, juara KTI, dan segudang prestasi lainnya. Sementara aku, dengan senang hati bertepuk tangan paling keras di depanmu, dan dengan senang hari mempromosikan dirimu depan kelasku, bahwa kamu kakakku.
Kemudian…
Kamu akhirnya meninggalkan aku sendiri. Ketika kamu memutuskan untuk melanjutkan study, di kota kembang sana. Tahukah kamu kak, aku menitikkan airmata ketika tahu kamu akan pergi. Malam itu, di rumah..ketika Papa dan Ibu mengantarmu ke kota kembang. Lalu aku ketakutan ketika mendengar berita simpang siur dari kampusmu yang terkenal ‘sangar’ itu, aku hanya diam mematung ketika menerima telpon darimu dan tiba-tiba harus mati karena pengasuhmu yang katanya kerap mengadakan pengerebekan kamar tiba-tiba menemukan kamu tengah menelpon kami, barang sejenis HP adalah barang yang haram untuk asramamu. Aku kadang ingin menyelipkan surat ketika ibu mengirimkan paket ke asramamu, atau hanya sekedar menanyakan bagaimana suasana sekolah disitu??tahukah kamu kak, sesungguhnya aku sangat ingin bercerita panjang lebar tentang film yang harus kutonton sendiri di rumah, tentang posisi pimpinan redaksi sekolah yang sudah kugenggam, tentang guru-guruku, teman-temanku. Papa dan Ibu, terlalu sibuk untuk mendengar itu semua. Sampai akhirnya kutahu dengan jelas, itu tak mungkin terjadi, karena kamu disana dan aku disini
Lalu…ketika berita tentang kampusmu makin tenar saja, tentang kematian teman sekelasmu Cliff Muntu, tentang pembelajaran senioritas yang kelewat porsi di almamatermu, aku hanya gamang, tak ada kabar darimu. Puncak tangisku, ketika semuanya berujung pada jatuh sakitnya Papa. Papa harus diopname sebulan lebih di rumah sakit, tekanan darahnya melebihi angka 200, 220/160 mmHg. Dan dengan bijak ibu merahasiakannya pada kita, anak-anaknya. Tapi diluar dugaan, aku mendengar dengan tidak sengaja tante menerima telpon dari ibu,tentang keinginan beliau untuk tidak mengabarkan padaku, padamu dan pada kak Ayu. Perjalanan pulang ke kosan, aku linglung, aku tidak tahu harus berkata apa-apa, dan akhirnya perjalananku berujung kecelakaan dan aku harus dirawat di rumah sakit, kejadian yang membuatku tak pernah lagi menyentuh yang namanya ‘motor’. Kepergianmu di kota Bandung, pun melewatkan hari dimana kakek kita meninggal dunia, dan seperti tradisi awal, ibu tak mau kamu mengetahuinya. Tapi dengan sigap kukabarkan lewat sms padamu, entah itu baik atau tidak untukmu, hanya saja aku ingin kamu tahu. Aku bisa merasakan getar suaramu di ujung telpon ketika tangismu pecah, aku makfum dengan segala kesedihanmu, disini aku berduka tapi masih bisa bersandar pada ibu. Sementara kamu, disana sendiri, dengan berita duka yang tak disangka.
Kamu benar-benar berubah. Ketegaranmu semakin terasah, aku jadi iri ketika saban hari kamu pulang untuk liburan fitri, alergi dingin tak lagi ada dalam kamus hidup.
Kemudian…
Akupun berstatus mahasiswa, status yang dari dulu penasaran untuk kucicipi. Warna almamater yang kupilih adalah merah, aku kuliah di Universitas Hasanuddin. Kakak pertama dimutasi tempat kerja, sementara kamu masih di bandung, dan kuputuskan untuk merasakan bagaimana seutuhnya mahasiswa itu, aku nge-kost. Ibu dan Papa melarang, tapi hatiku berkeras saat itu, kau ingin tahu alasanku??karena akupun ingin merasakan mandiri seperti kedua kakakku. Dan akhirnya, karena kamu, akupun berniat untuk menutup aurat. Karena kamu, aku bisa menahan tetes air mata ketika belajar hidup sendiri. Aku belajar untuk mencukupi segala tindak tanduk untuk keperluan sehari-hari. Aku belajar untuk melalui puasaku sendiri tanpa harus dibangunkan sahur, aku belajar untuk tidak merengek meski sahurku hanya nasi putih saja, aku belajar mengatur jadwal sendiri meski kelabakan, aku belajar tidur sendiri, belajar bepergian sendiri, belajar semuanya sendiri, tanpa harus mengandalkanmu, mengandalkan ibu atau papa.
Kepada yang terhormat kakakku…
Kuhadiahkan secangkir senyum untuk sulang kita malam ini
Aku tlah menyelipkan surat di bingkai jendela,
Bukankah malam tlah bersalin dan melahirkan fajar untuk 29 maret??
Akupun tlah mendengar janjinya untuk beberes untuk hari
Sekedar menumbuhkan sisi karang pada pekarangan lautan
Dan mengidahkan pongah terik di pertengahan
Hingga hari menikahi malam lewat ijab di persinggahan senja..
Meski aku tak bisa meminta untuk mendekatkan rumah..
Atau melumpuhkan jarak
Maka…
Cukuplah..darah kita sama, dan terlahir dari rahim yang sama
Karena kamu kakakku….
Maaf…aku mengingatmu, di tanggal kejadiannmu. Maaf tak ada kisah yang terukir untuk hari ini bersama, sebab aku disini kamu disana….
Madness is in the house. :) |
Lalu apa yang akan dikatakan sang kakak pada adiknya?
Tidak ada, dia tergugu, terlanjur penuh dengan haru yang membuncah.
hanya mampu menyelip doa dalam shalat malamnya, "Ya.. Rabb... Terima kasih untuk keluarga ini, untuk semua cinta yang tak pernah terucap".
Adikku sayang, tahukah kau? Tegar telah menghampirimu dengan cara yang berbeda. Ah, engkau selalu mampu mengukir haru disini, juga hangat disini...
Co cwiiit.. Kayaknya adekku gak mungkin nulis surat kaya gitu deh.
ReplyDeletesi adeknya romantis yew. sukses sja dia bikin org terharu.
Deletehiks... hanya bisa terharu saya...
ReplyDeletesetelah dari lapak adiknya trus kelapak kakaknya...
dua kakak beradik yg kompak..
duh, jgn sebar2 air mata disini. dak rela euy lapak sya kebanjiran. hihih.
Deletehe eh..sepakat sekali sm kak insan!
Deletejg ngiriiii T.T
hahaha....
yun, dak usah ngiri. ini sesi sayang2an ceritanya.
Deletesesi perang2nya belum.
upss, jangan deh. :)
sayang kakak
Deletesayang adik
sayang semuanyaaa..hahaha :D
Hmm so cuittt,,,aku tau lo Kak siapa yang krim indox itu,,hehe aku pernah chating sma dia juag,,hehe
ReplyDeleteSelamat ulang tahun Kak Acci semoga panjang Umur dan sukses selalu dunia akhirat, salam untuk Kak Uty ya hehe
duh, yg pernah chatting ma yg empunya surat. hohohoho..
Deletemakasih yoo ucapannya. amin...amiiinn...
nnt salamnya sya sampaikan.
met milad kk nya mb uty ,,
ReplyDeletesalam kenal y :)
salut untuk kalian berdua :)
makasih unni...
Deletesalam kenal juga. :)
kapan ya punya ade seperti kamu?
ReplyDeletekuliah di Unhas..keren^^
mau? minta dungs sma Tuhan. :)
Deletemasing2 punya adik ataupun keluarga yg beda2 mas iwan. dak selalu full suka, pasti ada dukanya juga. cuma qt saja yg harus pintar2 mensyukuri.
spapun bisa masuk unhas, asal usaha.
#sesi sok bijak bin sok tau saya nih. :)
Adik siapa, tuh? Bukan adik mbak acci, ya? Huhuhu
ReplyDeletekagak tau, adiknya sapa. hihhi
Deletesurat yang manis ^__^ ini dari adik kamu? mau punya adik yang manis seperti dia :P
ReplyDeletemanis?? duh, si adik bakal besar kepala klo baca ini. hahahhahah..
DeleteWah kakak adik yang romantis... semoga keluarganya selalu disayang Allah ya :)
ReplyDeletesaya dak romantis ah.
Deletesi adiknya mungkin yg romantis. hehehhe
amin yah doanya. untuk kita smua juga.
hiks sangat terharu dengan dua saudara iini..smoga terus kompak yah..smga suatu hari bisa bertemu langsng.....sanah helwah aciiiiiiiiiii
ReplyDeleteamiiinn.. sya juga mupeng bener ketemu sama mbak muti..
Deletepengen ditraktir keliling aceh. maen ke sabang. katanya disana ada kuliner paling mantap se-aceh.
malah ngelantur. hehhe.. makasih ya mbak muti.
rasa haru masih betah dikalbu sehabis meninggalkan lapak sang adik. ternyata di lapak sang kakak haru itu pecah, isak itu tak tertahan... cuma bisa berkata, subhanalloh, Maha Suci Alloh yang telah menciptakan hubungan diantara kalian, semoga Alloh menjaganya hingga kalian dikumpulkan di surga.. barakallohu fiiumrik ka Achi, moga makin sukses dunia akhirat, makin kompak dengan uty
ReplyDeleteastagaaa.. hati2 banjir, ma. hehehe..
Deletejujur saja, adekq mmg paling pintar bahasa2 seperti itu. kalah saya.
makasih ucapannya yah, ma. amin...amin... :)
Kalo aku berantem terus sama adik.. hihi
ReplyDeletesapa yg bilng klo sya dak pernah berantem ma adik, bang fahri? hahhah.. jaman kanak2 malah seriiiiing bener. hihih
Deletehigs. kalo aku baca ini dalam keadaan galau bisa nangis nih mba.. :'(
ReplyDeletehei, jgn nangis. :)
Deletemet milad Aci ^__^ semoga sisa usianya berkah...aamiiin #telat banget yak, hihihihi....
ReplyDeleteKakak-Adik y sama2 romantis ^_=
makasih nee... doanya di amainkan. :)
Deleteromantis? duh, salah kayaknya. sepertinya cuma adiknya yg romantis. hahahahah
Aaaaa.. semoga nanti adiknya Nadya ini bisa seakur adik-kakak di atas ^_^
ReplyDeleteHappy birthday Kakak, moga selalu berkah dalam hidup, amin..
bundaaaa... duh lama tenan kayknya sy kagak mampir di lapak. hehheheh...
Deleteamiiinnnn..
hehehe... gifo ternyata...
ReplyDeletekudah follow #369, siz follow back yaah..!!!
http://arimjie.blogspot.com/2012/04/guest-book.html
kunjungan gan.,.
ReplyDeletebagi" motivasi.,.
kehilangan jadikanlah sebuah pelajaran untuk mu.,.
jangan hanya menyesali apa yang terjadi.,.
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,